- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Mistis Di Pos 5


TS
phannu.ari
Cerita Mistis Di Pos 5

Makassar akhirnya diguyur hujan setelah berbulan – bulan diterpa kekeringan. Malam ini aku berencana menuju sekretariat mahahasiswa pecinta alam yang gedungnya berada di bagian unit kegiatan mahasiswa kampusku.
Aku desi mahasiswa jurusan arkeologi angkatan 2018 di sebuah universitas negeri di Kota Makassar. Menjadi mahasiswa pecinta alam merupakan keinginanku dikarenakan jurusanku juga banyak melakukan kegiatan di alam entah itu digunung ataupun di gua.

Gambar Ilustrasi Sekret Mapala Ane
Aku angkatan ke 25 di komunitas mahasiswa pecinta alam kampusku. Bersama dengan Ardi, Lius, Fajar,Reni dan Obed kami dilantik sebagai anggota muda. Sebagai anggota muda kami semua akan melakukan eksepedisi menuju Gunung Latimojong yang berada kurang lebih 300 kilometer dari Kota Makassar atau tepatnya di Kabupaten Enrekang.
Sebelum berangkat kami terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan dan malam ini adalah rapat finalisasinya.
‘‘Lusa kita akan berangkat kawan – kawan. Kita akan menggunakan sepeda motor dan titik kumpulnya di sekret ini. Persiapkan fisik dan barang – barang kalian masing - masing’’. Kata Ardi sambil menghisap rokoknya.
‘’Siap bosku’’. Sahut kawan – kawan lainnya.
Tak terasa rapatpun selesai dan kami semua pulang ke rumah masing – masing.
--
Hari yang dinantipun tiba, kami semua sudah berkumpul di sekret. Aku berboncengan dengan ardi, lius dengan fajar dan rani dengan obed. Perjalanan kami hari ini ditempuh kurang lebih 7 jam. Tepat pukul 05.00 pagi kami menyusuri jalanan Kota Makassar yang masih sepi.

Pasar Baraka
Tak terasa 7 jam perjalanan telah kami lalui. Pukul 12.00 siang kami memilih untuk singgah beristirahat sekaligus membeli persiapan bekal untuk mendaki di Pasar Baraka. Sayur, buah – buahan dan beberapa jenis cemilan menjadi pilihan kami. Setelah semuanya selesai kamipun melanjutkan perjalanan ke Desa Angin - Angin. Indahnya lembah dan deretan pepohonan menghiasi perjalanan kami. Pukul 16.30 kami tiba di desa Angin – Angin dan memilih menumpang di rumah warga sekitar.
‘‘Assalamualaikum pak, kami dari mahasiswa pecinta alam asal Makassar bermaksud mendaki ke Gunung Latimojong besok pagi, apakah kami bisa tinggal di rumah bapak hari ini?’’. Tanya Ardi sebagai ketua kelompok.
‘‘Walaikumsalam, boleh. Silahkan masuk, mohon maaf rumah ini sederhana saja khas rumah – rumah kampung’’. Ucap bapak sambil menunjukkan tempat kami beristirahat.
Setelah melepas lelah dengan bersitirahat sejenak kamipun memilih berbincang – bincang dengan bapak di teras rumahnya. segelas kopi menjadi pilihan teman berbincang malam ini.
‘‘Kalian ingin mendaki, hati – hati yah. hormati mahluk hidup yang ada disekitar area yang akan kalian lalui. Pasti kalian akan sampai di puncak Gunung Latimojong begitupun pulangnya.’’ Pesan Bapak sambil memegang pundak Ardi.
Sepanjang pembicaraan bapak memberikan kami nasihat agar mendaki dengan baik dan mematuhi peraturan karena menurut bapak tujuan mendaki adalah menggapai pulang ke rumah dengan selamat.
Dingin mulai menusuk tubuh kami malam itu dan kami semua memilih beritirahat agar fit untuk pendakian besok.
--

Gambar Ilustrasi Pendakian Gunung Latimojong
Pagi hari ayam berkokok tiada henti tanda bahwa pendakian harus segera dimulai. Sembari menyediakan peralatan pendakian kami menikmati segelas susu hangat yang aku dan reni buat.
‘‘Ayo diminum susunya nanti dingin ‘’. Kata Ayu sambil menyusun barangnya ke dalam tas.
Karena hari ini cuacanya agak mendung, kamipun bergegas berangkat.
‘‘Sebelum memulai pendakian marilah kita berdoa sesuai dengan keyakinan masing – masing. Doa dimulai’’. Ucap Ardi sambil memimpin doa.
Pendakian pun dimulai. Beberapa warga berbagi senyumnya pagi itu. Mereka menyemangati kami agar bisa sampai di puncak.
Hamparan hutan hijau menjadi pemandangan yang setia menemani perjalanan kami. Tak terasa kami sudah berada di pos 2.
‘‘Istirahat disini saja dulu sekalian makan siang’’. Perintah Ardi.
Kamipun beristirahat sejenak dan memasak untuk makan siang. Menu makan siang hari ini yaitu mie siram ditambah telur dan sayur kol. Menu andalan pecinta alam ketika sedang mendaki.
Makan siangpun usai dan kami melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan kami tidak menemukan kendala berarti. Cuaca yang mendung membuat kami sangat terbantu namun ketika memasuki pos 4 yang penuh dengan ranting – ranting dan akar pepohonan serta ditutupi daun daun pohon yang membuat pandangan kami menjad gelap. Alat peneranganpun di sediakan.

Suasana Pos 5 Gunung Latimojong
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 18.00 dan kami beristirahat di pos 5. Aku dan reski bersiap untuk menyediakan makan malam.

Gambar Ilustrasi Penampakannya Gan Sis
Ketika memasak aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal dengan pandanganku. Seperti ada bayangan putih yang lari kesana kemari dan bersembunyi di balik pohon.
‘‘Res, apakah kamu lihat ada bayangan putih di depan tadi?’.tanyaku dengan mulut yang gemetar.
‘‘Tidak des, aku tidak melihat apa – apa’’. Jawab Desi.
Bayangan tersebut terus mengintaiku hingga selesai memasak. Kuceritakan kejadian ini kepada teman – teman lain tapi mereka menganggap aku bercanda.
Selesai makan malam, aku langsung masuk tenda untuk beristirahat. Teman yang lain masih berada diluar sambil membuat api unggun.
Ketika aku pulas tertidur tiba – tiba tenda bergoyang hebat. Seseorang masuk ke dalam tendaku, perawakannya mirip reski.
‘‘Aduh res kamu membuatku kaget, ayo tidur’’. Kataku sambil mengajaknya tidur.
Aku lihat wajahnya pucat dan berkeringat. Tapi aku tak sempat bertanya ada apa denganmu. Akupun melanjutkan tidurku. Keanehan makin terjadi ketika suhu didalam tenda berubah drastis dari dingin ke panas. Akupun terbangun lagi dan memilih ke luar tenda. Diluar masih ada teman – teman yang asik mengobrol di depan api unggun. Dan ternyata reski masih ada disitu. Akupun pucat, jadi siapa yang aku temani tidur di tenda barusan?. Kuceritakan lagi kejadian ini namun teman – teman menggapku bercanda.
Malam itu aku tidur dengan penuh was – was, dibalik kantung tidur aku mengurung diri. Sampai akhinya pagi menyapa dan kami melanjutkan pnedakian menuju puncak Gunung Latimojong. Dari pos 5 menuju puncak kira – kira membutuhkan waktu 2 – 3 jam pendakian.

Puncak Gunung Latimojong
Sesampai di puncak aku dan kawan tak lupa mengabadikan momen menggunakan kamera saku yang kami bawa.
Ketika kembali ke bawah, aku tak lagi mendapatkan kejadian yang aneh lagi. Perjalanan kami lancar dan tanpa kendala. Aku akhirnya pulang dengan pengalaman mistis yang tidak akan kulupakan






zafinsyurga dan 3 lainnya memberi reputasi
4
607
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan