Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen Indonesia tetapi optimistis memandang prospek perekonomian nasional. Namun optimisme itu terus menipis.

Pada Jumat (4/10/2019), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September berada di 121,8. Masih di atas 100, artinya optimisme konsumen tetap terjaga.

Namun, angka tersebut turun dibandingkan Agustus yang sebesar 123,1 dan menjadi yang terendah sejak Oktober tahun lalu. Ditambah lagi dalam empat bulan beruntun IKK terus turun, yang menandakan keyakinan konsumen perlahan luntur. 


"Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi melemah pada September. Hal ini tercermin dari IKK yang menurun. Melemahnya optimisme konsumen disebabkan oleh penurunan Indeks Kondisi Saat ini (IKE) sebesar -2,8 poin menjadi 107,5," sebut laporan Bank Indonesia (BI).

Pada September, lanjut laporan BI, penurunan IKK terutama terjadi pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-5 juta per bulan dan berusia 29-40 tahun. Secara kuartalan, IKK pada kuartal III-2019 adalah 123,2, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 127,6.

Kemudian, laporan BI menyebut bahwa sub-indeks ketersediaan lapangan kerja pada September menurun dari 91,9 pada Agustus menjadi 98,5 pada September. Penurunan indeks terjadi di hampir seluruh kategori pendidikan responden, tetapi yang paling dalam dialami oleh minimal pasca sarjana.

Persepsi penurunan lapangan pekerjaan juga terjadi di hampir seluruh kategori usia, yang paling dalam terjadi di kelompok 31-40 tahun. Keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama (durable goods) juga menurun. Pada September, sub-indeks pembelian durable goods turun dari 113,9 pada Agustus menjadi 111,7 bulan lalu.

Namun untuk ekspektasi terhadap perekonomian ke depan, konsumen sepertinya masih menyimpan harapan. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada September berada di 136,2, naik dibandingkan Agustus yang sebesar 136.

"Meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama didukung oleh ekspektasi penghasilan yang diterima dan ketersediaan lapangan kerja untuk enam bulan ke depan," tulis laporan BI. 


sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...k-oktober-2018

waduh gawat