monicameyAvatar border
TS
monicamey
Hantu Pengganggu Yang Tidak Mau Pergi
Sudah hampir dua puluh lima tahun hidupku dipenuhi berbagai warna. Apa lagi jika bukan melihat mereka yang tidak tampak yang selalu menemani hari-hariku. Kisahku ini dimulai ketika berusia dua tahun yang belum diceritakan. Mungkin bagi beberapa orang tua usia dua tahun bertemannya dengan anak yang usianya sama. Namun, beda denganku. Di usia itu teman yang kumiliki seorang gadis muda yang tinggal di lantai atas.

Rumahku dulu berada di Probolinggo, awal mula perkenalan dengannya di ruang tamu saat Mama sedang beberes perabotan. Dasar anak kecil yang masih belum tahu apapun jadinya kuajak gadis kecil itu main di teras. Jika dilihat oleh mata normal, aku bermain dan tertawa sendiri. Mama mengganggap hal itu wajar dilakukan oleh anak sekecil diriku.

"Kenapa tertawa, Hana?" tanya Mama sesekali melihatku di depan.

"Ini Ma. Ada yang ngajak tertawa."

Mama hanya geleng-geleng kepala saja padahal 'dia' lagi mempraktekkan kepalanya yang hampir putus dengan cara digoyang-goyangkan. Kupikir dulu itu hal yang lucu, tetapi lama-lama semakin usiaku bertambah, hal itu malah tidak lucu lagi melainkan mengerikan.

Selang beberapa bulan 'dia' tidak hadir lagi mungkin pergi. Entahlah aku tidak tahu. Setelah kepergiannya baru aku memiliki teman yang lebih tua. Namanya pasti kalian tahu ( kalau yang baca Hana's Indigo ). Mereka wanita dan pria paruh baya. Yang satu berkebaya dan yang satu berkopiah. Mereka yang menjadi teman baik selalu mengajari tentang kebaikan.

Bukan mereka yang ingin kuceritakan lebih lanjut melainkan penampakan yang sering kulihat di mana saja. Aku pernah bertemu 'kakek' di jalan dan tidak sadar jika sebenarnya dia sudah tiada. Berhubung jalannya saat itu tidak dilalui orang banyak jadi aku menyapa.

"Permisi ..."

Karena dia berdiri dan aku mau lewat di depannya otomatis mengucapkan kata itu. Namun, dia tidak merespon apapun jadi kupikir mungkin si kakek lagi sakit dan tidak bisa menjawab. Baru tersadar saat seorang ibu melewati tubuh kakek itu. Kemudian si kakek pergi ( baca : melayang ) melewatiku dan ibu yang tadi. Di tubuhnya yang aku lihat tidak dapat luka atau darah. Mungkin karena faktor usia. Begitulah mereka yang selalu terlihat di jalan layaknya manusia biasa.

*****

Pernah tidak kalian diusilin waktu berada di suatu tempat? Kalau aku, itu sering. Entahlah 'mereka' itu ingin sekali mendekat hanya untuk curhat atau sekedar usil. Saat itu kota Surabaya sedang hujan dengan anginnya yang kenyang. Otomatis cuaca semakin dingin. Namun, ini anehnya ada yang memberi sensasi dingin menggelitik di belakang leher.

"Aish ... jangan mengganggu dong," kesalku saat itu karena sedang sibuk mengetik.

Kalian merasakan aneh dan gelisah jika ada yang menyentuh tanpa ada tangan yang terlihat, bukan? Setelah aku mengomel, tangannya menyingkir dariku, tetapi malah dia berbuat usil. Lampu yang semula terang jadi padam lalu menyala lagi begitu seterusnya sampai sekitar lima menit.

"Lampu ini pasti bermasalah deh," celetuk salah satu rekan kantor.

"Aku panggil OB saja,"lanjutnya sembari menelepon ruang OB.

Saat rekan kerjaku menelepon ada suara tawa mengejek dari seorang wanita. Kulihat sekeliling dia tidak ada wujudnya hanya suara tawa seakan meledek. Kesalnya minta ampun kala itu. Pekerjaan jadi tidak konsentrasi karena dia mengajak 'bermain'.

Cukup lama dia berada di kantor tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Waktu menunjukkan petang dan jam pulang tinggal lima belas menit lagi. Aku tidak memperdulikan "kejahilannya" yang semakin mengganggu.

Sreet...sreet...

Suara sobekan kain, berjalan sambil ngesot dan ketukkan dari luar jendela padahal berada di lantai atas. Mustahil rasanya ada orang naik dan mengetuk. Aku pura-pura membuka jendela tidak ada siapapun.

"Kalian tidak mau pulang?"

Dia mengusir agar tempat ini bisa dijadikan tempat "bermain" bagi mereka yang tidak terlihat di malam hari. Biasanya tempat-tempat yang kosong di malam hari menjadi kesukaan bagi makhluk seperti mereka.

"Ayo, kita pulang, Hana." Rekan kerja mengajakku untuk segera pulang mengingat hujan akan turun sebentar lagi.

Ketika aku yang menutup pintu dan mematikan lampu, dia terlihat sedang duduk di meja. Aku tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Dia melambaikan tangannya seakan senang. Kadang dia datang mengganggu dan beberapa hari hilang entah ke mana. Pokoknya selama dia tidak mencelakai kami yang ada di dalam kantor tidak masalah meski itu menghambat pekerjaanku.

=Bersambung=


Kalian pernah mengalami serupa denganku? Yuk ... share. 😊
adesppkAvatar border
adesppk memberi reputasi
1
427
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan