- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Harga Minyak Mentah Anjlok hingga 2% di Tengah Memanasnya Perang Dagang


TS
nadaramadhan20
Harga Minyak Mentah Anjlok hingga 2% di Tengah Memanasnya Perang Dagang
Fakhri Rezy , Okezone Rabu 25 September 2019 08:18 WIB

Minyak Mentah (Reuters)
Quote:

Minyak Mentah (Reuters)
Quote:
NEW YORK- Harga minyak mentah anjlok hingga lebih dari 2% pada perdagangan Selasa (24/9/2019) waktu setempat. Harga minyak mentah jatuh ke level terendah sejak serangan 14 September 2019 di fasilitas minyak utama Arab Saudi ditambah juga Presiden AS Donald Trump menyalakan kembali kekhawatiran akan konflik perdagangan AS-China.
Dalam pidato PBB, Trump menuduh China melakukan praktik perdagangan tidak adil, termasuk hambatan pasar "besar-besaran", manipulasi mata uang, dan pencurian kekayaan intelektual. "Semoga kita bisa mencapai kesepakatan yang akan bermanfaat bagi kedua negara," kata Trump.
"Seperti yang sudah saya jelaskan, saya tidak akan menerima tawaran buruk," tambahnya.
Melansir Reuters, Rabu (25/9/2019), minyak mentah berjangka Brent turun USD1,67 atau 2,6% menjadi USD63,10 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) berakhir pada USD57,29 per barel dimana telah turun USD1,35 atau 2,3%.
Trump "memulai lagi perang dagang AS-China," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital LLC di New York.
"Itu bukan nada yang konstruktif dalam mencoba menyelesaikannya, dan kami tahu betapa sensitifnya harga minyak terhadap fluktuatif," tambahnya.
Pidato presiden A.S. meninggalkan pasar minyak dengan kesan suram bahwa itu bukan kesepakatan yang akan dilakukan dengan cepat, yang terus dapat menghambat pertumbuhan permintaan minyak global.
Saham-saham AS jatuh, dengan S&P 500 dan Nasdaq bersiap untuk penurunan terbesar dalam sebulan, karena seruan impeachment Trump memperoleh momentum, sementara data kepercayaan konsumen yang lemah menambah kekhawatiran atas perang perdagangan Sino-A.S yang berkepanjangan.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel minggu lalu, American Petroleum Institute mengatakan, dibandingkan dengan perkiraan analis tentang penarikan 200.000 barel. Pemerintah akan merilis laporan inventaris mingguan pada hari Rabu.
Beberapa analis memperkirakan stok minyak mentah AS tetap rendah setelah Badai Tropis Imelda mengganggu operasi energi di Gulf Coast pekan lalu.
Mereka juga memperkirakan ekspor minyak mentah AS akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang setelah serangan terhadap fasilitas pemrosesan minyak terbesar di Arab Saudi yang mengurangi separuh output di pengekspor minyak top dunia.
Perusahaan minyak negara Saudi Aramco membeli minyak yang berasal dari negara-negara tetangga untuk memenuhi kewajiban pasokannya ke kilang asing.
(rzy)
Dalam pidato PBB, Trump menuduh China melakukan praktik perdagangan tidak adil, termasuk hambatan pasar "besar-besaran", manipulasi mata uang, dan pencurian kekayaan intelektual. "Semoga kita bisa mencapai kesepakatan yang akan bermanfaat bagi kedua negara," kata Trump.
"Seperti yang sudah saya jelaskan, saya tidak akan menerima tawaran buruk," tambahnya.
Melansir Reuters, Rabu (25/9/2019), minyak mentah berjangka Brent turun USD1,67 atau 2,6% menjadi USD63,10 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) berakhir pada USD57,29 per barel dimana telah turun USD1,35 atau 2,3%.
Trump "memulai lagi perang dagang AS-China," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital LLC di New York.
"Itu bukan nada yang konstruktif dalam mencoba menyelesaikannya, dan kami tahu betapa sensitifnya harga minyak terhadap fluktuatif," tambahnya.
Pidato presiden A.S. meninggalkan pasar minyak dengan kesan suram bahwa itu bukan kesepakatan yang akan dilakukan dengan cepat, yang terus dapat menghambat pertumbuhan permintaan minyak global.
Saham-saham AS jatuh, dengan S&P 500 dan Nasdaq bersiap untuk penurunan terbesar dalam sebulan, karena seruan impeachment Trump memperoleh momentum, sementara data kepercayaan konsumen yang lemah menambah kekhawatiran atas perang perdagangan Sino-A.S yang berkepanjangan.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel minggu lalu, American Petroleum Institute mengatakan, dibandingkan dengan perkiraan analis tentang penarikan 200.000 barel. Pemerintah akan merilis laporan inventaris mingguan pada hari Rabu.
Beberapa analis memperkirakan stok minyak mentah AS tetap rendah setelah Badai Tropis Imelda mengganggu operasi energi di Gulf Coast pekan lalu.
Mereka juga memperkirakan ekspor minyak mentah AS akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang setelah serangan terhadap fasilitas pemrosesan minyak terbesar di Arab Saudi yang mengurangi separuh output di pengekspor minyak top dunia.
Perusahaan minyak negara Saudi Aramco membeli minyak yang berasal dari negara-negara tetangga untuk memenuhi kewajiban pasokannya ke kilang asing.
(rzy)






nona212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
285
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan