- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ada Apa dengan Olahraga Indonesia? Gak Ada Apa-Apa Kok GanSis


TS
mengeja
Ada Apa dengan Olahraga Indonesia? Gak Ada Apa-Apa Kok GanSis

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis. Apa kabar? Kali ini ane mau membahas tentang olahraga negara kita, khususnya kerusuhan pendukung Indonesia dan kisruh PB Djarum.


Kerusuhan pendukung Indonesia yang berusaha mengganggu pendukung Malaysia di SUGBK (5/9/2019).
Gambar: rri.co.id
Beberapa hari yang lalu jagat sepak bola Indonesia heboh karena kerusuhan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Kamis tanggal 5 September 2019. Timnas Garuda harus mengakui keunggulan tim negeri jiran Harimau Malaya yang menang dengan skor 3-2.
Beberapa pendukung tuan rumah yang tersulut emosi merangsek ke tribun Ultras Malaya. Polisi yang sigap berhasil mencegah tindakan anarkis lebih lanjut. Meskipun begitu, pendukung tuan rumah yang berada di tribun atas Ultras Malaya melakukan pelemparan batu, botol, dan asap yang memaksa polisi segera mengevakuasi pendukung lawan yang kebetulan turut hadir Menpora Malaysia, Syed Saddiq yang juga menjadi korban kericuhan.

Proses evakuasi Menpora Malaysia Syed Saddiq saat kerusuhan.
Gambar: today.line.me
Kekalahan di kandang sangat menyesakkan publik tuan rumah sebab terakhir takluk dari Malaysia di kandang sendiri terjadi 15 tahun yang lalu GanSis. Tepatnya tahun 2004, Timnas kalah 1-2 dari Malaysia pada ajang leg pertama semifinal Piala Tiger (AFF) 2004. Namun, Timnas berhasil membalas kekalahan pada leg kedua di Bukit Jalil Stadium dengan mencukur tuan rumah 4-1.
Pada saat itu rivalitas kedua tim belum setinggi sekarang karena Indonesia lebih sering bertemu Singapura atau Thailand di partai puncak. Barulah saat Piala AFF 2010, bibit-bibit konflik mulai muncul saat Indonesia menelan kekalahan di partai final karena kalah agregat gol. Menyedihkan, Malaysia merayakan kemenangan turnamen di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta!

Timnas Malaysia juara Piala AFF 2010 di SUGBK, Jakarta.
Gambar: goal.com
Dari situlah konfrontasi kedua negara yang biasanya hanya berupa konflik tapal batas, sebutan Indon, penyiksaan TKI, dan tuduhan klaim budaya, pelan-pelan mulai masuk ke ranah sepak bola. Dunia maya menjadi ajang saling hina yang menyebabkan eskalasi konflik meninggi.
Tahun berikutnya Indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES 2011 di Palembang dan Jakarta. Pada cabang olahraga sepak bola, lagi-lagi Indonesia harus takluk dari Malaysia setelah menelan pil pahit akibat kalah dalam adu tendangan pinalti. Untuk kedua kalinya Malaysia berpesta kemenangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta GanSis! Sedih banget pasti kan. Malaysia berhak membawa pulang medali emas, sementara Indonesia harus puas dengan medali perak.

Timnas Malaysia U-23 juara SEA GAMES 2011 di SUGBK, Jakarta.
Gambar: footballsiempre.blogspot.com
Rivalitas tak terbendung dan kerusuhan pendukung Indonesia beberapa hari yang lalu menurut ane cuma efek beberapa tahun belakangan ini saja. Ditambah lagi untuk pertama kalinya Ultras Malaya dibolehkan bertandang ke Indonesia, dalam hal ini Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Tempat Malaysia berpesta dua kali dan akhirnya meneruskan pesta kemenangan mereka yang menyulut emosi beberapa pendukung tuan rumah.
Terlihat ane seperti menggampangkan masalah karena menganggap ini hal biasa, tapi serius bagi ane yang mengikuti sepak bola nasional sejak Timnas bermain sepak bola gajah melawan Thailand, ini gak ada apa-apanya. Sepak bola gajah? Apaan tuh? Sepak bola asal-asalan yang dipermainkan Timnas saat bertemu Thailand di ajang kualifikasi Piala Tiger 1998. Asal-asalan karena kedua tim enggan menang karena dua-duanya takut bertemu Vietnam di semifinal.

Cuplikan gambar setelah gol sepak bola gajah tercipta.
Gambar: youtube.com
Sangat menyedihkan ketika Mursyid Effendi dengan sangat sengaja menjebol gawang sendiri dan disambut selebrasi rekan setim. Perih, sakit, rasanya mau mengganti warganegara. Padahal waktu itu ane masih kecil GanSis. Malu banget Timnas melakukan hal itu dan percayalah rusuh di GBK kemarin gak ada apa-apanya sama sepak bola gajah ala Timnas tahun 1998.
Belum lagi kasus dualisme PSSI saat Indonesia mempunyai dua induk organisasi sepak bola, lebih memalukan lagi. Hal ini yang membuat Indonesia menelan kekalahan 10-0 dari Bahrain pada kualifikasi Piala Dunia 2014. Lagi-lagi tercium aroma busuk seperti sepak bola gajah karena saat itu PSSI sudah pecah menjadi dua sehingga pemain yang turun kebanyakan belum berpengalaman. Ditambah isu Bahrain yang wajib menang 9 gol dan Indonesia mengabulkan itu semua. FIFA pun sempat melakukan investigasi karena ini benar-benar di luar nalar GanSis. Ujung-ujungnya ya Indonesia dibanned FIFA karena masalah lain ckck.

Cuplikan gambar Indonesia takluk 0-10 dari Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Gambar: vivabolacom.blogspot.com
Sepak bola sudah jelas, kita beralih ke bulutangkis yang juga kisruh antara PB Djarum vs KPAI. Ane betulan bingung karena kenapa harus heboh? Kebanyakan publik menganggap PB Djarum gak mengurus bulutangkis lagi kalau stop beasiswa.
Sebenarnya bukan begitu GanSis. Dengan atau tanpa beasiswa, PB Djarum tetap eksis di dunia bulutangkis nasional, kok. Toh beasiswa itu baru muncul pada tahun 2006 saat petinggi PB Djarum resah karena Indonesia selalu gagal dalam pagelaran Thomas Cup kala itu.

Timnas Thomas Indonesia pada ajang Thomas Cup 2006.
Gambar: duaribuan.wordpress.com
Menurut ane, jangan lebay banget lah. Cuma berhenti beasiswa kok, bukan PB Djarum yang berhenti berkecimpung di bulutangkis. Kabar baiknya sih KPAI dan PB Djarum sudah damai GanSis. Jadi jangan khawatir, gak ada apa-apa, kok. Toh kalau tahun depan beasiswa tetap berhenti, PB Djarum terus konsisten mencari bibit-bibit di Kudus.
Prediksi ane olahraga Indonesia tetap sama seperti sekarang, gak ada yang heboh. Timnas senior kalah terus itu wajar karena memang gak ada persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Bandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang harus libur kompetisi untuk konsentrasi ke kualifikasi. Sementara kita pemainnya boleh nyomot dari klub yang lagi sibuk sama kompetisi lokal, ya capek pasti lah.
Di lain pihak, Timnas kelompok umur kita tetap lumayan karena bibit-bibit sepak bola bangsa ini unlimited. Gak ada habisnya GanSis! Ini fakta ya karena sebusuk-busuknya pembinaan usia muda kita, tetap saja Timnas kelompok umur selalu jago karena belum terkontaminasi hal negatif. Minimal bisa mengimbangi Asia lah. Setelah pada besar barulah gabuk hahaha. Timnas senior mungkin yang agak berkurang tajinya, tapi tetap menurut ane kita masih bisa deh di papan atas bareng Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.

Kevin/Marcus yang berjuluk The Minions, salah satu kandidat kuat peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada nomor ganda putra.
Gambar: indosport.com
Bulutangkis tetap bakal menjadi andalan meraup emas di Olimpiade, yang paling dekat Olimpiade Tokyo 2020. Nomor ganda putra tentu menjadi gacoan paling keren karena Indonesia lumayan kuat di nomor ini. Ane juga berharap tunggal putra yang harus konsisten karena Jojo dan Ginting itu sudah masuk top dunia. Mudah-mudahan juga bisa menyumbang medali di Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
Jadi kalau ada yang bertanya, “Ada apa dengan olahraga Indonesia?”
Ane jawab, “Gak ada apa-apa kok GanSis.”



Sumber Referensi:
12 3
Gambar:
Google Images



Sekian thread dari ane. Ambil bagusnya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Bye.






Gresta dan anasabila memberi reputasi
2
630
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan