Beberapa hari lalu laman sebuah media online nasional mempublikasi berita dengan judul "Ryamizard Ryacudu, Bapak Bela Negara Indonesia".

Narasi opini berdasarkan pendapat seorang putra Papua. Kebetulan juga didaulat sebagai Kepala Suku Tertinggi di suatu distrik. Sebuah informasi menarik yang disampaikan ke ruang publik.

Tentu saja fakta sebab muncul di media online nasional. Sudah pasti tervalidasi kebenarannya melalui kerja redaksi. Bukan hoaks yang membodohi.

Kiranya memang harus diakui bila Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyandang gelar tadi: Bapak Bela Negara. Sulit untuk disangkal.

Sudah banyak pengakuan dari para masyarakat tentang komitmen Menteri Ryamizard mengimplementasikan bela negara.

Bela negara adalah suatu sikap untuk benar-benar mencintai Indonesia. Menjaga kedaulatan, persatuan dan pertahanan Indonesia selalu kokoh. Menyadari bahwa prinsip kehidupan kebangsaan yang telah dibangun para pendiri Indonesia adalah mutlak.

Hal seperti itu yang ingin diwujudkan Menteri Ryamizard ke seluruh masyarakat Indonesia. Semua daerah di Indonesia punya kesamaan rasa untuk bela negara.

Tak ingin melepaskan diri, sebaliknya berkontribusi dari daerah untuk Indonesia. Seluruh masyarakat di Indonesia terbentuk kesadarannya agar pertahanan negara tak mudah ditembus musuh.

Konsistensi dan komitmen Menteri Ryamizard menerapkan bela negara bukan sekadar ucapan. Terbukti ada tindakan nyata.

Bahkan; amat gencar Menteri Ryamizard mensosialisasikan bela negara ke berbagai lini. Di kampus, kalangan pemuka agama, ormas, kelompok generasi muda, cendekiawan dan lainnya.

Prinsip Menteri Ryamizard: yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 adalah musuh negara. Sehingga semua masyarakat harus mendarmabaktikan merawat Pancasila dan UUD 1945 sebab otentisitas pribadi Indonesia.

Oleh sebab itu sudah tepat penyematan gelar ke Menteri Ryamizard sebagai Bapak Bela Negara. Hidupnya hanya untuk keutuhan NKRI.*




Sumber: https://www.jpnn.com/news/ryamizard-...gara-indonesia