Telah berpulang sosok kecintaan negara kesatuan republik Indonesia. Sosok yang bernama lengkap Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih kerap disapa eyang ini merupakan presiden ketiga Indonesia yang kala itu menggantikan Soeharto saat Soeharto dilengserkan. Meski hanya satu setengah tahun namun jasa beliau sungguh banyak bagi negara ini dan yang paling besar mungkin adalah referendum Timor Timur.

Sudah dua puluh tahun lamanya Timor leste memisahkan diri dari negara Indonesia dan berdiri sendiri sebagai negara yang merdeka. Tentunya dua puluh tahun lalu saya hanyalah bayi yang baru saja lahir namun saya sering mendengar orang tua saya mengeluhkan keputusan BJ Habibie karna telah melepas Timor leste.

Tepatnya 30 Agustus 1999 perserikatan bangsa bangsa alias PBB melakukan referendum di Timor timur yang menjadi cikal bakal terpisahnya Timor leste dari Indonesia.

Kala itu BJ Habibie sebagai presiden sudah mengatakan bahwa penyelesaian status Timor timur melalui jalan referendum sudah bertahun tahun diajukan berbagai pihak dalam forum internasional. Hal itupun diterima dengan alasan bahwa setiap negara berhak menentukan nasibnya sendiri.

“seperti telah saya nyatakan dalam pidato pertanggungjawaban betapapun pahit dan pedihnya ktia menyaksikan kekalahan rakyat Timor Timur yang prointegrasi dalam jajak pendapat tersebut, namun kita sebagai bangsa yang besar yang menjunjung tinggi nilai nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 -- yang dalam era baru sekarang ini berketetapan hati untuk memajukan demokrasi dan pelaksanaan hak asasi manusia – harus menerima dan menghormati hasil jajak pendapat itu”

Seperti itulah keputusan beliau di kala itu, pernyataannya turut serta mengajak rakyat Indonesia untuk bersama sama menerima dan menghormati jajak pendapat dari rakyat Timor Leste.

Mungkin banyak yang menyayangkan keputusan Habibie tersebut namun saya rasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Indonesia kala itu baru saja mengalami krisis yang besar dan tekanan dari pihak asing tidak akan menjadi hal yang baik untuk pemerintahan Indonesia saat itu.

Hal ini juga menjadikan pihak Timor leste menaruh hormat yang sedemikian dalamnya pada Habibie. Hal ini dapat dilihat dari penamaan salah satu jembatan di Timor leste yang bernamakan Habibie. setinggi lah rasa hormat Timor Timur pada beliau.

Kini eyang Habibie telah beristirahat dengan tenang. Mari kita selalu mendoakan beliau dan jangan pernah melupakan keputusan yang diambilnya dulu. Kendati itu tidak disukai maupun merugikan namun percayalah, dia melakukannya demi negara kita yang tercinta. Jangan kecewakan dirinya dan marilah menjadi anak bangsa yang bisa dibanggakan olehnya.