

TS
agityunita
[Di Balik Lima Kisah] Penulis Mimpi
![[Di Balik Lima Kisah] Penulis Mimpi](https://s.kaskus.id/images/2019/09/26/10685582_20190926032840.jpg)
Quote:
Janganlah berhenti berusaha. Apapun yang menjadi keinginanmu jika hanya sekedar angan tanpa pernah dikejar, semuanya hanya kesia-siaan belaka.
Seperti menjadi seorang penulis. Jika jiwamu begitu cinta dengan menulis, maka kau akan melakukannya dengan senang hati. Kau tidak akan merasa terbebani meski jalan yang harus kau lalui begitu terjal dan berliku.
Ya, pasti selalu saja begitu. Banyak hal yang kita kira begitu mudah diraih, namun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Allah tahu, kita begitu menyenangi hal tersebut. Maka Ia memberi kita berbagai rintangan agar kita memiliki keyakinan dalam diri. Bahwa itulah yang terbaik bagi kita dan akan mampu melaluinya.
Menulis dan memiliki karya sendiri dalam bentuk buku. Siapa yang tidak ingin? Semua orang pasti akan merasa bangga, jika karya yang ia buat dapat ia terbitkan dan dikenal oleh banyak orang. Meskipun hanya tulisan sederhana, tetapi si gemar menulis ini akan menuangkan segala idenya dengan sepenuh hati.
Maka atas segaala dasar di atas, Penulis Mimpi ini pun lahir. Menjadi judul buku pertama yang berisikan 99 judul puisi yang bisa aku tulis.
Quote:
Pasti itu menjadi pertanyaan pertama yang aku dengar. Dari mereka yang mungkin belum percaya. Ternyata, aku si pendiam dan penyendiri ini mampu membukukan segala idenya.
Penulis Mimpi, aku pilih menjadi judul dari buku pertamaku karena memang ini adalah mimpi lama yang akhirnya terwujud. Keinginan yang terpendam rapi. Padahal aku sudah gemar menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tetapi kesempatan mempublikasikan karya-karyaku baru aku dapatkan di tahun 2017.
Quote:
Sembilan puluh sembilan puisi yang aku tulis dibagi dalam lima judul bab. Aku membaginya sesuai tema yang diangkat sebagian besar puisi di dalam tiap babnya.
Bab pertama yang aku beri judul Tulisan Pertama. Di sana berkisah tentang siapa yang telah menulis Penulis Mimpi.Bisa dibilang, dari beberapa judul puisi yang berada di bab pertama tersebut, pembaca bisa mengenalku lebih dekat.
Seperti puisi yang menjadi pembuka di bawah ini,
Peranku
Karya: Agit Yunita
Satu Mata Air
Memancarkan Airnya
Terus mengalir dan mengalir
Seperti waktu dan bumi yang terus berputar
Mengalir dan mendapatkan hentiannya
Laut luas dengan air birunya
Menenggelamkan kebencian dari sungai
Terus kembali mengalir dan tenang di samudera
Menghiasi bumi dengan warna birunya
Membuat bumi hangat dengan embusan anginnya
Seperti aku yang melewati hari dengan berbagai rasa
Seperti kehidupan manusia yang terus berputar
Dan berhenti jika sudah menemukan labuhannya
Cimahi, 2 Juni 2017
Begitulah aku memperkenalkan diriku di halaman pertama. Siapa? Ah, hanya seorang biasa yang menjalani hidup dengan apa adanya. Tidak berlebihan. Dan menjalani hidup semampuku.
Ingin menjadi seseorang yang berguna untuk orang lain. Terutama dari setiap kata yang aku tulis. Semoga mampu menginspirasi banyak orang.
Ya, sesederhana itulah, aku Si Penulis, "Penulis Mimpi".
Berlanjut di bab berikutnya, yang aku beri judul Tulisan Kedua. Berkisah tentang perjalanan dan perasaan. Yang dimana tentu saja pernah dirasakan oleh orang banyak. Dan bab ini dibuka oleh satu judul yang pasti sudah tidak asinglagi, yaitu LDR.
LDR
Karya: Agit Yunita
Rasanya selalu rindu
Rasanya selalu ingin bertemu
Namun aku tahu
Ini adalah proses kehidupan
Tidak apa jauh
Asalkan di hati selalu dekat
Tidak mengapa jauh
Asalkan selalu ada dalam doa
Rasanya selalu ingin dekat
Rasanya selalu ingin dalam pelukan
Oh, cinta
Semoga setia
Selalu menjadi selimutmu
Bantul, 2 Juni 2017
Long Distance Relationship atau hubungan jarak jauh, menjadi cerita yang pasti pernah dirasakan oleh siapa saja, termasuk si penulis. Maka aku menuangkan segala yang dirasa saat melewati fase itu.
Berpuisi tak lengkap jika tidak menyangkut tentang cinta. Maka tema itulah yang aku angkat di bab ketiga buku Penulis Mimpi. Tetapi tentu saja bukan kisah yang sendu. Bukan cinta yang hanya menguras air mata. Aku menulis, ini soal cinta yang lebih luas lagi pengertiannya.
Seperti yang coba kutuangkan dalam salah saut judul yang terdapat di bab yan kuberi judul Tulisan Ketiga tersebut.
Dalam SecarikKertas
Karya: Agit Yunita
Ingatkah kau
Ini surat cinta pertamamu
Cukup dengan secarik kertas
Dan berubahlah hidup kita
Aku masih menyimpannya rapi
Bagiku itu adalah sebuah janji
Mungkin kau sudah tak ingat lagi
Namun bagiku itu adalah awalnya
Dalam secarik kertas
Kau tuliskan segala doa dan harapanmu untuk kita
Dan Rabb Maha Pengabul Doa
Telah mengabulkan segalanya
Lihatlah sekarang
Aku dan kamu adalah kita
Cimahi, 15 Juni 2017
Pasti bukan hanya aku kan yang pernah menerima surat cinta? Itu seperti tulisan yang mewah dan bisa melambungkan segala khayal dalam satu waktu. Dan menurutku seperti itulah cinta. Dan masih banyak lagi puisi dalam bab tersebut yang membahasakan cinta secara sederhana namun tetap penuh makna.
Lanjut ke Tulisan Keempat, judul bab keempat dalam Penulis Mimpi ini. Di sini aku menjabarkan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan persahabatan. Ya, pasti banyak orang yang berada di sekitar kita. Dan pasti di antara mereka ada yang sangat berpengaruh pada perjalanan hidup yang kita lalui.
Ikatan persahabatan yang tidak hanya terjalin karena bahagia yang selalu menghinggapi. Tetapi juga saat kesedihan datang menggoda. Lalu persahabatan seperti apa yang kau miliki?
Apakah seperti yang kutuangkan dalam salah satu puisi ini,
Teori Persahabatan
Karya: Agit Yunita
Murni
Mengerti
Sesuatu arti
Dari persahabatan
Tak hanya mengenal tawa
Tak ingin juga diusik kesedihan
Asalkan selalu bersama
Murni
Mengerti
Sesuatu arti
Bagaimana itu sahabat
Seseorang belahan jiwa yang pernah hilang
Dan jika bersatu kembali seakan tak bisa terpisahkan
Hanya Teori
Karena nyatanya
Entahlah bagaimana persahabatan itu
Cimahi, 14 Juni 2017
Ya, begitulah menurutku tentang pesahabatan. Apakah kita memiliki pemikiran yang sama?
Sampailah di bab terakhir dalam buku pertamaku ini. Tulisan Kelima, sebagai judul bab kelima dalam buku Penulis Mimpi.
Yang dimana di bagian ini, aku lebih banyak menggambarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya.
Lalu kenapa aku taruh bab begitu sakral ini di bagian akhir?
Tentu saja bukan karena aku tidak menjunjung tinggi perihal hubungan dengan Allah yang Maha Besar. Tetapi ada alasan yang lebih dari itu.
Aku menganggap, apa yang telah kita raih. Perjalanan panjang yang telah kita tempuh. Selalu akan berakhir Pada-Nya. Karena sekeras apa pun usaha yang telah kita kerjakan, jika tanpa rida dari-Nya, maka tidak akan pernah ada hasil yang akan kita dapatkan.
Sekali waktu kita akan dipertemukan dengan sebuah kegagalan. Apakah itu sebuah hukuman dari Allah? Belun tentu. Bisa jadi itu adalah cara Allah mempersiapkan kita untuk menjadi pribadi yang lebuh tangguh.
Begitulah aku mencoba menafsirkan segala hal yang telah Allah gariskan dalam jalan hidupku. Berusaha selalu berpikir positif. Membuang jauh segala prasangka buruk. Seperti yang coba aku tuangkan dalam salah satu puisi berikut,
Di Bawah Langit yang Sama
Karya: Agit Yunita
Apalah kita ini
Mawar berduri pun lebih indah
Kita hanya rumput liar di antara padang alang-alang
Apalah kita ini
Hujan selalu menghapus kenangan tentang kita
Tak seorang pun yang mengingat arti diri
Namun dalam naungan-Nya
Kita adalah sama
Di bawah langit yang sama
Kithanya sekelompok penghuni dunia
Yang sementara
Cimahi, 16 Juni 2017
Demikianlah aku menggambarkan hubungan kita sebagai manusia dengan Allah swt. Segala yang telah kita lalui dan kita dapatkan adalah apa yang Dia kehendaki.
Quote:
Quote:
Quote:
Bantul, 26 September 2019
Diubah oleh agityunita 26-09-2019 15:28
0
333
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan