- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Pamali The Stories #27


TS
diaz420
Pamali The Stories #27

Spoiler for JALAN PINTAS:
Ini adalah kisahku. Sebagai seorang pegawai, menghabiskan waktu di jalanan adalah hal yang lumrah. Tentunya karena dampak macetnya jalanan kota. Biasanya, untuk mempersingkat waktu, orang-orang pada umumnya mencari jalan pintas untuk sampai di tujuan dalam waktu yang singkat. Contohnya sepertiku. Kalaupun jalannya macet, Aku punya jalan pintas sendiri buat bisa sampai lebih cepat ke kantor. Aku biasa lewatin jalan itu baik tiap hari maupun tiap waktu yang berbeda, misalkan kalau Aku masuk shift pagi atau pulang shift malam, Aku lewati jalan itu tiap pagi. Shift sore, sore harinya lewat jalan itu. Atau, kalaupun ada kejadian tak terduga seperti ada yang kecelakaan misalnya, Aku sering lewat jalan pintas itu.
Di jalan itu, ada sebuah warung kopi yang selalu ramai tiap kali Aku melewati jalan itu. Aku pun sering mampir hanya untuk meminum segelas kopi dan menghisap sebungkus rokok. Aku pun sudah sangat akrab dengan Bapak pemilik warung itu. Namanya Pak Arwan. Orangnya ramah, humoris dan mudah sekali akrab dengan orang-orang. Karena sifatnya inilah orang-orang tidak tega untuk berhutang kopi, makanan ataupun rokok di warungnya.
Sampai satu waktu, Aku dalam perjalanan pulang shift sore jam 11 malam. Malam itu, Aku kejebak macet. Memang aneh, masa tengah malam begini jalanan macet? Terakhir kali, Aku mengalami hal yang sama 2 bulan yang lalu. Dan penyebabnya adalah kecelakaan lalu lintas. Aku pun terpaksa harus melalui jalan pintas. Jalanan yang sepi dan gelap menemani perjalananku. Hawa dingin malam itu membuatku ingin segera mendatangi warung kopi Pak Arwan. Segelas kopi panas dan sebungkus rokok sepertinya cukup bagiku untuk menghangatkan tubuh.
Singkatnya, Aku sampai di warung Pak Arwan. Namun, ketika Aku sedang memarkirkan motor, entah kenapa Aku merasa tidak tenang. Warung Pak Arwan buka 24 jam dan selalu ramai dikunjungi. Tapi, kenapa malam itu warung itu sepi sekali? Seakan tak seorangpun pengunjung yang datang ke warung itu.
"Misi? Pak Arwan?", panggilku, tak lama,
"Eh, Hendra, baru pulang nih?", tanya Pak Arwan,
"Hhhh....Iya nih Pak", kataku sambil duduk di bangku panjang, "Biasa Pak!",
"Sip!", Pak Arwan masuk ke dalam warung untuk menyeduh kopi dan mengambil sebungkus rokok. Kemudian, Pak Arwan memberikan pesanan ku. Aku nyalakan korek api dan langsung menghisap rokok,
"Tumben sepi, Pak? Biasanya rame?", tanyaku,
"Ah, bentar lagi juga dateng. Kebetulan situ duluan yang dateng, hehehe...", kami pun berbincang-bincang setelahnya untuk mengusir kesepian. Tak terasa sudah setengah bungkus rokok kuhabiskan. Gelas kopi ku tinggal setengahnya lagi. Dan Aku mulai mengantuk. Kalau sudah begini, biasanya Aku langsung pamit pulang, tapi, Aku sadar kalau Aku tidak akan sanggup memacu motorku dalam keadaan mengantuk berat seperti ini. Aku tempelkan pipiku di meja dan mulai memejamkan mata.
Rasa kantukku sudah terlampau berat, tapi Aku merasa sangat sulit untuk tidur. Aku palingkan wajahku ke kanan dan kiri agar Aku bisa terlelap. Sayang, Aku belum bisa tidur. Tiba-tiba, Aku merasa seperti wajahku disorot oleh cahaya yang sangat terang. Dengan mata dipicingkan, Aku lihat ada seberkas cahaya yang berjalan mendekat dalam kecepatan tinggi. Aku rasa itu adalah cahaya dari lampu mobil. Tapi...
TET-TEEEEEEETTTTTT!!!!!
AHHH!!!!
Refleks, Aku langsung melompat dari bangku. Seketika, kudengar suara mobil menabrak sesuatu di dekatku. Aku benar-benar kaget bukan main...
Mobil itu menabrak warung Pak Arwan...
"Ya Allah...Pak Arwan!!", Aku bergegas membongkar reruntuhan warung. Aku harap Pak Arwan, baik-baik saja....
Sayangnya...
Pak Arwan tak tertolong. Badannya luka-luka dengan kepala yang sudah hancur, tangan dan kakinya patah dan badannya robek. Aku beranikan diri untuk mengangkut jasadnya, tiba-tiba...
GIF
"Dra? Dra bangun!",
"Eh, Mmmpphhh......duh, ketiduran nih Pak Arwan....maaf-maaf...",
"Dah, pulang sono! Besok kerja!",
"Ah, Ehh....i-iya deh Pak. Berapa semuanya?",
"Biasa...", Aku bayar pesananku dan langsung tancap gas ke rumah. Ternyata semua yang kulihat tadi cuma mimpi. Setidaknya, Aku bisa bernafas lega...
Untuk saat itu...
14:20 WIB...
Aku sedang dalam perjalanan ke kantor. Dan Aku masih bekerja di shift sore. Seperti biasa, jalanan macet. Aku belok arah menuju jalan pintas. Aku sengaja memperlambat laju motorku, karena Aku akan pergi ke warung Pak Arwan.
Tapi...kok kenapa ada banyak sekali warga di sekitar warung kopi ya? Aku lihat beberapa orang temanku ikut membantu warga. Aku hampiri salah satu temanku.
"Ton!", panggilku kepada Toni,
"Eh, Ndra? Bantuin Ane nih!", Aku hampiri Toni dengan perasaan bingung dalam benakku,
"Kenapa nih?", Toni mendesah panjang dan bilang,
"Semalem jam 10 ada mobil ugal-ugalan nabrak warung Pak Arwan",
"Hah?! Beneran?!",
"Liat aja sendiri!", Toni benar. Warung Pak Arwan sudah hancur. Ada sebuah mobil yang bagian depannya rusak parah terparkir di samping puing-puing warung,
"Gimana kejadiannya?", Toni mulai menjabarkan semuanya,
"Ada saksinya, Ndra. Itu...Bang Gofar tukang tambal ban depan...", Toni menunjuk ke arah bengkel kecil di depan kami, "Katanya waktu Dia lagi tidur, denger suara rem mobil yang ngepot gitu. Terus, DUAKK!! Kayak ada suara tabrakan. Bang Gofar langsung kebangunin, pas liat ternyata ada mobil nabrak warung. Dia langsung teriak minta tolong ama warga, pas dateng Pak Arwan langsung meninggal di tempat. Kalo si pengemudi mobil, patah kakinya aja. Itupun, Dia bawa mobilnya sambil teler. Dibawa tuh ke kantor Polisi. Semalem mah, baru evakuasi mayat Pak Arwan sama mindahin mobil doang. Nah, kata Bang Gofar dari tadi pagi sampe sekarang, proses olah TKP belum kelar", Aku benar-benar tidak mengerti, kalau kejadiannya jam 10 malam, kenapa Aku masih bisa menikmati kopi dan rokok jam 11 malam kemarin ya?
Di jalan itu, ada sebuah warung kopi yang selalu ramai tiap kali Aku melewati jalan itu. Aku pun sering mampir hanya untuk meminum segelas kopi dan menghisap sebungkus rokok. Aku pun sudah sangat akrab dengan Bapak pemilik warung itu. Namanya Pak Arwan. Orangnya ramah, humoris dan mudah sekali akrab dengan orang-orang. Karena sifatnya inilah orang-orang tidak tega untuk berhutang kopi, makanan ataupun rokok di warungnya.
Sampai satu waktu, Aku dalam perjalanan pulang shift sore jam 11 malam. Malam itu, Aku kejebak macet. Memang aneh, masa tengah malam begini jalanan macet? Terakhir kali, Aku mengalami hal yang sama 2 bulan yang lalu. Dan penyebabnya adalah kecelakaan lalu lintas. Aku pun terpaksa harus melalui jalan pintas. Jalanan yang sepi dan gelap menemani perjalananku. Hawa dingin malam itu membuatku ingin segera mendatangi warung kopi Pak Arwan. Segelas kopi panas dan sebungkus rokok sepertinya cukup bagiku untuk menghangatkan tubuh.
Singkatnya, Aku sampai di warung Pak Arwan. Namun, ketika Aku sedang memarkirkan motor, entah kenapa Aku merasa tidak tenang. Warung Pak Arwan buka 24 jam dan selalu ramai dikunjungi. Tapi, kenapa malam itu warung itu sepi sekali? Seakan tak seorangpun pengunjung yang datang ke warung itu.
"Misi? Pak Arwan?", panggilku, tak lama,
"Eh, Hendra, baru pulang nih?", tanya Pak Arwan,
"Hhhh....Iya nih Pak", kataku sambil duduk di bangku panjang, "Biasa Pak!",
"Sip!", Pak Arwan masuk ke dalam warung untuk menyeduh kopi dan mengambil sebungkus rokok. Kemudian, Pak Arwan memberikan pesanan ku. Aku nyalakan korek api dan langsung menghisap rokok,
"Tumben sepi, Pak? Biasanya rame?", tanyaku,
"Ah, bentar lagi juga dateng. Kebetulan situ duluan yang dateng, hehehe...", kami pun berbincang-bincang setelahnya untuk mengusir kesepian. Tak terasa sudah setengah bungkus rokok kuhabiskan. Gelas kopi ku tinggal setengahnya lagi. Dan Aku mulai mengantuk. Kalau sudah begini, biasanya Aku langsung pamit pulang, tapi, Aku sadar kalau Aku tidak akan sanggup memacu motorku dalam keadaan mengantuk berat seperti ini. Aku tempelkan pipiku di meja dan mulai memejamkan mata.
Rasa kantukku sudah terlampau berat, tapi Aku merasa sangat sulit untuk tidur. Aku palingkan wajahku ke kanan dan kiri agar Aku bisa terlelap. Sayang, Aku belum bisa tidur. Tiba-tiba, Aku merasa seperti wajahku disorot oleh cahaya yang sangat terang. Dengan mata dipicingkan, Aku lihat ada seberkas cahaya yang berjalan mendekat dalam kecepatan tinggi. Aku rasa itu adalah cahaya dari lampu mobil. Tapi...
TET-TEEEEEEETTTTTT!!!!!
AHHH!!!!
Refleks, Aku langsung melompat dari bangku. Seketika, kudengar suara mobil menabrak sesuatu di dekatku. Aku benar-benar kaget bukan main...
Mobil itu menabrak warung Pak Arwan...
"Ya Allah...Pak Arwan!!", Aku bergegas membongkar reruntuhan warung. Aku harap Pak Arwan, baik-baik saja....
Sayangnya...
Pak Arwan tak tertolong. Badannya luka-luka dengan kepala yang sudah hancur, tangan dan kakinya patah dan badannya robek. Aku beranikan diri untuk mengangkut jasadnya, tiba-tiba...
GIF
"Dra? Dra bangun!",
"Eh, Mmmpphhh......duh, ketiduran nih Pak Arwan....maaf-maaf...",
"Dah, pulang sono! Besok kerja!",
"Ah, Ehh....i-iya deh Pak. Berapa semuanya?",
"Biasa...", Aku bayar pesananku dan langsung tancap gas ke rumah. Ternyata semua yang kulihat tadi cuma mimpi. Setidaknya, Aku bisa bernafas lega...
Untuk saat itu...
14:20 WIB...
Aku sedang dalam perjalanan ke kantor. Dan Aku masih bekerja di shift sore. Seperti biasa, jalanan macet. Aku belok arah menuju jalan pintas. Aku sengaja memperlambat laju motorku, karena Aku akan pergi ke warung Pak Arwan.
Tapi...kok kenapa ada banyak sekali warga di sekitar warung kopi ya? Aku lihat beberapa orang temanku ikut membantu warga. Aku hampiri salah satu temanku.
"Ton!", panggilku kepada Toni,
"Eh, Ndra? Bantuin Ane nih!", Aku hampiri Toni dengan perasaan bingung dalam benakku,
"Kenapa nih?", Toni mendesah panjang dan bilang,
"Semalem jam 10 ada mobil ugal-ugalan nabrak warung Pak Arwan",
"Hah?! Beneran?!",
"Liat aja sendiri!", Toni benar. Warung Pak Arwan sudah hancur. Ada sebuah mobil yang bagian depannya rusak parah terparkir di samping puing-puing warung,
"Gimana kejadiannya?", Toni mulai menjabarkan semuanya,
"Ada saksinya, Ndra. Itu...Bang Gofar tukang tambal ban depan...", Toni menunjuk ke arah bengkel kecil di depan kami, "Katanya waktu Dia lagi tidur, denger suara rem mobil yang ngepot gitu. Terus, DUAKK!! Kayak ada suara tabrakan. Bang Gofar langsung kebangunin, pas liat ternyata ada mobil nabrak warung. Dia langsung teriak minta tolong ama warga, pas dateng Pak Arwan langsung meninggal di tempat. Kalo si pengemudi mobil, patah kakinya aja. Itupun, Dia bawa mobilnya sambil teler. Dibawa tuh ke kantor Polisi. Semalem mah, baru evakuasi mayat Pak Arwan sama mindahin mobil doang. Nah, kata Bang Gofar dari tadi pagi sampe sekarang, proses olah TKP belum kelar", Aku benar-benar tidak mengerti, kalau kejadiannya jam 10 malam, kenapa Aku masih bisa menikmati kopi dan rokok jam 11 malam kemarin ya?
Ya, itu tadi cerita buat malam ini. Cerita ini terkait dengan mitos jalanan seputar "Jalan Pintas". Seperti yang kita tahu, jalan pintas biasa kita pakai untuk jalan alternatif agar cepat sampai ke tujuan, biasanya sih biar gak kejebak macet...(atau mungkin menghindari razia...hehehe...). Hampir semua jalan di negara kita ini memiliki mitos maupun urban legend-nya masing-masing. Misal ada hantu yang sering ganggu pengemudi biar kecelakaan, gak ngasih klakson (biasanya 3 kali), dan semacamnya. Tapi, terlepas dari itu, sebagai pengendara kendaraan bermotor, kita harus hati-hati dan selalu mentaati peraturan lalu lintas yang ada.
Sekian dan selamat malam...

0
489
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan