Kaskus

News

kaum.milenialAvatar border
TS
kaum.milenial
Mahasiswa Papua Baca Puisi 'Ado Mamayo' di Aksi Gejayan Memanggil
Mahasiswa Papua Baca Puisi 'Ado Mamayo' di Aksi Gejayan Memanggil

Suara.com - Seorang mahasiswa asal Papua mencuri perhatian sejumlah pengunjuk rasa, ketika massa Gejayan Memanggil mulai membubarkan diri pada sekitar pukul 16.30 WIB.

Beberapa peserta aksi pun sejenak menghentikan langkahnya saat berjalan melewati depan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jalan Colombo, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Mereka menonton aksi Julia Opki, mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta, membacakan puisi 'Ado Mamayo' karya Idra Faudu.

"Di balik rimbun pohon-pohon tua, kitorang bertanya, Adil k? Adil k?" seru mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Pembebasan Perempuan (Siempre) ini, sambil menunjuk pria yang berbaring di aspal, seakan sudah mati.

"Tidak!" sahut para mahasiswa yang duduk mengelilingi Julia.
Menurut penuturan Julia, puisi tersebut bercerita tentang kekerasan negara terhadap masyarakat Papua.

"Mereka melakukannya pakai alat militer Indonesia. Penembakan dan pemukulan dilegalkan dengan alasan separatis. Setiap aksi di Papua selalu direpresi militer," terang Julia pada SuaraJogja.id, Senin (23/9/2019) sore.

Melalui pembacaan puisi tersebut, Julia juga menuntut pemerintah untuk membuka ruang demokrasi seluas-luasnya.

"Referendum saat Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 seharusnya dilaksanakan secara one man one vote, tapi kenyataannya tidak," ucap Julia, menerangkan soal sejarah Papua Barat menjadi bagian dari NKRI, setelah penetuan statusnya antara Indonesia dan Belanda tak kunjung sampai ke titik temu.


Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi Gejayan Memanggil di Pertigaan Colombo, Gejayan, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (23/9/2019).

Maka dari itu, kini ia meminta pemerintah untuk mengulang referendum Papua.

Di samping itu, dirinya juga menyampaikan protesnya terhadap sikap pemerintah dalam mengatasi masalah Papua.

"Tarik saja militer. Di seluruh Papua tak ada konflik horizontal saat aksi antirasis kenapa internet dimatikan dan militer pun ditambahkan?" tegasnya.

Ribuan mahasiswa dan kalangan masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi Gejayan Memanggil pada Senin (23/9/2019) siang.

Seluruh peserta aksi unjuk rasa melakukan long march sampai ke titik kumpul terpusat, yakni Pertigaan Colombo, Jalan Affandi (Gejayan), Condongcatur, Depok, Sleman.

Dikutip dari rilis yang diterima SuaraJogja.id dari Aliansi Rakyat Bergerak, berikut tujuh tuntutan yang disuarakan dalam #GejayanMemanggil:

1. Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP

2. Mendesak Pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

3. Menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia

4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja

5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk penghianatan terhadap semangat reforma agraria

6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor

sumur


mending nonton wayang emoticon-Traveller
0
891
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan