Ane pertama kali kagum melihat Bacharuddin Jusuf Habibie pada suatu acara yang dibawakan oleh Najwa Shihab, wanita nyentrik itu berencana menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan penonton kepada pria hebat itu, yang wafat pada 11 September. Seperti yang diharapkan, ane dan penonton lain disuguhkan dengan gaya khas bicara beliau yang diselingi dengan inspirasi.


sumber: liputan6.com
Ketika ane akhirnya bertemu Habibie beberapa saat kemudian di sela-sela briefing program TV, Habibie dengan gembira mengatakan kepada semua audiens bahwa kita benar-benar diperhatikan beliau. Selama pertemuan itu, dia tidak bisa lebih ramah atau lebih akomodatif. Kami para penonton menghabiskan sisa hari itu dalam diskusi yang sungguh-sungguh dan kemurahan hati tentang apa pun yang ingin ane bicarakan, keseluruhannya dilakukan dalam campuran bahasa Inggris, Belanda dan Indonesia yang eklektik (tetapi bukan bahasa Jermannya yang fasih, karena dia tahu kita tidak bicara).

Karena tidak mengenal Habibie dengan baik pada saat itu, ane kagum dan senang pada kemurahan hatinya terhadap seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya, dan keterbukaannya terhadap dan toleransi terhadap pertanyaan-pertanyaan ane yang sering meremehkan. Beliau begitu menghargai keramahtamahan terhadap para tamu di atas meja makan, jadi dia akan memperbaiki pembicaraan santai di lain waktu ketika para tamu tidak akan terganggu.


sumber: liputan6.com
Selama pertemuan kami, kami melakukan banyak diskusi tentang agama, dan sekali lagi ane dikejutkan oleh toleransi dan kebaikan Habibie yang manusiawi terhadap yang lain. Dia melihat banyak kesamaan antara Islam, Kristen dan Yahudi. Mereka seperti yang dia lihat, adalah komponen yang layak dari agama-agama Ibrahim yang menekankan keagungan Tuhan dan kewajiban sosial yang dibebankan pada pengikut mereka.

Kemurahan hati Habibie cocok dengan perasaan Ainun yang dicintainya. Pada satu kesempatan, khawatir apa yang dilakukan matahari Jerman pada wajah saya yang berbintik-bintik dan sebelumnya berambut merah, Ainun mengambil topi bertepi lebar untuknya, dan bersikeras bahwa dia menyimpannya.


sumber: kompas.com
Seperti kita semua, Habibie memiliki kelemahan dan keeksentrikan serta melakukan kesalahan. Tetapi yang paling mengesankan ane bukan hanya kecerdasannya yang tajam, ingatannya yang mencengangkan, atau ketahanan mentalnya, tetapi kebaikan dan kemurahan hatinya, toleransinya terhadap gagasan dan pendekatan lain, dan kebebasan pandangan yang mungkin dianggap khas Barat. . Kehidupannya adalah hidup dengan baik dan penuh, semoga dia beristirahat dalam damai dengan Ainun.