Kepergian presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, meninggalkan ribuan kesan dan kenangan. Dari sekian banyak jejak kenangan beliau, ane malah terfokus ke kota kecil di Jerman. Aachen. Kota ini menjadi saksi perjuangan Habibie dalam menempuh pendidikan semasa kuliah sampai awal-awal berkeluarga dengan istri tercintanya, Hasri Ainun Habibie.


sumber: bp.com

Ketika agan sista menonton film Habibie Ainun dan Rudy Habibie, kota ini tampak jelas sebagai pijatan perjuangan beliau yang harus hidup seadanya. Pada film sekuel pertama Habibie Ainun, kita melihat beliau berjalan kaki menuju apartemennya yang saat itu lagi turun salju dan alhasil kaki beliau luka. Nah pada film sekuel keduanya, beliau terlihat menelpon ke orangtua di Indonesia untuk menanyakan perihal uang sudah ditransfer atau belum, disini ane benar-benar sedih gansist. Belum lagi sesaat beliau, mencoba untuk berserah dia kepada Tuhan tetapi di kota itu gak ada masjid sama sekali, melainkan Cathedral yang banyak dan terpaksa beliau berdoa disana. Benar-benar perjalanan kehidupan yang sangat menginspirasi.

Aachen memang salah satu kota pelajar di Jerman yang selalu menjadi destinasi wisata bagi para pelancong di seluruh dunia. Karena memiliki bangunan yang ikonik seperti Suermondt Ludwig Museum, Katschhof, Kota Tua Ponttor dan Marschiertor, Centre Charlemagne, Aachen Cathedral, dan masih banyak lagi. Kota ini juga dijuluki sebagai kota spa, karena ada banyak kolam berendam kuno peninggalan di masa kerajaan Roma, salah satunya yang paling terkenal ialah Elisenbrunnen & Ancient Hot Springs dan Carolus Therme Day Spa.

Sebelum menempuh pendidikan di Jerman, Habibie lebih dahulu lulus di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB). Karena mempunyai hasrat akan ilmu, ia melanjutkan pendidikannya di Jerman dengan mengambil studi teknik penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang RWTH Aachen. Awal mula perjuangan BJ Habibie memang dimulai dari sini. Di tahun-tahun berikutnya, beliau menikahi Ainun dan tetap di Aachen, karena mendapatkan pekerjaan di perusahaan kereta api sekitar tahun 1962.


sumber: uzone,id

BJ Habibie dan kota Aachen menjadi saksi bisu sekaligus perjuangan inspiratif beliau semasa hidup di sana. Dari beliau juga kita harus belajar, kalau segala sesuatu itu memang tidak ada yang instan, semuanya butuh perjuangan.

Sekian dan terima kasih.