- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pak Habibie, Inspirasi, Surat Cinta, dan Kisah Kasih Abadi


TS
cattleyaonly
Pak Habibie, Inspirasi, Surat Cinta, dan Kisah Kasih Abadi
Kabar kepulangan Pak Habibie untuk selamanya tak urung membuat ribuan tetes air mata luruh. Suasana duka menyelimuti seluruh negeri. Bergetar tangan ini menuliskan kata-kata untuk mengenangnya. Cinta dan pengorbanan yang teramat besar telah dilabuhkannya kepada Indonesia, tanah air di mana sosok hebat ini lahir ke dunia.

Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Sosok yang dikenal sebagai Bapak Teknologi ini telah memberikan sumbangsihnya yang sangat besar terhadap kemajuan teknologi di Indonesia.

Prestasi yang telah diukir Pak BJ Habibie antara lain ikut membangun Telkomsel melalui persetujuan penetapan GSM sebagai standar teknologi seluler Indonesia pada 2 September 1994, mendirikan industri kereta api ( PT INKA) saat menjabat sebagai Menristek dan kepala BPPT, dan mendirikan IPTN ( PT Dirgantara Indonesia).

Namun, pada Rabu yang muram, 11 September 2019, pukul 18.05 WIB, pahlawan teknologi bagi negeri ini menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto
Pak Habibie telah hidup bersama dengan Ibu Ainun selama 38 tahun. Kisah cinta beliau pun tak kalah menariknya dengan kisah sukses di bidang teknologi. Beliau mengajarkan kisah cinta sejati sesungguhnya.

Habibie dan Ainun seolah merupakan satu jiwa yang berada di dua raga. Bahkan Pak Habibie mengaku begitu nelangsa ketika Ainun meninggal dunia sembilan tahun lalu.
Hal ini beliau utarakan lewat sebuah puisi cinta untuk sang istri. Puisi ini ditulis Pak Habibie tidak lama berselang setelah Bu Ainun meninggal dunia.
"Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi. Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.
Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku.
-Bacharuddin Jusuf Habibie-."


Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Selamat jalan, Pak Habibie. Terima kasih untuk segala jasa membangun negeri ini, inspirasi dalam hidup bersama pasangan, dan semua kenangan indah yang telah Pak Habibie berikan kepada kami. Terima kasih telah menjadi karunia terindah bagi Indonesia. Semoga semua amal kebaikan ini mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Aamiin.
Selamat jalan, Pahlawan.
Sumber
Di sini
Di sini
Di sini
Di sini

Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Sosok yang dikenal sebagai Bapak Teknologi ini telah memberikan sumbangsihnya yang sangat besar terhadap kemajuan teknologi di Indonesia.

Prestasi yang telah diukir Pak BJ Habibie antara lain ikut membangun Telkomsel melalui persetujuan penetapan GSM sebagai standar teknologi seluler Indonesia pada 2 September 1994, mendirikan industri kereta api ( PT INKA) saat menjabat sebagai Menristek dan kepala BPPT, dan mendirikan IPTN ( PT Dirgantara Indonesia).

Namun, pada Rabu yang muram, 11 September 2019, pukul 18.05 WIB, pahlawan teknologi bagi negeri ini menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto
Pak Habibie telah hidup bersama dengan Ibu Ainun selama 38 tahun. Kisah cinta beliau pun tak kalah menariknya dengan kisah sukses di bidang teknologi. Beliau mengajarkan kisah cinta sejati sesungguhnya.

Habibie dan Ainun seolah merupakan satu jiwa yang berada di dua raga. Bahkan Pak Habibie mengaku begitu nelangsa ketika Ainun meninggal dunia sembilan tahun lalu.
Hal ini beliau utarakan lewat sebuah puisi cinta untuk sang istri. Puisi ini ditulis Pak Habibie tidak lama berselang setelah Bu Ainun meninggal dunia.
"Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi. Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.
Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku.
-Bacharuddin Jusuf Habibie-."


Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Selamat jalan, Pak Habibie. Terima kasih untuk segala jasa membangun negeri ini, inspirasi dalam hidup bersama pasangan, dan semua kenangan indah yang telah Pak Habibie berikan kepada kami. Terima kasih telah menjadi karunia terindah bagi Indonesia. Semoga semua amal kebaikan ini mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Aamiin.
Selamat jalan, Pahlawan.
Sumber
Di sini
Di sini
Di sini
Di sini
Diubah oleh cattleyaonly 18-09-2019 08:25




Gresta dan anasabila memberi reputasi
2
942
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan