Bandung, 2008

     Ada banyak nama yang mungkin tercatat. Ada hati yang berbunga-bunga saat rayu begitu merdu terdengar. Namun pencarian Nuray akan cinta sejati tak pernah benar-benar menemukan. Ia terlalu terbuai hingga kehilangan arti.
     Tak ada seorang kawan yang memahami, ternyata Nuray memiliki perjalanan asmara yang begitu pelik. Bagi Nuray, apa yang terjadi pada dirinya, biarlah menjadi urusannya sendiri. Ia tak mampu membaginya sedikit pun. Karena Nuray seakan hadir dalam dua pribadi yang berbeda.
     Ada yang tak terkendali, saat ia jatuh hati. Dan terkadang hanya kemalangan yang ia dapatkan. Terlalu banyak yang berniat bermain-main. Tetapi entah mengapa, satu sisi Nuray begitu menikmatinya. Namun sisi dirinya yang lain merasa frustasi.
     Jatuh dari satu tangan ke tangan yang lain. Dari pelukan satu ke pelukan yang lain. Nuray membiarkan dirinya kehilangan arah. Alih-alih ingin mendapatkan seseoranyang dapat menyayanginya seperti sang ayah. Nyatanya ia selalu menangis sendiri di tengah malam.

Bandung, 2009

      Lelaki itu Nuray kenal dari sebuah nomor salah sambung. Entahlah, kala itu Nuray yang sedang sendiri tanpa ada yang sedang dekat dengannya, merasa memiliki kawan baru. Lelaki itu begitu baik menurut Nuray. Menjadi teman berbincang yang mengasyikkan.
      Belum genap kenal selama sebulan, Nuray dan lelaki itu menjadi lebih dekat. Mereka sering sekali bertemu di rumah atau di luar rumah. Nuray berpikir ia telah menemukan yang selama ini ia cari.
      Hari berganti hari, bulan bergulir tak terasa hingga hampir satu tahun. Tak disadari oleh Nuray, lelaki itu telah mengubah hidupnya. Nuray seakan menjauh dari keluarganya sendiri, bahkan jadi suka berbohong pada sang ibu. Tetapi Nuray masih menganggap semuanya wajar saja.
      Hingga suatu hari, kejadian mengenaskan itu harus dialami Nuray. Sang lelaki itu hampir saja merenggut harta paling berharga milik Nuray sebagai wanita. Tetapi Allah masih berbaik hati menyelamatkannya. Hingga kejadian tak bermoral itu tidak benar-benar terjadi.
      Dan mulai saat itu, Lelaki itu menghilang bagai ditelan bumi. Nuray merasa telah dicampakkan. Hampir saja ia bertindak bodoh untuk mengakhiri hidupnya. Namun Sisi lain dirinya menyadarkannya. Dan Nuray pun menyesali segala yang telah terjadi.