Olahraga di Indonesia dan permasalahannya



"Goallll ...!"

Siapa yang tidak bangga, saat tim kebanggan menang dalam kompetisi, terlebih saat kita menjadi pendukung fanatik salah satu klub sepakbola, menjadi hal wajib untuk menyaksikan pertandingan demi pertandingan tim kesayangan.

Tak segan, merogoh kocek demi tim kesayangan. Rombongan, bareng suporter lain, menemani perjuangan para pemain. Menyalurkan energi positif dengan yel yel andalan. Meski masih sering kita jumpai, yel yel itu isinya ujaran kebencian, dan caci maki terhadap tim lawan.

Tujuannya sih baik ya, memberi semangat, tapi kalau jatuhnya mengolok dan kata-kata kurang pantas, apa masih bisa dianggap biasa?

Hingar bingar, perayaan sebagai ekspresi rasa syukur sebuah kemenangan pun tak jarang dilakukan. Konvoi dan acara gathering bareng pemain dan pelatih beserta suporter menjadi hal wajar yang sudah menjadi pemandangan biasa.

Ane, dulu sekali pernah ikutan konvoi gan. Saat itu tim dari daerah ane menjadi pemenang liga Indonesia. Jalanan padat, hampir di semua jalur yang kami lewati macet parah.

Kami suporter, yang meski matahari ganas membakar, tetap semangat menggaungkan nama kalian, para pemain pejuang yang menjadi kebanggaan.



Kebahagiaan itu, seakan tak lama. Persoalan muncul di tubuh pengurus klub. Tarik ulur soal pemain sampai harga kontrak menjadi masalah serius. Tak jarang, rela melepas pemain bagus karena nilai kontrak tak sesuai.

Supporter membayar tiket, terkena sangsi main tanpa penonton pun kami tetap hadir mendukung. Namun, saat persoalan terjadi. Perasaan kami seolah terabaikan. Kami harus menerima permainan demi permainan jauh dari kemenangan.

Bukan kami tidak berterimakasih, namun kadang persoalan dalam tubuh pengurus lah yang menjadi asal muasal sebuah pergantian pemain. Kami suporter? Tetap mendukung tim kesayangan.

Sisi lain dari sepakbola adalah ricuh pasca pertandingan yang berujung sanksi dan kadang korban jiwa. Seperti sebuah budaya, permusuhan antar tim terjadi secara turun temurun. Tanpa kita tahu pasti, asal muasal yang menjadi akar dari pertikaian yang tak pernah usai.

Ditambah lagi, persoalan di organisasi induk, yang menjadi naungan klub sepakbola seluruh Indonesia. Bukan rahasia umum, pergantian ketua pun beberapa kali dilakukan, namun apakah persoalan itu usai?

Ane akui gan, secara fasilitas untuk sepakbola. Indonesia memiliki beberapa lapangan yang sudah memenuhi standart. Perekrutan pemain pun, terus dilakukan. Lantas, apa Indonesia sudah memiliki tim yang solid, yang mampu bekerja sama dengan hati. Bukan sebatas materi.

Pemain, pengurus, pemerintah dan suporter, adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Alangkah lebih baik, jika bisa bergerak bersama, dalam satu misi yang sama dan berjuang bersama.



Jayalah sepakbola Indonesia ... Jayalah sportifitas dan loyalitas tanpa batas ... Indonesia