- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Cerbung] Pendakian Terakhir - Petualangan Tiga Sahabat
TS
juneldi
[Cerbung] Pendakian Terakhir - Petualangan Tiga Sahabat
Bagian 1 - Joni si Anak Medan
ada di sini
"Apa yang telah menimpamu, Anak muda?"
Joni terkejut setengah mati mendengar suara barusan. Ia menoleh ke belakang mencari arah sumbernya. Seorang kakek dengan rambut dan jenggot yang sudah memutih dengan pandangan kasihan.
"Oh, tidak apa-apa, Kek." Joni berusaha menutupi keadaannya.
"Jangan bohong. Kau tidak bisa menutupi raut ketakutan di wajahmu. Akui saja, kau sudah bertemu dengan mahkluk itu, kan?" Ada seringai kecil tersungging di bibir kakek tua tersebut.
Seketika, Joni terkesiap mendengar ucapan kakek asing itu. Sebelum ia sempat membuka mulutnya bertanya, si kakek lebih dulu bersuara.
"Perkenalkan, namaku Ki Basram Bud. Kau boleh memanggilku Ki Bas," ucap kakek tersebut berjalan ke arah Joni. Rambut panjangnya yang memutih terkibas oleh angin pagi.
Joni bermaksud berdiri untuk menyambut. Namun, Ki Bas melarang ia berdiri.
"Sudah. Duduk saja kamu. Tubuhmu butuh istirahat," ujarnya sambil menepuk pelan bahu pemuda Medan itu.
Ki Bas mengambil posisi duduk berhadapan dengan Joni. Ia memperhatikan pemuda di depannya.
"Siapa namamu, Nak?"
"Joni, Ki."
"Apa kau sendirian melakukan pendakian ini?"
"Bertiga sebenarnya. Tapi dua sahabatku itu ... ," Kerongkongan Joni tercekat. Ia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
"Ki, cepat ceritakan padaku. Makhluk apa sosok misterius itu? Mengapa ia menyerang kami?" Anak Medan itu memberondong Ki Bas dengan pertanyaan.
"Sabar, Jon. Jangan emosi dulu. Nanti pasti kuceritakan semuanya. Sekarang, kita ke pondokku dulu. Aku yakin kamu butuh sarapan," jawab Ki Bas menenangkan.
"Kamu pasti lapar, kan. Ayo, pondokku tidak begitu jauh dari sini." Kakek tua yang sudah lama tinggal sendirian di Gunung Lawu itu mengulurkan tangannya membantu Joni berdiri.
Sumber Canva
Bersama-sama, mereka menyusuri pinggiran hutan menuju kediaman si kakek. Joni tidak punya pilihan, selain ikut. Perutnya sudah berbunyi minta diisi, sejak kemarin. Sementara, ransel stok makanan dipegang oleh Rino. Tertatih-tatih ia mengimbangi langkah gesit Ki Bas.
***
Makanan suguhan Ki Bas dihabiskan Joni dengan lahap. Teh hangat semakin menyempurnakan sarapan paginya. Wajah si anak Medan itu terlihat semakin berdarah.
Sumber Canva
"Ki, sekarang tolong jelaskan tentang sosok misterius itu. Makhluk apa dia sebenarnya?"
"Sosok itu adalah manusia. Setidaknya, mereka masih terlihat seperti kita. Hanya saja ... "
Joni syok terheran mendengar penjelasan Ki Bas dan langsung memotong pembicaraan.
"Apa maksud, Ki Bas? Tidak mungkin mereka itu manusia."
Bersambung
ada di sini
Pendakian Terakhir
Petualangan Tiga Sahabat
By Juneldi
Petualangan Tiga Sahabat
By Juneldi
Indeks Cerbung
Di sini
Di sini
"Apa yang telah menimpamu, Anak muda?"
Joni terkejut setengah mati mendengar suara barusan. Ia menoleh ke belakang mencari arah sumbernya. Seorang kakek dengan rambut dan jenggot yang sudah memutih dengan pandangan kasihan.
"Oh, tidak apa-apa, Kek." Joni berusaha menutupi keadaannya.
"Jangan bohong. Kau tidak bisa menutupi raut ketakutan di wajahmu. Akui saja, kau sudah bertemu dengan mahkluk itu, kan?" Ada seringai kecil tersungging di bibir kakek tua tersebut.
Seketika, Joni terkesiap mendengar ucapan kakek asing itu. Sebelum ia sempat membuka mulutnya bertanya, si kakek lebih dulu bersuara.
"Perkenalkan, namaku Ki Basram Bud. Kau boleh memanggilku Ki Bas," ucap kakek tersebut berjalan ke arah Joni. Rambut panjangnya yang memutih terkibas oleh angin pagi.
Joni bermaksud berdiri untuk menyambut. Namun, Ki Bas melarang ia berdiri.
"Sudah. Duduk saja kamu. Tubuhmu butuh istirahat," ujarnya sambil menepuk pelan bahu pemuda Medan itu.
Ki Bas mengambil posisi duduk berhadapan dengan Joni. Ia memperhatikan pemuda di depannya.
"Siapa namamu, Nak?"
"Joni, Ki."
"Apa kau sendirian melakukan pendakian ini?"
"Bertiga sebenarnya. Tapi dua sahabatku itu ... ," Kerongkongan Joni tercekat. Ia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
"Ki, cepat ceritakan padaku. Makhluk apa sosok misterius itu? Mengapa ia menyerang kami?" Anak Medan itu memberondong Ki Bas dengan pertanyaan.
"Sabar, Jon. Jangan emosi dulu. Nanti pasti kuceritakan semuanya. Sekarang, kita ke pondokku dulu. Aku yakin kamu butuh sarapan," jawab Ki Bas menenangkan.
"Kamu pasti lapar, kan. Ayo, pondokku tidak begitu jauh dari sini." Kakek tua yang sudah lama tinggal sendirian di Gunung Lawu itu mengulurkan tangannya membantu Joni berdiri.
Sumber Canva
Bersama-sama, mereka menyusuri pinggiran hutan menuju kediaman si kakek. Joni tidak punya pilihan, selain ikut. Perutnya sudah berbunyi minta diisi, sejak kemarin. Sementara, ransel stok makanan dipegang oleh Rino. Tertatih-tatih ia mengimbangi langkah gesit Ki Bas.
***
Makanan suguhan Ki Bas dihabiskan Joni dengan lahap. Teh hangat semakin menyempurnakan sarapan paginya. Wajah si anak Medan itu terlihat semakin berdarah.
Sumber Canva
"Ki, sekarang tolong jelaskan tentang sosok misterius itu. Makhluk apa dia sebenarnya?"
"Sosok itu adalah manusia. Setidaknya, mereka masih terlihat seperti kita. Hanya saja ... "
Joni syok terheran mendengar penjelasan Ki Bas dan langsung memotong pembicaraan.
"Apa maksud, Ki Bas? Tidak mungkin mereka itu manusia."
Bersambung
Diubah oleh juneldi 31-10-2019 00:02
agungdar2494 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.4K
55
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan