Kaskus

News

softwareseniAvatar border
TS
softwareseni
Aku Dijual (Keamanan Data / Data Security)
Aku Dijual (Keamanan Data / Data Security)
Kini aku merasa dijual. Ya, sadar atau tidak, banyak sekali pelanggaran yang berkaitan dengan data security / keamanan data. Bisa saja aku, atau kamu adalah pelakunya atau bahkan korbannya. Kemudahan dalam mengakses data, memodifikasi, hingga mengambil data sepertinya turut menjadi stimulan dalam tindakan kriminal atau penyalahgunaan data. Hal yang paling mudah, hampir setiap hari aku menerima SMS penipuan. Aku tidak tahu mereka, dari mana mereka mendapatkan nomor telepon ku? Apakah aku dijual? 

Sebenarnya, penyalahgunaan data bukanlah kejadian baru. Tetapi, semenjak massive disuarakannya gerakan revolusi industri terbaru ( Industri 4.0 ), seharusnya aku, kamu, kita harus bekerja ekstra. Bekerja ekstra untuk membatasi kepada siapa data kita akan diberikan, akses apa saja yang kita berikan kepada pihak ketiga, dan masih banyak lagi. Alasannya? Industri 4.0 adalah industri dimana data memiliki valuasi tinggi. Oleh sebab itu, kini banyak kasus jual beli data illegal. Mulai dari foto KTP, hingga foto KK. Semua nya data sensitif.

Bahkan, perusahaan Facebook pun, bisa kecolongan dengan pencurian 1 juta akun pengguna Facebook di Indonesia. Namun, yakinlah, masih banyak sekali warga +62 yang rentan dengan pencurian data. Jika kepedulian akan keamanan data / data security tidak bisa ditingkatkan, ada beberapa hal BURUK yang mungkin bisa menjadi ancaman bagi kita. Mulai dari pemalsuan identitas, hingga tindakan kriminalitas tingkat 1 bisa terjadi. Tetapi, aku tidak mau sendirian berjuang untuk menyuarakan tentang pentingnya menjaga data pribadi. Aku butuh kamu. 

Ulasan dibawah semoga bisa meyakinkan kamu, untuk berjuang mengabarkan tentang data security / keamanan data.

1. Mencegah potensi kerugian material

Tahukah kamu, data security / keamanan data dapat mengurangi bahkan mencegah potensi kerugian material? Ya, dengan mengimplementasikan sistem data security, akan mengurangi potensi kerugian material yang tidak terduga. Contohnya? Kamu pernah mendengar kasus “info kartu kredit bocor” di banyak platform? Ketika kamu menggunakan situs e-commerce (termasuk online travel agent) yang tidak berintegritas, akan ada oknum yang “iseng” merekam jejak transaksi hingga nomor kartu kredit. Nah, jika banyak oknum “nakal”, tentu bisa menjadi makan siang lezat. Dan ini bukan sekadar contoh, sudah banyak yang menjadi korban. Apa kamu salah satunya?

Itu baru kerugian tingkat individual, bagaimana jika itu terjadi pada suatu organisasi, atau bahkan suatu korporat?

2. Mengurangi risiko penyalahgunaan data / informasi.

Siapa disini yang masih menempelkan stiker “keluarga bahagia” di pintu bagasi belakang mobil? BAHAYA. Jangan biarkan orang yang tidak dikenal tahu jumlah anggota keluarga, atau bahkan nama anggota keluarga mu. Banyak kasus yang memanfaat informasi “gratis” yang kamu berikan untuk kepentingan pribadi.

“Betul anak ibu bernama *****? Anak ibu habis tertabrak motor butuh biaya 10 juta bisa kirimkan ke no. rek a.n. ********** untuk biaya operasi”

Ya, informasi mengenai keluarga aku, kamu dan siapa saja, bisa dijadikan senjata. Tentu ini bukan hal baru, bukan? Apalagi setelah social media merajalela. Informasi tentang aktivitas liburan kamu, aktivitas sehari-hari, jika kamu tidak hati-hati, bukan tidak mungkin ada oknum yang memanfaatkan “keterbukaan” kehidupan kamu di social media. 

Kehidupan individu yang terlalu “terbuka” saja bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Apalagi system? Website? Software? Yang memang dibangun secara “terbuka” / banyak celah keamanan. Dimana tidak memperhatikan tingkat keamanan data. Pencurian data, sabotase, modifikasi illegal data tentu bencana bagi perusahaan. 

Tetapi, nyatanya masih banyak oknum yang menawarkan produk “murah” dan banyak juga yang termakan dengan rayuan “murah” dalam menciptakan software, atau website untuk membantu meningkatkan efektifitas & efisiensi bisnis. Padahal, data is the new gold.

3. Memperkecil peluang tindakan kriminal 

Belakangan ini tersiar kabar seorang Youtuber yang baru mengalami kejadian “kurang enak”. Lebih tepatnya, habis menjadi korban “kriminalitas” dunia digital. Iya, saldo atmnya, baru terkuras. Padahal, menurut si korban dan teman-temannya, ia adalah orang yang sangat peduli akan data security / keamanan data. Ya, bahkan seorang yang diklaim sangat concern dengan data security / keamanan data, bisa menjadi korban. Apa lagi bagi orang yang sama sekali acuh tentang keamanan data / security? 

Lalu apa yang harus dilakukan?

Ada beberapa hal yang bisa aku, kamu, kita lakukan agar tidak dijual. 

1. Perhatikan hal kecil

Coba cek mobil kamu, apakah di pintu bagasi belakang mu ada stiker “keluarga cemara”? Coba sortir social media kamu. Hal apa saja yang kamu bagikan di social media? Apakah kamu membagikan no. hp? Membagikan lokasi rumahmu secara detail? Mungkin hal sepele, tetapi, dari hal sepele itu lah yang akan mengundang hal “besar” untuk datang. 

Hal itu tentu saja tidak hanya berlaku bagi perseorangan. Tetapi juga bagi organisasi maupun korporat. Misalnya saja, dalam rangka mendukung industri 4.0, kini banyak perusahaan / organisasi yang berbondong-bondong membuat website / software. Niatnya baik, tetapi ada 1 hal yang terkadang di anak dua kan. Yap, keamanan data / data security. Memang, bisa memangkas biaya pembuatan website / software. Tetapi, dari hal yang diremehkan seperti itu justru yang bisa memicu snowball efek pada masalah-masalah lainnya. Ya, memang low-cost software development bukan pilihan yang baik

2. Batasi akses

Berapa banyak aplikasi yang ada di ponsel kamu? 10? 100? 150? Akses apa saja yang kamu berikan kepada aplikasi-aplikasi tersebut? Jangan sampai, ada aplikasi edit-edit foto diberikan akses ke data perbankan kamu. Selain itu, kira-kira siapa saja yang bisa mengakses social media kamu? Atau bahkan ponsel kamu? 

Ya, aku, kamu, kita tidak ada yang tahu, siapa yang akan berbuat jahat pada kita. Atau mungkin karena kelalaian kita lah yang membuka kesempatan bagi oknum untuk memanfaatkan kelalaian tersebut untuk kepentingan mereka?

3. Pilih partner yang benar-benar paham akan data security / keamanan data

Ya, jujur. Untuk menciptakan lingkungan yang sama-sama mengerti akan pentingnya data / informasi memang sulit. Apa lagi bagi organisasi atau korporat dimana uang / budget / expense merupakan hal yang cukup sensitif. Padahal, dalam proses software development, ada standar yang harus dipenuhi untuk memastikan keamanan pengguna software dan rancang bangun software cukup kuat akan “serangan” dari pihak luar. Nah, standar ini lah yang terkadang diabaikan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, dataku, kamu, kita digadaikan. 


Kesimpulan

Aku merasa dijual. Sejak keamanan data privasi ku beredar dimana-mana. Entah karena aku yang lalai, atau ada pihak yang dengan sengaja menyebarkan. Aku yakin, ini terjadi bukan cuma kepadaku. Kamu. Kita semua. Tetapi, aku yakin, kita bisa membantu menyuarakan akan pentingnya keamanan data / data security

Mungkin, kamu akan bertanya, kenapa kita harus peduli akan keamanan data? Ada 3 hal yang akan mungkin bisa mengubah pandanganmu tentang data security. Pertama, keamanan data bisa mencegah potensi kerugian material. Kedua, data security dapat mengurangi risiko penyalahgunaan data / informasi. Dan yang terakhir, data security memperkecil peluang tindakan kriminal.

Lalu bagaimana? Ada 3 hal yang bisa kita lakukan. Pertama, perhatikan hal kecil. Kedua, batasi akses. Ketiga, pilih partner yang benar-benar paham akan data security / keamanan data. Jadi, mau mulai bantu aku? Aku capek dijual.   
0
271
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan