- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tersesat Saat Mendaki Salah Satu Gunung Yang Berada Di Jawa Tengah


TS
ayokitakemanaa
Tersesat Saat Mendaki Salah Satu Gunung Yang Berada Di Jawa Tengah

"Don korekku belom kamu balikin?" Tanya Tyo yang sedari tadi mencari-cari korek gasnya untuk menyalakan rokok yang sudah menggantung di mulutnya.
"Udah aku balikkin kok, tadikan aku kasih ke kamu" Kata Doni yang membalas pertanyaan temannya itu sambil terus berjalan di gunung yang mulai berkabut itu.
"Oiya, di kantong belakang ternyata Don" Balas Tyo yang mesam mesem karena lupa menaroh korek gasnya.
"Ton aku minta minummu ya, punyaku habis soalnya" Kata Tyo kepada Anton yang berjalan paling depan.
"Ya" Jawab Anton singkat.
Tyo, Doni dan Anton merupakan tiga orang sekawan yang sudah berteman sejak kelas 1 SMA. Walau begitu ini adalah pengalaman pertama bagi Tyo dan Doni mendaki gunung. Sedangkan Anton, ini adalah ke lima kalinya mendaki gunung. Karena selain hobi, Kakak Anton merupakan seorang aktivis pencita alam di kampusnya sehingga kesukaannya terhadap alam menular kepadanya. Dari kelas 2 SMP dia sudah melakukan pendakian bersama kakaknya itu. Dan untuk gunung yang didakinya kali ini, merupakan yang ketiga kalinya. Sebuah gunung setinggi 3.265 mdpl yang berada di antara provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berbeda dengan Anton, Doni merupakan anak yang lebih senang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputernya untuk menonton anime atau bermain game. Dia terpaksa ikut ke dalam pendakian ini karena kedua temannya yang memaksanya.
"Wah lama-lama dingin juga ya" Kata Tyo yang sedari tadi sibuk mengoceh selama perjalanan. Tyo memang dikenal sebagai anak yang ramai tapi ceroboh. Beberapa kali motornya hampir dibawa kabur orang karena dia lupa mencabut kunci motornya. Dia juga termasuk anak yang sering menjadi target omelan para guru karena sering membuat kelas menjadi tidak kondusif. Walau begitu, Tyo ini adalah anak yang pintar karena dia beberapa kali mengikuti olimpiade fisika mewakili sekolahnya.

evventure.com
"TREKK" Suara dari tombol senter yang digeser oleh Anton.
"Langit udah mulai gelap, kabut juga udah mulai turun, ayo jalan lebih cepet biar keburu sampe pos 5" Kata Anton kepada teman-temannya agar mereka juga berjalan lebih cepat.
"Lah bukannya kita baru dari pos 3? Engga bermalem di pos 4 aja?" Tanya Doni kepada Anton.
"Jangan, kita jalan terus sampe pos 5" Kata Anton menimpali pertanyaan Doni.
"Lah kenapa?"Tanya Doni yang semakin penasaran.
"Iya kenapa emang ton?" Tanya Tyo yang juga mulai penasaran.
"Pokoknya jangan" Jawab Anton singkat.
Jawaban ketus Anton itu seolah-olah memberi kode kepada Tyo dan Doni untuk tidak bermalam di pos 4. Dan keduanya juga nampak mengerti kode dari Anton itu. Walaupun keduanya tidak mengerti ada apa dengan pos 4.
Langit yang semula memerah sudah menjadi hitam. Hanya ada senter sebagai sumber cahaya malam itu yang digunakan oleh ketiganya. Begitu juga kabut yang mulai menebal membuat jarak pandang mereka berkurang.
"Jangan terlalu jauh, ayo lebih rapat, kabutnya mulai tebal" Perintah Anton kepada kedua temannya.
Sebenarnya alasan Anton meminta teman-temannya agar lebih rapat bukan hanya karena kabut. Melainkan karena jarak mereka yang sudah dekat dengan pos 4.
"Duh capek juga ya" Keluh Doni sembari berjalan di posisi paling belakang. Namun keluhan itu membuat Anton kaget. Kaget seperti mendengar kabar buruk. Anton ingat sekali pesan kakaknya untuk jangan pernah bilang capek atau lelah ketika sedang mendaki gunung ini. Karena ada sebuah mitos yang menyebutkan bila kita mengucapkan kata-kata itu akan ada kaki yang menahan langkah kita. Anton ingin sekali menegur Doni, hanya saja kondisi sekarang dan jarak yang sudah dekat dengan pos 4 membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk menegur Doni.
Ketiganya terus berjalan mengikuti jalan setapak tanpa ada satupun yang berusaha memecah suasana yang sunyi itu. Kini mereka sudah berada di pos 4, namun seperti kode yang diberikan oleh Anton tadi membuat ketiganya untuk terus melangkah. Walau kaki sudah memberikan tanda-tanda untuk minta di istirahatkan.
"Loh" Tiba-tiba Doni terkaget karena dirinya tidak lagi melihat tas carrier Tyo. Dirinya baru sadar kalau dia sudah tertinggal dari teman-temannya.
"Anton! Tyo!" Teriak Doni kepada teman-temannya itu. Namun teriakannya itu sia-sia saja karena tak ada jawaban dari teman-temannya. Keringat dingin mulai keluar dari dahinya. Kaos yang dikenakannya mulai basah karena keringat yang terus menerus keluar dari badannya. Sambil masih menyenteri sekelilingnya Doni berjalan perlahan-lahan sambil terus meneriaki teman-temannya. Namun teriakan itu membuat tenggorokannya kering. Doni berusaha mengambil botol air minum yang ada di kantong kanan tasnya. Baru satu tegukan, air di dalam botol itu sudah habis. Dan membuat Doni memilih untuk diam sambil mencari jalan keluar.
Dalam malam yang gelap itu, Doni tiba-tiba menemukan sebuah mata air yang terbuat dari pipa paralon putih dengan selang di dekatnya. Dari selang tersebut keluar air yang tidak terlalu deras. Donipun segera mengisi botolnya itu dengan air tersebut. Namun baru sebentar dia mengisi air, leher belakangnya merasakan tetesan air dari atas tempat dia jongkok. Awalnya dia hanya mengira embun yang menetes dari daun. Namun pikiran positifnya seketika berubah menjadi negatif ketika dia mendengar suara tertawa yang cukup keras namun nyaring.
"HA HA HA HA" Suara tersebut terus-menerus berulang-ulang. Dan suaranya semakin kecil dan semakin kecil. Doni yang menyadari hal tersebut hanya bisa diam mematung tanpa berani melihat sumber suara itu.
Hingga akhirnya suara tersebut mulai samar di telinga Doni. Donipun bangkit dan mendongakan kepalanya kedepan. Dengan sangat jelas dia melihat sebuah kain coklat kotor dengan kaki yang terus berayun-rayun di depan nya. Belum sampai Doni melihat utuh sosok tersebut, dirinya reflek melarikan diri. Dirinya berlari tanpa arah dengan senter yang terpegang di tangannya. Doni hanya ingin agar dirinya bisa pergi sejauh mungkin dari mahluk tersebut.
Ditengah kepanikannya untuk menjauh dari mahluk tersebut, Doni kembali merasakan hal yang aneh. Dirinya merasa sudah melewati tempat tersebut. Hal itu dia sadari karena adanya pohon jati besar yang selalu dia lalui. Dia merasa seperti lari terus menerus di tempat yang sama. Pikiran Donipun semakin kacau. Dia sudah tidak lagi memperdulikan bajunya yang basah dan keringat yang terus menerus keluar dari dahinya.
Namun sejauh dan sekencang apapun Doni berlari dirinya tetap berada di tempat yang sama. Lajunya mulai melambat, air minum yang diambilnya hanya tersisa sedikit karena tidak sempat dia tutup. Doni mencoba menenangkan pikirannya. Diteguknya air minum itu, lalu memejamkan matanya dan berdoa di dalam hati "Tolong aku Tuhan, tolong bantu aku keluar dari tempat ini".
womantalk.com
Tiba-tiba dirinya melihat sebuah cahaya yang berjarak 100 meter dari tempat Doni berdiri. Dia berlari mengahampiri cahaya tersebut dan saat semakin dekat ternyata ada dua sosok yang sangat dia kenali. Ternyata mereka adalah Tyo dan Anton.
"OOOIIIIIIIIIIII" Teriak Doni sambil berlari kearah teman-temannya itu.
"Anjir, udah pesemis aku bisa ketemu kalian lagi" Lanjutnya sambil tersengal-sengal sehabis berlari.
"Wey Don, kau kemana aja, kami berdua udah ada sejam mungkin nyariin kamu " Tegur Tyo kepada Doni.
"Aku juga ga tau Yo kenapa bisa ketinggalan kalian" Jawab Doni sambil mengatur nafasnya.
"Kamu gapapakan? Baik-baik ajakan?" Tanya Anton yang sudah bisa bernafas lega karena berhasil bertemu dengan Doni kembali.
"Engga, gapapa" Jawab Doni singkat, sebeneranya dia ingin sekali menceritakan apa yang baru saja dialaminya kepada teman-temannya. Namun dia tahan dan akan diceritakannya ketika di kereta menuju rumah.
"Yaudah ayo lanjutin perjalanannya" Anton kembali memberi intruksi kepada teman-temannya sambil mengeluarkan tali tambang dari dalam tasnya.
"Semuanya ikat ini ke tas masing-masing agar kejadian tadi tidak kembali terulang" Perintah Anton.
Ketiganya pun kembali melanjutkan perjalanan. Dan berhasil sampai di pos 5 pukul 11.00 malam. Sejak peristiwa hilangnya Doni, tidak ada hal aneh lagi yang mereka alami hingga mereka turun. Dan saat di kereta, Donipun menceritakan pengalaman horrornya itu pada teman-temannya. Tyo tampak kaget mendengar cerita itu, namun tidak dengan Anton.
"Sebenernya pas kamu ngeluh bilang capek, aku tuh udah ada firasat ga enak. Karena dulu temen kakakku juga pernah ngalamin hal yang sama. Jadi kakakku selalu mewanti-wanti aku untuk jangan ngeluh ketika mendaki". Ucap Anton singkat kepada teman-temannya.
Mendaki gunung merupakan kegiatan ekstrim, sehingga perlu fisik, mental dan pengalaman yang baik untuk mendaki gunung. Banyak orang yang menghilang di gunung karena mereka tidak mengerti pengetahuan tentang mendaki gunung. Namun banyak juga yang percaya mereka hilang karena telah melanggar aturan warga setempat, apalagi aturan yang dianggap "keramat" oleh warga setempat.
TAMAT.






zafinsyurga dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.2K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan