- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dibalik Gagalnya Muncak Ke Gunung Lawu


TS
akiramjanaka
Dibalik Gagalnya Muncak Ke Gunung Lawu

Sehabis jam kuliah selesai para lima sekawan konyol yang terdiri dari gue, Faay, Ojan, Giri dan Irfan ini pergi menuju kafe yang letaknya tak jauh dari kos-kosan gue.
"Woy, kita ke kafe depan yokk, gua traktir kali ini dah" sahut Ojan
"hayu, skuy" sahut yang lain
kemudian kita ber-lima berjalan menuju kafe yang ada di depan kampus. Sesampainya kita di kafe, kita semua bercanda hingga tertawa terbahak-bahak. Setelah ngobrol panjang lebar, akhirnya si Faay mengajak kita semua untuk berencana mengadakan liburan.
"Eh, by the way jadinya kita mau liburan kemana nih?" sahut Faay
tiba-tiba Irfan memanggil ke-4 kawannya. Alangkah terkejutnya kita semua ketika melihat apa yang ditunjukkan oleh Irfan,
"Gunung Lawu? ah bercanda lu, disana tuh angker parah" sahut Giri dengan nada kaget dan ketakutan
"Eh kalo gasalah yang ada pasar setan ya? wah sumpah gils kalau kita kesana, tapi kalo kejebak kita semua gabisa pulang loh" jawab Ojan
Setelah mempertimbangkan semuanya akhirnya kita semua memutuskan untuk pergi kesana bersama sama. Setelah itu, kita semua bergegas pulang dan bersiap siap untuk keberangkatan pada hari sabtu dan rencana pulang pada hari minggu.
Malam hari nya gue ngasih pesan via grup whatsapp
"woy lu semua pada di bolehin kan? " tanya gue buat semua
"boleh ko, gue di izinin" jawab semuanya
"oh yaudah jangan lupa ya bawa barang - barangnya" tanya aku ke semua
"ashiapppp santuyy" jawab serentak mereka ber-empat
Esok harinya kita semua berkumpul di kos-kosan Giri dengan sudah membawa segala perlengkapan untuk pergi menuju Gunung Lawu. Setibanya disana, kita semua berkumpul lagi dan membahas tentang keberangkatan hari besok.
Eh kemarin gua kan nge whatsapp babeh gua nih terus dia kaget banget waktu gua bilang gua pengen pergi ke Gunung Lawu.
"terus lu jawab apa? " tanya Ojan dan Irfan
"ya bilang aja si gua kan udah gede ini jadi ya santai aja ga akan kenapa - kenapa ko" jawab gua
"Gua makin penasaran dah pengen cepet-cepet sampe, terus jadinya besok kita pergi jam berapa?" tanya Ojan dan Irfan
"besok shubuh kita berangkat, sekitar jam 5 an" jawab gua
Selang beberapa menit kemudian, datang dua perempuan cantik yang merupakan temannya gue namanya Wanda dan Giska.
"Hai kalian" lantas kita semua menyambutnya dengan tersenyum lebar "Gir, kita ajak mereka nginep sini ya supaya deket ama stasiun ya biar ga kejauhan jemputnya, gapapa kan?" tanya gua dengan nada merayu
"gapapa" jawab Giri dengan agak gemetar lalu lanjut memberitahu Wanda dan Giska
"oh iya kalian tidur di kasur yang ada dibelakang ya, kita disini aja. Ohiyaa kalo misalnya kalian mau masak ambil aja noh di lemari depan kasur yang diatas"
"Makasih yaa Giri, udah ngeboleh kita nginep disini" sahut Wanda
"okeee" jawab Giri sambil tersenyum
Keesokan harinya kita semua sudah sampai di lokasi yang di janjikan. Jadwal keberangkatan yang sudah di sepakati yaitu pada pukul 00.00 sedangkan kita tiba di lokasi yang sudah di janjikan pukul 23.40. Akhirnya gue menunggu orang yang belum sampai di lokasi sambil menikmati hangatnya kuah pop mie di kala dinginnya udara yang menghempas badan kita. Setelah 20 menit berselang akhirnya kita semua sudah berkumpul dan berangkat menaiki mobil dari Jakarta menuju Solo.
Perjalanan ga semulus yang kami pikir. Di awal perjalanan aja kita semua kayanya udah di gangguin. Mulai dari salah masuk tol, ban gembos di Tol Cipali, akhirnya kita semua keluar dari tol entah di desa dan daerah mana yang dimana situasi nya disitu sepi dan gelap, kanan kiri hutan yang sangat minim penerangan, dan entah kenapa lampu depan mobil mati. Untungnya, kami menemukan bengkel yang hampir tutup. Bapak montir yang baik hati mau menolong kami untuk isi freon AC, mengganti lampu depan mobil, dan memeriksa ban. Akhirnya kita semua meneruskan perjalanan dengan lancar tanpa adanya gangguan sedikit pun. Alhasil jam 8 pagi barulah akhirnya kami tiba di wilayah Solo.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kita semua memutuskan untuk istirahat lumayan lama sambil mengisi perut dan tenaga. Sesudah makan dan istirahat yang cukup lama, kita semua langsung menuju jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho pada pukul 14.00. Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam. Setelah sampai akhirnya kita semua tiba di base camp pendakian Candi Cetho. Sebelum memulai perjalanan kita semua mengisi pendaftaran terlebih dahulu.
Setelah kelar urus-mengurus, kita semua berdoa supaya diberi kelancaran dalam mendaki. kemudian kita mulai mendaki sekitar jam 5 sore.
Saat itu cuaca sangat bersahabat. Burung-burung hutan dan jalak berbunyi menyapa dan mengikuti kami selama di perjalanan. Sekitar 30 menit, kita semua tiba di Pos 1.Karena saat itu magrib, kami berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Pos 2 untuk salat magrib sekaligus istirahat menunggu isya. Dari Pos 1 ke Pos 2 perlu sekitar 45 menit. Akhirnya kita semua memutuskan untuk meng-qada salat magrib dengan isya. Nah, dari sinilah kejadian ganjil muncul.
Jujur, saat selesai salat beberapa dari kita termasuk gua buang air kecil di belakang, yang jaraknya lumayan jauh dari Pos 2. Saat itu kita semua ngga ngerasain apa - apa. Seperti sebelum-sebelumnya, kita semua juga sopan santun kalo mau buang air kecil. Kami bilang permisi dan mengucapkan salam dan rasa terima kasih agar menghindari hal - hal yang tidak di inginkan.
Melewati Pos 2, perasaan masih biasa aja. Belum ada keganjilan sama sekali. Sampai akhirnya setelah 10 menit meninggalkan Pos 2 Giri terlihat kaget dan sempat berhenti. Tapi dia nggak bercerita apa pun dan cuma lanjut berjalan.
Sepanjang perjalanan ko gua ngerasa kaki gua berat banget yaa. Melihat kejadian tersebut terus Ojan nanya.
"noyy lu kenapa, cape bukan?" tanya Ojan
"ngga jan gua ga kenapa-kenapa ko, yu lanjut jalan lagi" jawab gua sambil memaksakan supaya tidak menghawatirkan yang lain.
Setelah lumayan lama di perjalan menuju Pos 2, akhirnya kita semua tiba di Pos 3. Disana kita istirahat lagi karena selama di perjalanan cape banget. Dikarenakan sekarang menunjukan pukul 23.30 akhirnya kita semua sepakat melanjutkan perjalanan pada esok hari.
"woi gua tidur duluan ya, gua cape banget nih" ujar saya ke teman - teman yang lain
"jangan dulu noy, sekarang kita makan malem dulu. Irfan, Ojan, Giri yuk bantuin gua bikin makan malem" seru Faay
"yukkk ahh" jawab semua serentak
Setelah selesai makan malem, akhirnya kita semua memutuskan untuk tidur dan melanjutkan perjalanan pada esok hari.
Pagi harinya kita semua bangun tepat pada pukul 8 pagi. Setelah sarapan dan siap-siap, kita semua mulai melanjutkan perjalanan ke puncak. Sebelum perjalanan dimulai, berulang kali gua dipastikan ga kenpa-kenapa oleh temen-temen, supaya menghindari hal - hal yang ngga diinginkan.
"kir lu udah aga mendingan kan?" tanya Ojan
"udah ko jan santai aja, yuk lanjut" jawab gua
"beneran? awas lu ya kalo boong" tanya ojan
"iyaa buset ga percaya banget" jawab saya agak sedikit kesal
Pendakian menuju puncak pun dimulai. Tentunya ditemani oleh segarnya udara di pagi hari dan kicauan burung, entah itu burung apa. Nah, saat menuju Pos 4 yang tanjakannya super curam kanan-kiri pepohonan tandus seperti habis terbakar, ketika saya mendongak hendak memegang akar pohon, gua kaget sekaget-kagetnya ngeliat tiga wajah orang dalam keadaan mengelupas dan hancur seperti orang kecelakaan.
"AAANJJIIINGGG" teriak gua sambil lari ketakutan.
"woy si kinoy kenapa ko teriak kaya ketakutan gitu ya" ujar temen - temen saya yang kebingungan.
Akhirnya teman - teman saya menyusul dan melihat saya sedang duduk diem dengan napas tergesa - gesa.
"kir lu tadi kenapa si? gajelas banget deh" tanya Ojan
"sumpah tadi gua ngeliat orang tapi mukanya ancur kaya abis kecelakaan" jawab saya.
Mendengar jawaban dari gua, Giri yang penakut langsung diem dengan ekspresi ketakutan. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan dan bertemu seorang bapak - bapak yang lagi diem di sebuah warung kecil. Lalu kita semua menuju ke warung tersebut sembari istirahat dan menenangkan gua yang ketakutan. Tiba - tiba si bapak ini bertanya ke gua sambil tersenyum.
"Ada apa dek? Ko tegang gitu sih" ujar si bapak
"tadi saya ngeliat orang tapi mukanya ancur pak kaya abis kecelakaan gitu" jawab saya
"ohhh itu mah sudah biasa dek" jawab dia sambil tersenyum dan merangkul saya untuk bercerita.
Lalu si bapak ini pun bercerita kepada kita semua bahwa pernah terjadi kebakaran yang dahsyat tepatnya di Pos 4. Menurut ceritanya, pasca kejadian tersebut ada korban yang wafat dan memakan korban sekitar sembilan orang lebih. Ada empat korban kebakaran yang sangat susah untuk diidentifikasi jasadnya. Bapak ini bercerita mereka memang biasa menampakkan wujudnya untuk mengajak pendaki untuk berinteraksi atau sekadar muncul saja. Banyak yang nggak kuat, sampai kesurupan, drop, sakit, bahkan katanya pernah ada wanita yang kesurupan dari atas sampai base camp lalu karena nggak kuat akhirnya wanita tersebut meninggal.
Mendengar cerita si bapak tersebut akhirnya kita semua memutuskan untuk membatalkan perjalanan ke puncak dan lebih memilih untuk turun. Saking ketakutannya kita semua langsung berjalan turun tanpa berpamitan kepada si bapak.
"ohhiya lupa kita semua belum pamitan ke si bapak tadi" ujar gua ke temen - temen
Pas kita semua berbalik badan dan mengurungi niat untuk berpamitan serta mau bilang terima kasih ke si bapak tadi, akan tetapi ada sesuatu yang aneh bahwasanya warung yang tadi kita singgahi ternyata tidak ada.
"perasaan tadi ada warung deh di atas terus bapak - bapak yang tadi juga ngga ada, iiii serem deh jadi merinding" tanya Giri
"udah lah positif thinking aja, mungkin niat bapak tadi udah baik" jawab Faay
Hari pun sudah berganti gelap, tepat pukul 20.00 kita sudah hampir tiba di base camp awal. Akan tetapi kita semua justru malah di gangguin sama penghuni di sekitar. Saat di perjalanan terdengar suara tangisan seorang perempuan yang sangat kencangg banget. Ketika sedang berjalan tiba-tiba
"hihihihihihihi, mau kemana kalian, kalian gabisa pulang dan kalian terjebak di sini"
sesosok penampakan wanita berbaju putih dengan muka berdarah diikuti sesosok pria seram berkata kepada kita semua, sontak kita terkejut
"Lariiiiiiiiii, ayo cepet ah lu semua pada mau mati dimakan tuh setan" sahut Wanda
Setelah itu kita semua bergegas lari dan sampai ke base camp. Sesampainya di sana kita semua langsung berniat bergegas balik menuju ke rumah masing - masing. Sudah lega. Tak terasa kami sudah berada dalam mobil menuju Semarang. Tiba di Semarang jam 11 malam, kami mengisi perut dulu di sekitar Stasiun Tawang. Makanannya unik, yakni nasi goreng yang dimasak dengan arang. Lama sekali matangnya. Aneh juga ya pake arang wkwk tapi jangan salah rasanya enak kok.
Akhirnya kita semua sampai di rumah masing - masing pada pukul 04.00 subuh. Sesampainya di rumah saya langsung solat subuh dan tidur untuk istirahat.
Terima kasih sudah membaca sekian dan sampai jumpa








sebelahblog dan 7 lainnya memberi reputasi
8
830
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan