- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Stand Up Comedy
Kumpulan Cerpen Gaje
TS
Hirarahmi39
Kumpulan Cerpen Gaje

Wanita Pemakan Bayi
By: Hirarahmi
Namanya Mariam. Remaja berusia sembilan belas tahun, yang tinggal di sudut Ibu Kota. Berasal dari keluarga broken home, membuat Mariam tumbuh menjadi gadis liar. Bagaimana tidak? Seorang ayah yang seharusnya melindungi dan menyayanginya, sudah menikah dan bahagia bersama istri baru, tanpa peduli dengan keadaannya. Sedangkan sang ibu ... bukannya mendidik ke jalan yang benar, tapi malah mengajak Mariam menjadi pelac*r sama sepertinya.
Dentuman bass DJ di diskotik, sudah menjadi melodi indah di telinga Mariam. Berbaur dengan berbagai pria, berjoget sambil saling raba, minum alkohol, bahkan berhubungan badan sudah biasa baginya. Hidupnya tak lagi benar. Semuanya suram, sama seperti dunianya yang remang-remang.
Hamil dan melahirkan sebelum menikah, sudah dua kali Mariam rasakan. Namun, tak ada satu pun dari anaknya itu yang dia biarkan hidup. Lalu, diapakannya bayi-bayi itu?
"Aku memakannya," jawab Mariam, ketika Jack kekasihnya bertanya perihal anak mereka.
"A-apa?" Jack ternganga. Dia tidak percaya, Mariam akan menjadi singa betina yang kanibal.
"Ya, aku memakannya! Ada yang kumasak, ada pula yang kumakan mentah. Rasanya nikmat. Daging mereka lembut."
Namun, itu adalah diri Mariam yang dulu. Kini dia sudah berubah. Entah siapa yang semula memberi hidayah padanya, sehingga Mariam mau meninggalkan dunia kelam itu. Kendati demikian, Mariam masih hamil untuk yang ketiga kalinya. Tanpa nikah dan suami. Mariam bingung, siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Sebab, dia dicabuli oleh tiga pria asing ketika dia pulang bekerja.
***
Tiga hari lagi, Dena teman Mariam akan datang. Dena mau membantu Mariam menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kelahiran bayi Mariam. Maka hari itu, Mariam memutuskan untuk berbelanja ke super market sebentar, membeli bahan masakan untuk menjamu Dena.
Jadilah hari itu Mariam ke super market. Dia berjalan lamban sambil memegang pinggang. Agaknya, perut yang besar membuat Mariam kepayahan. Di super market, Mariam memilih berbagai macam sayuran juga buah. Mendorong troli sambil mengambil barang yang dibutuhkanya di rak.
Capek berbelanja, Mariam memutuskan untuk makan sebentar di restoran cepat saji di super market itu.
"Chiken cheesy crispy dan segelas lemon tea, aja, Mbak," jawab Mariam ketika seorang pelayan bertanya apa yang akan dia pesan.
Sembari menunggu pesanannya datang, Mariam men-cek ponsel, berselancar di dunia maya barang sebentar. Sedang asyik berbalas komen, perut Mariam tiba-tiba sakit. Otot perutnya berkontraksi, menciptakan rasa sakit yang teramat sangat.
"Aiisshh ...," ringis Mariam sambil berpegangan di sisi meja.
Susah payah, Mariam bangkit. Ditinggalkannya ponsel dan barang belanjaan begitu saja. Tertatih-tatih dia melangkah, sambil terus meringis dan memegang perut. Dia hendak pergi ke toilet, sebab dia tahu apa yang akan terjadi. Ya, dia akan melahirkan. Air ketubannya sudah pecah, membasahi dan menjalari lantai yang dia lalui. Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya saling pandang tanpa ada niat membantu. Maklum, kota memang penuh dengan manusia individualis.
Mariam membanting pintu toilet kuat-kuat. Selanjutnya, dia sudah terduduk di lantai. Dia mengejan. Matanya melotot, giginya bertaut, dan pita suaranya bergetar sebab geraman. Mariam merasakan bagian bawah tubuhnya sobek. Sakit sekali. Namun dia terus bertahan, mengejan, sambil menarik dan mengembuskan napas. Hingga kemudian, sosok mungil keluar dari sana. Tangisannya menggema, sedangkan darah segar berserakan di lantai.
Di lain tempat. Seorang pelayan wanita tengah kebingungan. Menoleh ke sana ke mari, sambil memegang nampan berisi segelas lemon tea dan chiken cheesy crispy. Dia adalah pelayan yang mengantarkan pesanan Mariam tadi.
"Kamu mencari wanita hamil yang duduk di sini tadi?" tanya seorang wanita paruh baya pada pelayan itu.
"Iya, Bu."
"Menurut saya dia ke toilet. Sebab saya melihatnya seperti hendak melahirkan tadi."
Tanpa pikir panjang, pelayan itu meletakkan nampan berisi makanan tersebut ke meja, lantas berlari ke toilet.
***
Mariam menggendong bayinya yang berlumuran darah. Matanya membulat. Bibirnya ternganga. Dadanya naik turun sebab kelelahan dalam mengejan tadi. Entah apa yang ada dalam pikirannya sekarang. Dia mengangkat bayinya dan mendekatkan ke mulut perlahan-perlahan. Kini, jarak antara bibirnya dengan sang bayi hanya beberapa mili saja. Sedetik ... dua detik ... tiga detik ... dan ....
Ceklek!
Pintu toilet terbuka lebar, membuat Mariam terkejut setengah mati. Hampir saja bayi yang dalam gendongannya itu terlempar. Di depan pintu, seorang pelayan wanita tampak pucat pasi. Dia melongo sambil memelototkan mata.
"A-anda mau memakan bayi itu?" Pelayan itu tergagap.
"Eh, buk--"
"Tenang!" Pelayan itu memotong ucapan Mariam. "Itu hak Anda, saya tidak dapat melarangnya. Hanya saja, ada satu hal yang perlu Anda ingat. Apapun makanannya, minumnya tetap teh botol sosro."
Pelayan itu mengakhiri ucapannya, kemudian berlari meninggalkan Mariam yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Siapa yang mau makan bayi? Orang mau menciumnya," lirih Mariam, kemudian mencium bayinya yang lucu itu.
Kelar.
------
Hai, GanSis. Maaf, ye, kalo cerita ane ini kurang greget. Ntar ane bikin yang lebih greget lagi daah.
Thingkyu.

Diubah oleh Hirarahmi39 22-09-2019 12:58
tata604 memberi reputasi
1
596
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan