- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pencarian di Gunung Kraken (Part 1)


TS
rahmata.p
Pencarian di Gunung Kraken (Part 1)

Spoiler for INTRO:
terimakasih banyak sudah berkunjung ke thread ini. kisah horor selalu menyimpan misteri, membuat kita selalu bertanya-tanya. bahkan rasa penasaran itu akan selalu bertambah untuk menguak misteri yang ada. kali ini ane pengen berbagi pengalaman pribadi ane tentang dunia mistis.jadi awal ceritanya seperti ini.
Spoiler for TKP:

pagi itu langit terlihat mendung, sinar mentari nampak redup ditutupi awan kelabu. aku memulai hari liburku dengan secangkir kopi toraja. warna hitam pekat dan rasa pahit yang lekat dilidah selalu membuatku siap mengawali hari yang penuh misteri.
setelah merapikan rambut ikalku di depan cermin, tanganku meraih sepucuk buku catatan kecil. aku melihat list aktivitasku di hari sabtu ini.
1.bangun pagi mempersiapkan perlengkapan hiking
2. briefing bersama teman-teman di Dalam Laci
3. berangkat ke lokasi pendakian
pagi itu aku melihat sudah ada tiga list yang telah kutulis sebelum tidur semalam. setelah selesai mandi, aku kemudian bergegas sambil membawa carrier 60L lengkap dengan peralatan yang kusiapkan sejak dini hari.
beberapa waktu berlalu, tepat pukul 8:02 aku tiba lalu masuk ke dalam laci, disana aku menengok kanan kiri untuk mencari kumpulan teman-temanku. seperti biasanya, mereka selalu tepat waktu. mereka berlima telah duduk di pojok kanan cafe itu. Dalam Laci Cafe memang selalu menjadi pilihan kami untuk berkumpul bersama. tema dekorasi woodennya dengan ciri khas laci-laci kosong yang hampir memenuhi tempat itu terlihat sangat unik. tempat tersebut selalu ramai pengunjung meskipun hari masih pagi. aku kemudian melangkah mendekati mereka.
aku : "hey, bagaimana kabar kalian hari ini. sudah siap fisik dan psikis untuk petualangan kali ini?"
setelah duduk bersama mereka aku langsung membuka obrolan lalu tersenyum lepas bahagia.
"kamu selalu saja datang paling terakhir setiap kita kumpul!" ucap teman cewek ku yang berambut panjang, bulu matanya lentik. senyumnya pun sangat manis.
" kamu kan tahu sendiri Inna, aku harus meyiapkan peralatan muncak lalu membersihkan kamarku terlebih dulu sebelum kemari" aku menjawab Inna dengan cepat.
"halah, kau selalu saja punya alasan klasik, ayolah buruan kita mulai. ini kan udah lengkap orangnya!" potong teman cowokku bernama genko, ia memang selalu berselisih denganku dalam segala hal, meskipun begitu kita tetap teman akrab.
"pesan kopi dulu lah sob !" ucap Rausan, cowok berkacamata yang duduk berseblahan dengan Dara. seperti biasanya, diantara kami berlima. Dara lah orang yang paling pendiam. dia selalu suka mengamati kami sambil tersenyum-senyum sendiri. potongan rambut poni nya membuatnya selalu terlihat imut dengan sikap seperti itu.

inilah siluet kami berlima.
satu jam kemudian, setelah selesai briefing kami pun meninggalkan cafe. kami berlima mengendarai sepeda motor untuk menuju kesuatu tempat. di perjalanan, kami mengisi bahan bakar terlebihdulu untuk kendaraan kami. semua kendaraan diisi full tangki.
di perjalanan aku mengamati seorang nenek-nenek yang berdiri di pinggir jalan sambil memegang sebuah tongkat untuk menopangnya berdiri tegak. aku kemudian memberi isyarat kepada keempat temanku untuk berhenti sejenak. setelah itu, aku bergegas mendekati nenek berambut putih itu. ia melihat kearahku dengan sorot mata yang bingung. aku kemudian membantunya menyebrangi jalan. teman - temanku hanya menyaksikan dari atas kendaraan mereka. sesampainya di seberang jalan, aku sama sekali tak menyangka, nenek itu memukuliku dengan tongkatnya.
aku : "aduh nek, kenapa memukuliku, aku kan sudah baik hati mau membantu nenek menyebrang jalan?"
nenek : " dasar anak muda sotoy, aku hanya menunggu cucuku yang akan datang menjemputku, kenapa kau menyebrangkan aku kesebelah sini, nanti kalau dia tidak melihatku bagaimana?" ucap nenek itu terbata-bata, suaranya sedikit serak. ia marah kepadaku.
aku langsung tersentak, " wah aku kira nenek mau menyebrang jalan!" ucapku salah tingkah. aku kemudian menyebrangkannya kembali ke tempat semula. sementara teman-temanku bingung melihat kejadian itu. setelah kembali menaiki sepeda motorku Inna bertanya " kenapa kamu membawanya kembali kesana dhy?" tangannya sambil merapikan helm yang ia pakai.
aku kemudian menceritakan hal yang baru saja terjadi. mendengar ceritaku, sontak keempat temanku di tempat itu tertawa terpingkal-pingkal. kepalaku tertunduk, pipiku memerah. aku sangat malu kala itu.
dua jam kemudian, tibalah kita di tujuan, embun yang memuai di daerah pegunungan itu terasa sangat sejuk, ditambah ramah-tamah warga desa yang bermukim di sekitar ikut menambah eloknya suasana. kita telah tiba di basecamp pendakian.
aku melihat banyak rombongan pendaki lain yang telah berada di dalam rumah persinggahan itu. mereka mengecek kembali peralatan yang akan dibawa, ada yang menikmati kopi hangat, teh hangat, ada yang bertukar cerita, ada yang saling bercanda, bahkan ada yang sedikit bermesraan. warung kraken itu sejak dulu memang telah menjadi tempat berkumpulnya pendaki gunung sebelum memulai perjalanan. kami pun mengecek segala perlengkapan kami disana. sungguh sangat riuh dan sejuk suasananya.
tepat pukul 12:30 setelah selsai melaksanakan ibadah kami berlima telah siap untuk memulai petualangan untuk menaklukkan puncak gunung kraken.
aku : " okey teman-teman, seperti biasanya, sebelum melakukan pendakian kepuncak gunung kraken ini sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. utamakan safety first, pastikan jangan ada yang ketinggalan, kalau ada yang sakit, langsung bunyikan sempritan sesuai kode yang sudah kita sepakati. saya disini sebagai leader kalian sama sekali tidak untuk mengekang, ini semua demi keselamatan kita bersama!"
Genko : " Halah, kamu kayak bapak presiden aja kebanyakan ngemeng. kita kan udah biasa mendaki kayak gini!"
Rausan : wey, biarin aja, kan kelihatan keren tuh, kita formal-formal dikit pembicaraannya"
genko : "halah ni anak satu, daripada kelamaan ngemeng, mending kita langsung sambil jalan aja !"
Dara hanya diam melihat kami berdebat kecil tangannya sambil merapikan topi kupluk birunya, sementara Inna mengusap keringat yang menetes di dahinya.
Inna : "udah gausah debat, nanti malah tambah lama. ini udah panas nih cuacanya!"
setelah memberikan instruksi kami pun memulai perjalanan, sungguh asyik sekali saat itu. kami bisa menikmati suasana alam terbuka. mendengar suara burung bernyanyi, serta rimbun pohon menari.
genko : "eh untuk sampai ke pos pertama kita perlu jalan berapa lama ya?"
Inna : " setahuku sekitar satu jam setengah atau dua jam sih!"
Rausan : " hmm, satu setengah jam kalau gak ada hambatan, dua jam kalau kita melangkahnya pelan, lima jam kalau kita bertemu penampakan. hahaha!"
aku : "hey San jangan ngomong sembarangan, jaga etika jon!"
Dara : " iya nih si rausan ada-ada aja, nanti kalau ketemu beneran gimana?"
setelah berjam-jam bersama, akhirnya Dara membuka suara. kita semua memperhatikannya. suaranya memang terdengar sangat merdu.
genko : " nah si anak keong udah bisa ngomong. hahaha!"
Inna : "idih genko, kamu sebut terus Dara anak keong, ntar dia ngambek baru tau rasa kamu!"
Dara : " ga apa-apa na, paling juga sampai di pos satu dia tidak aku buatin makanan" ucapnya pelan sambil tertawa kecil.
Inna : "rasain kamu ko. hahaha"
Aku : " eh teman-teman sebentar lagi kita sampai sabana nih, mau istrahat dulu atau lanjut aja?"
Rausan : " kalau dua primadona ini udah pada capek mending kita singgah dulu aja bro!"
aku : "gimana Inna dara, mau singgah dulu gak?"
genko : "mending kita singgah dulu aja lah, ini juga kaki aku mulai pegel"
Aku : "aku nanya inna sama dara, bukan kamu ko, haha!"
inna : "iya deh singgah aja dulu, view disana juga kan keren"
Dara : " mmmm iya aku ikut Inna aja"
satu jam kemudian, di sepanjang perjalanan memang kita selalu saling tukar pendapat, meskipun untuk orang awam yang menyaksikan kita mungkin akan berkata kita perkumpulan yang selalu berantem. namun sesungguhnya itu adalah bentuk keakraban kami, tidak ada lagi istilah jaga image, pokoknya persahabatan kami tulus dan murni agar bahagia bersama.
aku : "nah akhirnya kita telah tiba di sabana pertama. silahkan beristirahat sejenak, kemudian kita lanjutkan perjalanan ke pos 1."
genko : "haduh baru juga mau istrahat, udah pengen dilanjutkan aja, kakiku pegel wey!"
Inna : " kalau kaki kamu pegel sini aku pijitin"
genko : " wih, tumben Inna baik bet sama aku!"
Inna : iya dong, aku pijitin abis itu aku jorokin ke jurang"
genko : " beh, sungguh terlalu !"
rausan : " woy, kalian becanda aja, ini si Dara kemana?"
setelah Rausan bicara, suasana berubah tegang.
Aku : " kamu kan posisinya sweeper San!"
Inna : " ih iya rausan, mestinya kan itu tugas kamu untuk mengamati setiap anggota yang naik"
genko : " halah palingan juga dia lagi pipis bediri di bawa pohon"
Rausan : " ni anak, malah ngaco. orang lagi serius juga!"
genko : " itu masih mending, gimana kalau dia di culik mahluk halus hahaha?"
Inna : "iiih dasar genko, jaga tu mulut is. ngasal aja sih!"
beberapa saat kemudian, setelah kami berempat kembali berdiri tiba - tiba
Rausan : " wey darimana aja kamu, bikin cemas aja !"
Dara : " hmmm, maafkan aku, tadi aku liat pemandangan di balik punggungan bukit itu sangat bagus. jadi aku foto sebentar." ungkap Dara sambil menunjunk punggungan bukit yang berada di belakang kami.
aku : "lain kali kalau mau kemana-mana bilang dulu ya dara, biar di temani dan tidak membuat yang lain cemas!"
Dara: " ia siap, maafkan aku teman - teman!"
Genko : "eh coba lihat hasil foto kamu barusan, aku jadi penasaran." tangannya sambil menengadah kearah Dara.
sesaat setelah duduk santai sambil menikmati segelas teh hangat.
tiba-tiba Genko berteriak histeris.
Genko : " HAaaaaaaaaaaaaa !"
Aku : Ada apa genko, apa yang terjadi ?"
Genko : " tidak apa-apa, jariku hanya keram saja." ucapnya sambil memencet-mencet tombol kamera dslr tersebut.
Aku: "ah dasar Genko"
inna : "ia nih, suka bikin kaget aja!"
Gengko : "ahahaha, lebay!"
sesaat kemudian ia berteriak lagi
Genko: "haaaaaaaaaa !!!" raut wajahnya berubah serius, sorot matanya menegang.
Dara : "ada apa lagi genko, sekarang jari kakimu lagi yang keram?"
Inna: " ah udahlah, gak usah dihiraukan, paling juga cuman bercanda lagi"
rausan : "woy Genko berhentilah becanda mulu, garing tau!"
Genko hanya terdiam mematung meperhatikan gambar yang ada di kamera tersebut. tak lama kemudian, tanpa sepatah kata ia berdiri.
Aku : "Genko, kamu mau kemana?" tanyaku pelan.
Inna : " udah biarin aja, gak tau apa orang lagi nyantai menikmati suasana. biarin aja dia menggila sendiri."
Genko : " Dara, ini benar kamu mengambil foto di belakang punggungan barusan?" tanyanya serius. ia terlihat tidak sedang bercanda seperti biasanya.
Dara : "ia Genko, kenapa?"
Genko : " tidak apa-apa, aku hanya bertanya aja!" tangannya sedikit gemetaran. sesaat ia melihat gambar di kamera itu lagi, kemudian buru-buru ia matikan dan mengembalikannya kepada Dara.
Aku : " nah minumannya udah abis nih, bagaimana kalau kita lanjutkan perjalanan teman-teman?"
mendengar perkataanku, semua serempak menjawab "ayo" namun Genko hanya diam saja. setelah itu kami kemudian bergegas melanjutkan perjalanan menuju ke pos 1 gunung Kraken.
di sepanjang perjalanan, kami kembali bercerita dan saling mengolok-olok ringan, seperti biasanya. namun kali ini ada yang tak biasa. Genko sejak tadi hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun. ia tetap ikut berjalanan. namun seperti menyimpan sesuatu di dalam benaknya. mungkin dia mulai kelelahan.
Rausan : " eh teman-teman, si genko kenapa ya, seperti kesambet setan, daritadi diam mulu!"
Inna : "kenapa sih di otak kalian setan terus!" ia sedikit mendengus kesal.
Dara : " iya nih, coba kek bahas yang lain, mungkin aja si Genko lagi diet ngomong"
Aku : " hahaha, kalian ini bener-bener bikin suasana selalu asyik yah kalau muncak bareng!"
genko tetap diam, sementara kami terus saja mengoceh di sepanjang perjalanan.
45 menit kemudian, tibalah kami di pos 1, tempat peristirahatan kedua kami setelah singgah sebentar di sabana. disana terlihat ada 4 rombongan pendaki juga yang tengah beristirahat. diantara mereka sudah ada yang mendirikan kemah.
Aku : " nah kita sudah sampai nih teman-teman, berhubung karena matahari semakin terik, baiknya kita berteduh sejenak di bawah pohon beringin ini. atau kalian ingin mendirikan tenda di sini?
Inna : "mmm sebaiknya kita mendirikan tenda di pos 4 saja, kalau di sini masih terlalu dekat.
Rausan : " iya, aku sepakat sama inna, selain paling cantik dia juga memang cewe yang kuat hahaha!"
Dara : " iya, kita kan tadi udah istirahat sebentar di sabana Dhy!" sambung Dara pelan.
Aku : " Genko gimana dengan kamu, pendapatmu gimana?"
Genko masih tetap diam, dia hanya menganggukkan kepala, mulutnya tetap terkunci rapat.
Inna : " aneh banget sih genko, tumben banget ngga komentar sama sekali!" tutur inna.
aku : " yaudah, kalau begitu kita istirahat 10 menit kemudian melanjutkan perjalanan yah, biar gak kemaleman sampainya di pos 4"
setelah istirahat beberapa saat, rombongan kita kemudian melanjutkan perjalanan, waktu sudah menunjukkan pukul 14:45
Rausan : " eh Dhy, kalau ke pos 4 kita kira-kira harus jalan berapa jam ya?"
Aku : " untuk mencapai pos 4 perkiraanku kita akan menghabiskan waktu sekitar 4 jam san!" ungkapku kepadanya.
Inna : " nah, cuman 4 jam. mending kita percepat langkah biar tidak terlalu kemaleman sampai disana, kan subuhnya kita mau kejar sunrise!"
Aku : " ia inna siap, asalkan semua teman-teman tetap dalam kondisi terjaga dan aman yah!"
Dara : "hmmmm " ia hanya bergumam. seperti biasanya.
sementara genko terus saja diam, entah apa yang sedang ia pikirkan.
tak terasa waktu berlalu dengan cepat, hari mulai petang, sebentar lagi rombongan kami akan sampai di pos 3.
aku : " nah syukurlah, sekarang kita sudah tiba di pos 3. bagaimana kalau kita ibadah maghrib berjamaah dulu?"
inna : " okey sip, tapi sumber airnya sebelah mana, wudhu ku sepertinya sudah batal tadi di perjalanan.
Aku : " sumber airnya tidak jauh dari sini kok, tapi sebaiknya kalian yang cewe-cewe tunggu disini aja, biar kita yang cowo-cowo yang ambilin air buat kalian wudhu."
Rausan : " tapi kan kasian kalo gak ada yang jagain, kalau begitu biar aku aja yang jagain mereka berdua disini, kalian berdua pergi ambil air buat wudhu sekalian minum ya, hehe" ujarnya sambil tersenyum.
Inna : " enak aja, aku gak mau nunggu disini, aku juga mau ke sumber airnya, disana pasti seger!"
aku : "yaudah kalau gitu inna ikut aku sama genko ke sumber air, dara sama rausan tunggu disini yah"
dara: " iiih aku gak mau, aku juga mau foto-foto di sungai kraken dong!" ucap dara bersemangat.
aku : " hmmm, kalau begitu yang sendiri di bawah pohon akasia ini cuman rausan dong, gimana san, kamu mau disini atau ikut?"
Rausan : " yaudah aku disini aja, lagian juga sungainya cuman beberapa ratus meter kan dari sini!"
aku : " kalau begitu ayo kita berwudhu, nanti maghribnya lewat. genko ayo kita jalan!"
mendengar ajakannku genko masih tetap tak bicara, namun langkah kakinya tetap mengikuti kami.
setelah selesai mengambil wudhu dan persediaan air minum kami berempat kemudian kembali ketempat rausan menunggu.
namun diantara kami tak ada yang menyangka, tidak ada seorangpun yang menunggu di bawah pohon akasia itu.
" aku : "nah si Rausan kemana yah? "
Inna ;"iya nih, sebaiknya kita teriak aja, kali aja dia dengar"
dara : " Rausan... Rausan...!!! kamu dimana? sorak Dara, ia sedikit cemas, sama seperti kami.
suasana saat itu sudah gelap, kami menyalakan senter untuk mencari Rausan. kami mengelilingi dan bertanya kepada 2 rombongan lain yang sejak tadi telah berkemah di pos 3 tersebut. namun tetap saja tidak ada yang melihat Rausan.
keadaan semakin mencekam, rausan sama skali tak menyahut teriakan kami. entah ia sedang pergi kemana. setelah 2 jam mengelilingi pos 3, tetap saja, batang hidung rausan tidak terlihat sama sekali. akhirnya kita meminta bantuan pendaki lain untuk mencari rausan. RAUSAN HILANG! BERSAMBUNG......






zafinsyurga dan 5 lainnya memberi reputasi
6
679
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan