Welcome back to Pamali The Stories. Menemani Malam Jum'at kalian, Ane balik lagi dengan Thread seputar Pamali dan mitos-mitos khas Indonesia. Membuka postingan malam ini, Ane mau ngasih 1 pertanyaan simple...
"Kalian lagi laper gak sih?"
Kalo nggak, it's OK. Kalo ya, kalian beruntung. Nah, sebelum kita ke inti postingan, liat dulu nih...
😋😋😋
Ane aja yang nyari gambarnya auto ngerasa laper. Mana sekarang tanggal tua lagi? Tentunya dalam sudut pandang seorang anak kos, nampak seperti sebuah "oase di tengah gurun". Tapi, kalian tau nggak sih apa bahan dasar dari masakan tadi? Penasaran? Ini dia...
Itu tadi bahan dasarnya. FYI, itu tuh otak kambing sama otak sapi yang masih seger. Lho, apa hubungannya sama postingan sekarang, gan? Ada kok. Ini pembahasannya...
Quote:
#26 Makan Otak Hewan bisa menyebabkan Restung
Menurut KBBI, Restung adalah penyakit bisul di hidung (ada bermacam-macam dan biasanya ada hubungannya dengan sifilis). Jujur, ini agak aneh sih. Apa hubungannya makan otak hewan dengan penyakit kelamin? Serius. Sifilis kan salah satu penyakit kelamin? (Cari sendiri di Google), tapi setelah Ane baca lagi sumbermitosnya, penyakit yang dimaksud bukan penyakit kelamin. Melainkan, sebatas sakit kepala. Dan setelah Ane telusuri lebih dalam, kayanya yang dimaksud si penulis dari sumber mitos yang Ane baca adalah penyakit Resdung.
Resdung atau Sinusitis adalah Kondisi ketika rongga di sekitar hidung meradang. Salah satu gejala dari penyakit ini adalah rasa pusing di kepala (bisa cek sendiri di Google). So, Ane simpulkan kalo memakan otak binatang bisa menyebabkan penyakit RESDUNG, bukan RESTUNG, Oke?
Perlu diingat, kalo makanan berlemak dapat memicu terjadinya Resdung. Dan faktanya, bagian jeroan binatang (termasuk otaknya) memiliki kandungan lemak yang tinggi. Kurang lebih itu aja hasil penelusuran Ane soal Resdung dan juga Otak binatang.
Yap, itu tadi penjelasan singkat soal mitos "Makan Otak Binatang", sekarang kita lanjut ke cerita...
Spoiler for :
Akhir-akhir ini, lagi rame kasus kematian hewan ternak warga yang mati secara misterius. Dan yang paling aneh, semua kondisi bangkai ternaknya sama persis, yaitu bagian otaknya hilang. Satu-satunya bukti pembunuhan yang ada cuma lubang di kepala setiap ternak yang mati itu. Nggak ada bekas gorokan di leher, cakaran hewan buas, maupun gigitan taring hewan. Semua warga kampung jadi cemas. Meskipun ternak mereka udah dikunci di kandangnya, tapi tetep aja ternak-ternak itu mati. Ajaibnya, nggak ada tanda-tanda kalo kandang ternak itu abis dijebol sama sekali. Karena pemikiran warga masih dibilang "kolot", warga berasumsi ini adalah akibat ilmu hitam. Tapi, di zaman modern seperti sekarang rasanya hal itu gak bisa dijadikan alasan utama untuk menentukan penyebab utama dari sebuah tindak kriminal. Maka dari itu, Aku bersama beberapa temanku akan menginvestigasi kasus ini.
Aku ini cuma anak Karang Taruna yang cuma jadi "Babu" RT-RW. Dan ini adalah salah satu tugasku sebagai seorang anggota Karang Taruna. Aku kumpulin setiap informasi dari warga yang jadi korban. Dan ternyata...
Ada 1 bukti yang menurutku...
Otentik...
Satu waktu, Aku melakukan pengintaian ke rumah salah seorang warga yang belum pernah menjadi korban sebelumnya. Waktu Aku dengan 3 orang temanku sedang mengintai, keadaan rumah lagi sepi. Cuma ada seekor sapi dan 3 ekor kambing sedang menyantap rumput diluar kandangnya. Dan Aku lihat...seseorang...
"Dil!", seorang pemuda berkulit putih cerah terkejut melihat kedatangan kita. Dia yang awalnya lagi usap-usap kepala kambing, langsung menarik tangannya, "Ngapain disini?",
"Ini.......kambing.......hehehe.....Kambing! Mbeeekkkk!!!! Hehehe....", Aku sama temenku yang lain saling tatap dengan tatapan remeh,
"Oh, Kambing?",
"Iyyyaaa....Kambing.....Mbeeeekkk!!...Mbekkkk!!!!", lalu sapi pun mulai bersuara, yang diikuti oleh suara pemuda itu, "Moooooo!!! Hehehe......Mooooo!!!!!",
"Iya....Udah pulang, nanti dicari",
"Kambing....Sapi....Mbeeeekkk!!....Mooooo!!.....Hehehehehe.....Mbeeekkk!!...Mooooo!!....", kata pemuda itu sambil berjalan menjauh dari kita,
"Heh, dasar, orang i....",
"Hush! Jangan ngomong gitu! Gak baik!", bentak ku kepada temanku. Pemuda itu biasa dipanggil Judil. Aku sendiri gak tau siapa yang memberinya nama itu. Asalnya dari mana pun, Aku tak tau. Dan setelah mendapat informasi dari warga, Aku jadi ragu. Apa benar informasi itu akurat? Rasanya sangat tidak mungkin bagiku. Tetapi, bagaimanapun juga, Aku harus waspada.
Gak lama, kita temuin warga pemilik rumah. Kita sampein maksud sama tujuan kita. Kita dateng buat investigasi plus minta izin buat melakukan operasi penyergapan nanti malam. Dengan senang hati, si pemilik rumah mengizinkan. Dia juga gak mau ternaknya jadi korban. Setelah bicara panjang lebar, kita mulai nyusun rencana buat ntar malem.
Singkat cerita di tengah malam, Aku dan 3 orang temanku ngumpul di pos ronda. Kita udah siapin senter, tali tambang sama pentungan buat nangkep si pelaku. Sebelum memulai operasi, kita berdoa semoga semuanya diberikan kelancaran. Lalu, berangkatlah kita ke lokasi. Disana kita segera bersembunyi di tempat yang sama seperti tempat mengintai kita tadi siang...
CHAP-CHOP-CHAP-CHOP!!
"Ssssttt!! Ada suara orang makan!", kataku sambil berbisik. Kita berempat berjalan perlahan menuju semak. Suara itu semakin kencang dan,
"Emmhhh!! Bau apaan nih?", kita mencium bau busuk yang menyengat. Dan baunya seperti...
"Astaghfirullahaladzim...", kita dikejutkan dengan penampakan yang sangat mengerikan. Terdapat bangkai 2 ekor kambing dan seekor sapi dengan kondisi kepala berlubang tanpa otak. Tepat di depan ketiga bangkai itu, ada seseorang tengah menyantap otak kambing mentah, langsung dari kepala kambing itu sendiri. Kita sebenarnya sudah ingin berlari, namun dengan nama tugas, kita lawan rasa takut dalam diri. Perlahan, kita maju. Saat sudah tinggal beberapa senti dari si pelaku, langkah kita terhenti. Dan setidaknya, itu yang terakhir kali Aku ingat. Sebelum...
Judil balik badan dengan cepat sambil mengucapkan...
"Otaaaaaakkkkkk......."