Jika kita mendengar nama BJ Habibie maka kita pasti langsung terbayang dengan pesawat terbang. Dikenal sebagai ilmuan jenius dan juga bapak teknologi Indonesia, pria yang bernama lengkap Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie sudah pasti merupakan penyumbang terbesar dalam kemajuan pesawat terbang di indonesia.

Sudah banyak teori teori penerbangan yang beliau kemukakan dan begitu banyak pula pesawat yang dia ciptakan. Katakanlah R80, Dornier Do 31, C-130 Hercules dan tentunya pesawat pertama buatan indonesia N250.

Presiden ketiga Republik Indonesia ini membuktikan kejeniusannya dalam dunia penerbangan dengan karya pertamanya yang mampu terbang di langit indonesia pada tahun 1995. Itulah pesawat N250 Gatot Kaca yang dibuat oleh IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Pesawat IPTN N-250 ini merupakan gagasan dari BJ Habibie sekaligus menjadi karya emas yang paling dibanggakan bangsa.

Kode huruf dari pesawat ini merupakan lambang dari Nurtanio atau Nusantara sedangkan 250 memiliki makna pesawat bermesin ganda dengan kapasitas 50 orang.



Bukan main main, pesawat ini menjadi bintang pameran saat Indonesia Air Show di Cengkareng pada tahun 1995. Pesawat yang menggunakan mesin turboprop 2439 KW ini memiliki 6 bilah baling baling yang mampu terbang dengan kecepatan hingga 610 km perjam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang.

Desain awal pesawat ini membutuhkan waktu 5 tahun lamanya namun hebatnya pesawat ini berhasil lepas landas pertama kali tanpa mengalami Dutch Roll (pesawat oleng) berlebihan dan pesawat ini dinilai cukup canggih hingga 30 tahun kedepan.

Sayangnya pesawat ini dihentikan produksinya pada 1997 karna krisis ekonomi yang melanda indonesia namun tak pelak lagi pesawat inilah yang sudah menghantar indonesia menjadi negara paling maju dalam dunia dirgantara pada jamannya.

Pada Rabu, 11 september 2019 minggu lalu BJ Habibie atau yang lebih sering dipanggil Eyang menghembuskan nafas terakhirnya namun karya karyanya akan selalu ada dan dikenang sepanjang masa. Terutama N250 yang sudah menjadi pembuka gerbang bagi dunia penerbangan Indonesia.

Selamat jalan Eyang, semoga jiwamu mendarat dengan selamat di pangkuannya.