

TS
agityunita
[Di Balik Lima Kisah] Sebuah Nama Sebuah Cerita
![[Di Balik Lima Kisah] Sebuah Nama Sebuah Cerita](https://s.kaskus.id/images/2019/10/01/10685582_20191001084259.jpg)
Quote:
Ternyata menulis dan bisa membuat buku sendiri itu bikin ketagihan. Ya, seperti itulah yang aku rasakan. Setelah bisa menghasilkan buku pertama, Penulis Mimpi.
Ada sudut dalam diri yang merasa tertantang untuk kembali mencoba menerbitkan buku lagi. Saat jalannya pun memang terbuka lebar di depan mata. Maka kali ini aku mengikuti event terbit gratis di salah satu penerbit indie lainnya. Tidak seperti Penulis Mimpi yang awalnya adalah sebuah perlombaan.
Saat tu sebuah penerbit asal Bandung, J-Maestro, tengah menyelenggarakan tantangan menulis 100 puisi untuk langsung diterbitkan secara gratis. Dan aku dengan segala rasa ingin mencoba yang begitu besar, langsung saja mengikuti event tersebut. Selama kurang lebih 30 hari, aku menulis 100 judul puisi.
Quote:
Puisi-puisi yang ada di dalam buku ini aku tulis setiap hari, satu hari satu puisi bahkan lebih. Dan aku mencoba berimajinasi sesuai dengan apa yang sedang terjadi kala itu.
Apa yang aku rasa, apa yang sedang menimpaku saat itu, bahkan apa yang aku lihat pun, bisa aku jadikan ide baru untuk setiap puisi.
Maka Sebuah Nama Sebuah Cerita, aku pikir cocok untuk mewakili dari isi dan segala proses yang telah aku lalui selama menulis.
Buku Kedua yang Berliku
Ya, tidak seperti bukuku yang pertama. Aku merasa buku kedua ini sedikit dihiasi oleh drama. Berawal dari penerbit yang kehilangan salah satu pemimpinnya dan hasil cetak yang awalnya kurang memuaskan.
Tetapi walaupun begtui, Rasa terima kasih tetap kupersembahkan pada J-Maestro. Karena telah menjadi tempat lahirnya buku keduaku, Sebuah Nama Sebuah Cerita.
Tak ada tema khusus yang aku angkat dalam buku ini. Aku membiarkannya mengalir begitu saja setiap harinya.
Seperti salah satu puisi ini,
Quote:
Puisi di atas, aku tulis di pagi hari. Saat hujan turun dan hanya suara penyiar radio yang menemani. Puisi yang begitu saja aku buat sesuai keadaan yang sedang kualami.
Dari sini aku mulai menyadari, ternyata menulis bukanlah sesuatu yang mudah. Tetapi juga bukan sesuatu yang tidak dapat ditakhlukan. Ketika kebuntuan ide melanda, penulis dituntut untuk mengasah kepekaannya pada segala hal. Karena Sebenarnya, 'tidak ada ide' itu tidak pernah ada menurutku.
Yang ada hanya kurang pekanya kita menangkap apa pun yang ada di sekitar kita dan menjadikannya sebuah bahan tulisan. Dan di buku kedua ini, bisa dibilang aku belajar mengasah kemampuan mengembangkan ide. Bahkan hanya dari sekedar hal yang sederhana atau bahkan menurut orang itu bukanlah sesuatu yang penting.
Namun ada yang perlu diingat, terkadang di saat kita menantang diri sendiri melakukan hal yang berbeda, tak dapat dipungkiri selalu saja ada yang menganggap itu sebagai sebuah kesombongan. Tetapi sebagai penulis, bukan hanya kemampuan menulis yang harus selalu diasah. Mental kita pun haruslah kuat. Di saat banyak orang memberi kritiknya, kita harus menerimanya sebagai bahan evaluasi. Tentu saja agar kita menjadi lebih baik.
Dan tentu saja kritik yang baik adalah kritik yang membangun, bukan kritik yang menjatuhkan.
Menulis memang bukan hal yang asing bagi siapapun. Tetapi apakah tulisan mereka bisa mengantarkan yang tadinya hanya sekedar mimpi menjadi nyata? Aku rasa tidak banyak yang begitu.
Maka kesempatan yang begitu berharga ini tidaklah aku sia-siakan. Penaku yang sudah lama diam, kini kembali menari.
Quote:
Tema yang biasa, Tema yang pasti digunakan oleh berjuta-juta penulis. Namun harus dikemas berbeda. Dari satu tema bisa muncul ribuan tulisan. Dan ini merupakan tatangan tersendiri bagi mereka yang gemar menulis. Ide tak boleh habis.
Kita tak bisa menghentikan oran-orang menyukai tulisan-tulisan bertema cinta, hujan, kenangan, atau mungkin mantan. Tetapi itu haruslah dijadikan sebagai penyemangat. Agar kita mampu terus menggali kemampuan menulis dengan baik.
Dan di buku kedua ini, aku mencoba melakukannya. Aku menulis beberapa puisi dengan tema hujan. Dengan tema yang sama, dan aku mencoba menuangkan ide yang berbeda-beda.
Quote:
Dan ini selanjutnya....
Quote:
Jadi inilah kisah keduaku. Pengalaman mengabadikan aksara lagi. Menuliskan namaku dalam setiap lembar halamannya, sekali lagi. Melihat segala hal dari sisi yang berbeda. Aku mencoba sedemikian rupa hingga ide tak meliar sesuka hatinya. Menjaga mereka tetap berada di jalur yang orang sebut sastra.
Dan aku si penulis amatir ini, menuangkan segala isi kepalanya di sini. Melukiskan segala yang tersembunyi di dalam hati. Yang tak akan pernah mampu aku ungkapkan lewat ucapan. Menjadikan Sebuah Nama Sebuah cerita, kumpulan puisi yang menarik dan berbeda. Karena setiap penulis haruslah memilik ciri khasnya sendiri.
Bantul, 1 Oktober 2019
Diubah oleh agityunita 01-10-2019 20:43
0
808
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan