Berkomunitas tentu mempunyai banyak manfaat. Selain manfaat umumnya yaitu sebagai sarana untuk saling bersilaturahmi, komunitas juga dapat memberikan manfaat khusus sesuai dengan keunikan komunitas itu sendiri. Berada di lingkungan komunitas Standup Comedy misalnya, dapat membuat agan terbiasa dan terlatih untuk melakukan hal dibawah ini.

1. Melatih berpikir kritis


Senjata utama standup comedy adalah keresahan. Keresahan adalah hasil dari proses berpikir yang dilakukan secara sistematis mengenai suatu topik tertentu. Keresahan ini bisa mengenai diri sendiri atau lingkungan sang komika (sebutan bagi pelaku standup comedy).

Kenapa bisa begitu? Apa penyebabnya? Bagaimana prosesnya hingga bisa terjadi seperti itu? Solusinya apa? Merupakan contoh pertanyaan yang harus dijawab komika dan disalurkan ke materi standup comedy.

Simpelnya, komika adalah orang yang suka mencari-cari celah atau kesalahan. Hasilnya, komika selalu mawas dan introspeksi diri (karena tak jarang materinya membahas dan mencela-cela diri sendiri). Komika juga menjadi bagian dari penjaga dan pengawas di lingkungan masyarakat baik lokal maupun nasional melalui kritik sosial yang disampaikan melalui komedinya. Namun tentu saja namanya komedi, penyampaiannya tetap mengutamakan kelucuan.

2. Menjadi pesilat lidah handal

Dalam materinya, standup comedy sering menggunakan majas perumpamaan serta analogi kata untuk menyampaikan kelucuan. Majas ini juga berfungsi untuk menghaluskan dan memberi kesan elegan pada materi yang biasanya berisi kritik sosial agar bisa lebih mudah diterima.

Taukah agan beberapa saat yang lalu ada event Standup Comedy mengkritik DPR? Taukah agan para anggota DPR tertawa lepas padahal sedang dikritik, dicela-cela oleh para komika. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi jika para wakil rakyat tersebut dikritik oleh aktivis dan wartawan. Lihat aja muka junjungan kita yang mulia Bapak Fahri Hamzah tadi malam di Mata Najwa. Tegang kayak mau menghadap calon mertua.

3. Mengobati sakit hati dan melampauinya


Komika tidak jarang adalah barisan orang sakit hati yang dikecewakan kehidupan. Entah itu karena sering jadi korban bully macam Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika, cape hidup miskin macam Marshel Widianto, sekolah bilang lu bodoh macam Ardit Erwanda, putus asa karena cacat macam Dani Aditya, putus cinta macam Wiranegara dan Dzawin Nur Ikram, serta masih banyak lagi.

Dengan standup comedy, para komika belajar bahwa langkah pertama untuk menyembuhkan luka dihati dan berdamai dengan diri sendiri adalah menertawakan diri sendiri. Bayangkan apabila orang-orang yang memiliki banyak masalah tidak bisa menertawakan diri sendiri, tentunya dia akan hidup di dalam kesedihan, terus menyalahkan yang bisa disalahkan, mungkin dalam tingkat yang lebih parah akan depresi dan mungkin bunuh diri.

Lebih jauh, jika sudah bisa berdamai. Rasa sakit hati bisa diarahkan untuk hal yang lebih produktif, misalnya dijadikan materi standup comedy. Sebab bukan hanya musisi yang bisa mengarahkan sakit hati menjadi sebuah karya. Komika juga bisa!



4. Traveling murah atau gratis


Jika sebagai komika materinya sudah teruji lucu, maka terbuka kesempatan bagi sang komika untuk traveling gratis. Biasanya traveling ini berkaitan dengan tur show spesial entah itu sebagai opener atau yang empunya tur. Tur spesial show ini posisinya sama seperti konser bagi para musisi. Selain bisa traveling gratis, dapat duit lagi. Mantap!

Bisa juga agan traveling keliling Indonesia kayak Dzawin. Nah koneksi standup comedy bisa dimanfaatkan, sebab komunitas standup comedy sudah tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Dalam kasus Dzawin misal, dia memanfaatkan koneksi ini untuk mencari penginapan yang ramah kantong. Bahkan, beberapa kali dia ditampung di kos atau tempat tinggal komika lokal. Kantong hemat, jatah makan selamat.


Keterangan tambahan untuk gambar:
1. Cak lontong dengan slogan mikirnya
2. Cuitan Arie Kriting di twitter
3. Dani Aditya, x-men yang nyari sampingan sebagai komika
4. Dzawin, komika yang suka traveling