Kaskus

Entertainment

amikurniaAvatar border
TS
amikurnia
Kabut Di Pendakian Gunung Semeru
Kabut Di Pendakian Gunung Semeru

Kabut Di Pendakian Gunung Semeru
Sumber : India. com



Akhir pekan telah tiba, saatnya mengisi hari libur selama dengan camping menikmati keindahan panorama di puncak gunung semeru.

Aku yang sudah tak sabar menunggu liburan ini, rencananya kami bertiga dengan kawan dekatku si Adi dan Wishnu mencoba untuk mendaki hingga ke puncak.

"Wah.... Bisa selfie dunk nantinya, buat update status foto setelah dari puncak." Batinku dengan gembira.

Keesokan harinya pada sore hari kami pun mulai berangkat menggunakan motor, hingga tiba di lokasi pendakian dan kami menitipkan motor di pondok kopi kaki gunung untuk menuju pos pertama.

Kita berangkat sore hari, karena kita berencana untuk menginap di pos pertama hingga mejelang subuh untuk menuju ke pos berikutnya. Perjalanan menuju pos pertama sekitar 5 jam perjalanan.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 8 malam, kami menerobos hutan menyusuri jalan setapak dan jalanan di samping kita cukup curam. Kita pun sudah jauh meninggalkan pedesaan, hanya ada kegelapan disekitar kita. Untuk penerangan hanya ditemani oleh headlamp dan sinar rembulan purnama tepat diatas kepala kami.

"Nu... Kamu dengar nggak berita kemarin ada anak yang bunuh diri di sekitar gunung semeru ini?? "

Tanya Wishnu sambil berjalan menyusuri jalan setapak untuk menghilangkan bosan.

"Nggak tuh... Emang berita darimana itu?? "
Jawab si Adi balik bertanya.

"Mungkin berita dari internet kali.. Dia kan suka segala kisah tentang pegunungan." jawabku singkat.

"Ohhh... Jadi belum ada yang dengar ya cerita ini... "

"Iya sih cerita ini udah cukup lama sekitar 3 bulan yang lalu, dia bunuh diri dengan gantung diri di bawah pohon beringin yang tumbang."

"Kalau nggak salah namanya adalah Winda."

"Mayatnya baru diketemukan setelah 3 hari , lalu dikebumikan di areal pedesaan dekat pohon beringin tumbang itu. Tragis banget yak hanya gara-gara cinta nyawapun melayang..." Kata Wishnu.

"Lagian bodoh banget, karena putus cinta bunuh diri karena pacar. Dasar cewek tolol..." jawab si Adi.

Tak beberapa lama setelah kita berjalan, kemudian angin tiba-tiba berhembus dengan kencang.

Gruduk... Grudukkk.... Grudukkk...

"Awas!!! Pegangan!!! Tanahnya longsor!!! " Teriak si Wishnu.

Tiba jalan setapak yang kita lewati runtuh dan longsor kebawah, karena tidak ada pegangan apapun disekitar kami bertiga pun jatuh terguling-guling hingga dasar.


*******



Ssssshhhhh.... Ssshhhh....

Sayup-sayup terdengar suara angin yang menerpa wajahku, Aku pun terbangun. Kulihat Adi dan Wishnu masih tergeletak tak sadarkan diri. Ternyata kita pingsan selama beberapa waktu.

"Hey.. Kalian ayo bangun..." Aku mencoba menepuk pipi mereka untuk berusaha menyadarkan.

Tak beberapa lama mereka pun sadar, dan ternyata kami terperosok dan jatuh cukup tinggi sekitar 20 meter hingga membuat kami pingsan.

Lalu Aku pun mencoba untuk menyalakan senter untuk menerangi sekitar, kulihat ada jalan setapak di sebalah kanan kami.

"Itu ada jalan setapak, kita harus kembali ke jalur utama ya setelah ini" Kataku.

Kami pun berjalan tertatih-tatih, dikarenakan jatuh terpelanting dari ketinggian.

Tak lama setelah melewati jalan setapak, berjalan semakin jauh, lalu muncul kabut agak tebal mulai melingkupi sekitar jalan setapak yang kami lewati.

"Di... Kok jadi berkabut gini, padahal nggak dingin ya..."

"Iya nih, mana gw agak merinding lagi sekarang..."

Tak beberapa lama kami mengendap-ngendap karena kondisi kabut yang agak tebal.

"Di.. Itu di depan jalan setapak kok ada pohon beringin tumbang ya??" Tanyaku.

"Masak sih, Kamu jangan nakut-nakutin Aku donk." Jawab si Adi dengan nada tinggi.

Ternyata... Tepat di depan kami ada pohon beringin yang cukup besar, namun pohon itu sudah mati. Mungkin tersambar petir waktu hujan tiba, kami pun berhenti tepat di depan pohon ini.

"Apa ini jangan-jangan... Tempat... "

"Hussh...!! Jangan ngomong yang aneh di sekitar pegunungan ini." Jawabku berusaha memotong perkataan si Adi.

"Kita lanjut aja... Aku merasa ada yang nggak beres di sekitar areal ini. " Jawab Wishnu.

Lalu kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak, kabut yang tebal tetap menemani kami sepanjang prejalanan.

Setelah sekian lama kita melewati jalan setapak itu, kami pun kembali di tempat yang sama.

"Lhah... Kok beringin itu lagi muncul di depan kita..." tanya si Adi.

"Beda kali pohonnya... Ayo lanjut lagi, keburu tengah malam kita nggak sampai tujuan. " Jawab Wishnu.

Kita kembali melanjutkan perjalanan di tengah kabut, beberapa waktu kemudian kita pun kembali di tempat yang sama.

"Di... kok ketemu pohon ini lagi sih. Aku kok jadi merinding gini, apa ini tempat si cewek yang gantung diri itu ya..." Tanya si Wishnu dengan nada ketakutan setengah putus asa.

"Iya... Daritadi ternyata kita hanya berputar disini... Gimana ini Mi... " jawab si Adi berusaha menenangkan diri.

lalu Aku pun teringat oleh ucapan orang tua jaman dahulu, jikalau tersesat di hutan maupun di gunung dan menemui kabut gelap yang samar-samar dan tebal tidak menemukan jalan keluar. Segera berdoa berharap kepada Tuhan diberikan jalan keluar, lalu menghentakkan kaki ketanah satu kali.

Lalu aku pun mencoba untuk melakukannya, tak lama kemudian kita pun mencoba untuk melanjutkan perjalanan.

Kabut di areal sekitar pejalanan kami berangsur-angsur menghilang, lalu didepan terdapat sepetak tanah yang cukup luas. Luasnya sekitar 2 kali lapangan voli.

"Di... Kita lewat kuburan..." kata si Wishnu agak bergetar ketakutan berusaha memeluk Adi.

Beberapa meter didepan kami, ada beberapa makam. Begitu kami lewat, disebelah kami ada makam yang masih baru. Tanahnya masih basah dan bunga tabur yang masih segar diatasnya, dan tulisan di nisan batunya Winda binti Sutianah. Mirip dengan nama cewek yang gantung diri di gunung ini.

"Kurasa kita daritadi berputar-putar di disuruh kesini rupanya. "

"Sekarang kita berhenti dan berdoa dulu sebentar disini, supaya arwahnya tenang di alam sana..." Kataku kepada mereka.

Lalu kita pun berdoa mengheningkan cipta, mendoakan agar arwahnya tenang.

Tak lama kemudian tiba-tiba angin berhembus dengan kencangnya menyibak ranting-ranting pepohonan, terlihat beberapa ratus meter dibawah kami terlihat lampu rumah perkampungan.

Lalu kita menerobos menuju ke arah lampu tersebut, ternyata kita sampai sebuah desa tempat kita menitipkan motor di kaki gunung semeru.

Kitapun beristirahat sejenak di warung kopi untuk melepaskan lelah setelah kejadian tadi. Kulihat jam tanga ln sudah menunjukkan pukul 3.30.

Kita pun mengobrol dengan pemilik warung, dan kita dinasehati bahwa harus hati-hati dan menjaga omongan waktu mendaki gunung. Supaya tetap lancar dan selamat hingga turun kembali keesokan harinya.

Matahari mulai muncul dari peraduan, dan kita pulang menuju rumah masing-masing. Dengan membawa pengalaman yang sangat berharga, mulutmu harimaumu.

===End===


Diubah oleh amikurnia 21-09-2019 08:30
sebelahblogAvatar border
infinitesoulAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.8K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan