- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kesetiaan Tiada Batas Sang Wira


TS
anna1812
Kesetiaan Tiada Batas Sang Wira

Indonesia berduka. Mantan presiden RI ke 3, Bapak Prof. DR. Ing. BJ Habibie atau yang lebih dikenal Eyang Habibie, telah berpulang ke pangkuan Illahi pada hari Rabu, 11 September lalu di RSPAD Gatot Subroto. Jujur ane sangat sedih. Sebab itu mengingatkan ane akan ibu dan adik ane yang telah lebih dulu menghadap-Nya. Kenangan mereka selama hidup, masih tersimpan rapi dalam hati.
Begitu pun dengan mantan bapak presiden ini, Gan Sist. Walaupun ane nggak mengenalnya secara langsung, tapi sosoknya yang sering menghiasi layar kaca dengan segudang kisah inspirasi, mampu membuat ane kagum sekaligus haru. Juga kisah cinta beliau. Kesetiaan, rasa sayang, dan cinta yang dimiliki, menginspirasi banyak orang. Termasuk ane. Kesetiaan pada pasangan hingga maut memisahkan.
Adalah Ibu Ainun. Sosok wanita yang mampu membuat Eyang Habibie nggak bisa berpaling ke lain hati. Menurut kesaksian mantan seorang ajudan pada masa beliau menjabat sebagai wakil presiden dan presiden masa jabatan 1998-1999, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 silam, sering mengajak makan sang ajudan. Beliau hanya memakan makanan yang dibuat oleh sang istri. Sang ajudan juga mengungkapkan bahwa dia sendiri yang mengambil makanan itu di kediaman sang presiden di kawasan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan. Kebiasaan Bapak Habibie itu adalah salah satu bukti bahwa beliau sangat mencintai sang istri. Dan masih banyak lagi bukti cinta dari pasangan yang menikah di kota kembang pada 12 Mei 1962 ini.
Begitu pun dengan mantan bapak presiden ini, Gan Sist. Walaupun ane nggak mengenalnya secara langsung, tapi sosoknya yang sering menghiasi layar kaca dengan segudang kisah inspirasi, mampu membuat ane kagum sekaligus haru. Juga kisah cinta beliau. Kesetiaan, rasa sayang, dan cinta yang dimiliki, menginspirasi banyak orang. Termasuk ane. Kesetiaan pada pasangan hingga maut memisahkan.
Adalah Ibu Ainun. Sosok wanita yang mampu membuat Eyang Habibie nggak bisa berpaling ke lain hati. Menurut kesaksian mantan seorang ajudan pada masa beliau menjabat sebagai wakil presiden dan presiden masa jabatan 1998-1999, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 silam, sering mengajak makan sang ajudan. Beliau hanya memakan makanan yang dibuat oleh sang istri. Sang ajudan juga mengungkapkan bahwa dia sendiri yang mengambil makanan itu di kediaman sang presiden di kawasan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan. Kebiasaan Bapak Habibie itu adalah salah satu bukti bahwa beliau sangat mencintai sang istri. Dan masih banyak lagi bukti cinta dari pasangan yang menikah di kota kembang pada 12 Mei 1962 ini.

Namun, keromantisan mereka harus berakhir ketika Ibu Ainun mengembuskan napas terakhir pada 22 Mei 2010 karena kanker ovarium yang dideritanya. Bapak Habibie sempat terpuruk setelah kematian sang istri. Tapi beliau masih setia dan kerap menyambangi peristirahatan terakhir sang pujaan hati di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Selatan.
Melalui hari-hari selama sembilan tahun tanpa Ibu Ainun, akhirnya Allah mempertemukan mereka. Bapak Teknologi mengembuskan napas terakhir karena sakit gagal jantung. Jenazah sang pahlawan dimakamkan di samping belahan jiwanya, Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Selatan. Dan hingga saat ini, masih banyak peziarah yang mendatangi peristirahatan terakhir Eyang Habibie. Bahkan dari pulau seberang, Sumatera. Mereka rela menempuh perjalanan jauh demi bisa mendo'akan secara langsung, menabur bunga hingga membasuh batu nisan dengan air.
Selamat jalan, Eyang. Allah lebih menyayangimu. Teriring do'a nan tulus dari kami, para pecinta literasi Indonesia. Semoga Allah melapangkan kubur, menerima segala amal ibadah, serta mengampuni dosa-dosamu. Aamiin.
Sepenggal puisi untuk Eyang Habibie
#Patidusa
WIRA
Berjuta kenangan kau torehkan
Mengukir segudang prestasi
Menjadi kebanggaan
Negeri
Raga tak lagi ada
Hadap Sang Kuasa
Tangis lara
Menggema
Selamat jalan wahai wira
Namamu kan abadi
Dalam jiwa
Kami
WIRA
Berjuta kenangan kau torehkan
Mengukir segudang prestasi
Menjadi kebanggaan
Negeri
Raga tak lagi ada
Hadap Sang Kuasa
Tangis lara
Menggema
Selamat jalan wahai wira
Namamu kan abadi
Dalam jiwa
Kami
Cilacap, 21 September
Diubah oleh anna1812 22-09-2019 20:08






4iinch dan 26 lainnya memberi reputasi
27
2.8K
93


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan