DistrikNasionalAvatar border
TS
DistrikNasional
Benarkah KPK Mempersulit Investasi?
{thread_title}


Oleh: Frank Wawolangi

Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut, keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa mengganggu investasi mengundang kontroversi. Pernyataan tersebut sebagai penjelasan mengapa Jokowi dan DPR setuju merevisi UU KPK sedangkan RUU KUHP dibatalkan. "Lembaga KPK bisa menghambat upaya investasi. Ini yang tidak dipahami masyarakat," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan ini justru semakin mempertegas posisi pemerintah kepada lembaga-lembaga negara lainnya agar dikondisikan untuk menggenjot investasi, terutama investasi asing demi pembangunan. Namun secara jangka panjang, posisi ini sebenarnya membahayakan industri dalam negeri. Sebut saja KPPU, Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang sebelumnya garang dalam membidik pengusaha yang melakukan praktik monopoli dan usaha tidak sehat, sekarang lebih adem ayem. Padahal taruhannya industri dalam negeri. Sebut saja yang terbaru adalah dugaan kasus predatory price yang dilakukan oleh semen-semen merk China yang membanjiri pasar lokal.



Beberapa nama produk semen investor China seperti Conch Cement dengan merek dagang Conch, juga ada Jui Shin dengan merek dagang semen Garuda, juga ada Semen Hippo, hadir menawarkan harga yang sangat bersaing dengan produk lokal. Semen Hippo misalnya, untuk ukuran 50 Kg hanya dijual Rp47 ribu, dan ukuran 40 kh hanya Rp37 ribuan. Semen Garuda dibanderol dengan harga Rp44.800 untuk ukuran 50 kg, sedangkan 40 kg hanya Rp35.900. Bahkan semen Conch ukuran 40 Kg di toko Bukalapak ada yang dijual hanya Rp34.300 per sak, dan ukuran 50 Kg dipatok Rp42.900 per sak oleh pelapak di Jakarta, harga ini memang belum termasuk ongkos turun barang tapi relatif sangat murah.

Di pelapak yang sama, harga semen lokal macam Tiga Roda ukuran 40 Kg dijual sampai Rp39.800 per sak, bahkan di penjual lainnya yang sama-sama area Jakarta, menjual sampai Rp48 ribu per sak padahal pabriknya dekat dengan Jakarta. Ukuran 50 kg, harganya dijual ada yang sampai Rp54.400 per sak.

Semen Gresik salah satu pemain lokal, juga menjual cukup mahal, ukuran 40 kg dijual Rp 40.400 per sak, dan ukuran 50 kg dibanderol Rp50.500 per sak.

Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan pihaknya bersama dengan federasi Serikat pekerja telah melaporkan dugaan adanya pratik predatory pricing yang dilakukan semen Tiongkok di Indonesia ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Pelaporan dilakukan karena adanya dugaan praktik jual rugi yang menyalahi pasal 20 UU Nomor 5 Tahun 1999," kata Andre Rosiade (8/8/2019).Andre Rosiade mengatakan industri semen dalam negeri saat ini sedang kritis.

Bagaimana tidak, pabrik semen saat ini mengalami over suplay, karena jumlah ketersedian lebih besar daripada jumlah permintaan semen.

Apabila hal ini diteruskan, lama kelamaan produk lokal akan gulung tikar. BUMN Semen Indonesia pun tidak akan mampu bersaing di negeri sendiri. Akhirnya ketika sudah tidak ada lagi kompetitor, semen-semen merk China tersebut mulai mengerek harganya. Lagi-lagi yang dirugikan adalah masyarakat Indonesia sebagai konsumen.

Jangan sampai impor baja dari China karena lebih murah justru memukul industri baja nasional. Yang pasti berdarah adalah Krakatau Steel. Begitu juga dengan Semen Indonesia, akan bernasib sama dengan PT. Krakas. Apabila lembaga-lembaga negara seperti KPPU yang seharusnya berfungsi untuk melindungi industri dalam negeri, demi investasi harus mengorbankan masa depan bangsa ini. Begitu juga dengan KPK, apakah harus tinggal diam apabila praktik korupsi demi investasi dilakukan oleh pejabat negara?

Sumber:

https://nasional.kompas.com/read/201...n-kpk?page=all
0
787
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan