- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Habibie, Bukti Bagi Kaum Wanita Bahwa Kesetiaan Itu Ada


TS
i.am.legend.
Habibie, Bukti Bagi Kaum Wanita Bahwa Kesetiaan Itu Ada

Siapa bilang kesetiaan itu tak ada
Bahwa cinta suci hanyalah fatamorgana
Habibie adalah bukti nyata
Bahwa kesetiaan itu bukanlah khayalan belaka
Mungkin bagi sebagian orang, Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dikenal dengan BJ Habibie atau Habibie adalah sosok Eyang, karena sepuhnya usia. Tapi bagi TS sendiri, Habibie lebih cocok dianggap sebagai seorang ayah karena perbedaan usia.
Saat Habibie masuk Kabinet untuk pertama kalinya tahun 1978, Habibie sudah begitu dikenal oleh para orangtua kala itu, sehingga beliau menjadi panutan bagi seluruh anak Indonesia yang ingin mengikuti jejaknya menjadi orang pintar. Seorang Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia yang tidak pernah meninggalkan posnya dan tak tergantikan hingga tahun1998. 20 tahun! 4 periode duduk sebagai Menteri dengan pos yang sama.
Habibie adalah sosok manusia Indonesia yang mencintai Indonesia lahir dan bathin. Kedudukan tinggi dan gaji besar di luar negeri tak menyurutkan langkahnya untuk kembali ke Indonesia guna memikul tanggung jawab besar.
Dalam dunia kedirgantaraan, cuma 2 nama yang dikenal saat itu, yaitu Nurtanio dan Habibie. Bahkan TS pernah begitu bangga saat mendapatkan stiker Nurtanio dari kakak ipar yang tinggal di Bandung dekat pabrik Industri Pesawat Terbang Nurtanio (sekarang PT Dirgantara Indonesia).

Logo Industri Pesawat Terbang Nurtanio
Begitu hebatnya dan besarnya nama Habibie hingga Iwan Fals pun membawa nama Habibie dalam lagunya yang melegenda hingga saat ini yaitu Guru Oemar Bakri.
Begini cuplikan bait lagunya :
Oemar Bakri, Oemar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri
Bikin otak orang seperti otak Habibie
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri
Seperti dikebiri
Berpuluh-puluh tahun TS terpesona oleh pemikiran dan hipnotis kecerdasan seorang Habibie, hingga sempat kecewa saat Habibie menjadi seorang Presiden dan harus mengambil keputusan paling benar diantara yang benar. Dan lagi-lagi pada akhirnya, seiring berjalannya waktu, TS menyadari bahwa Habibie sekali lagi mengambil keputusan yang benar. Dan Habibie bukan hanya cerdas dalam mengambil keputusan sesuai bidangnya yang butuh perhitungan rumit, matang, dan sempurna. Ternyata Habibie juga cerdas dalam mengambil keputusan politik demi bangsa dan negara yang besar ini. Negara yang teramat sangat dicintai oleh Habibie.
Begitu besarnya nama seorang Habibie dibidang teknologi, sampai semua orang tak mengira bahwa ternyata seorang teknokrat juga mempunyai cinta, kasih sayang, dan kesetiaan. Jika dianalogikan kepada jurusan di SMA dulu, Habibie jelas masuk IPA, bukan IPS. Dan anak IPA terkenal kutu bukunya, seriusnya, dan jomblonya. Beda dengan anak IPS yang cenderung santai, masa bodo, dan penuh warna dalam hidupnya.
Dan cerita cinta, kasih sayang, serta kesetiaan seorang teknokrat itu muncul ke permukaan, justru berpuluh-puluh tahun sejak TS telah mengenal Habibie sejak tahun 1978. Dimulai dengan wafatnya Ainun, Sang Terkasih Habibie.

Ada haru. Ada kekaguman. Ada ketidakpercayaan. Bahwa ternyata kesetiaan yang diajarkan seorang laki-laki bernama Habibie ini begitu indah, begitu bermakna. Bergelimang harta jika dia mau. Punya kedudukan tinggi sejak dahulu. Tapi dia bisa setia dengan 1 wanita, seorang Hasri Ainun Besari.
TS pernah bilang ke istri TS. Jika Allah memanggil ruh di badan ini, maka panggillah TS terlebih dahulu, jangan istri. Sebab TS tak akan kuat jika ditinggal istri dan harus meratapi keseharian tanpa senyum, tawa, marah, dan segalanya dari istri. TS tak akan sanggup menjalani bersama anak-anak yang pasti sangat merindukan sosok ibu mereka.
Tapi TS merenung. Merenung begitu dalam, ketika Habibie berkata, bahwa dia ingin jangan dia dahulu yang dipanggil Allah. Sebab dia takut! Dia takut Ainun tak ada yang menjaga, seperti dia menjaga sepenuh hati belahan jiwanya. Dan Allah mengabulkan keinginannya. Mengabulkan harapannya yang tulus. Dan dia terus mengirim doa setiap hari, setiap waktu, pada ruh belahan jiwanya yang menunggu kehadirannya disana.
Dan ketika belahan jiwanya pergi mendahului dia, diapun berkata dengan mantap, bahwa dia tidak takut dengan kematian. Berbeda dengan apa yang diucapkannya dahulu saat kekasihnya masih duduk disampingnya dan menggenggam tangannya. Dia tak takut pada kematian karena Ainun telah menunggunya disana.
Renungan itu tetap menjadi pemikiran TS hingga kini, sampai Habibie menjemput penghabisan waktunya membaktikan hidupnya di dunia ini bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Kembali ke Rabb nya yang Maha Tinggi, Maha Pengasih. Dan menghampiri belahan jiwanya yang lama menunggu dengan setia disana. Sementara jasad mereka, berbaring berdampingan hingga kelak dibangkitkan.
Masihkan ada seorang wanita yang meragukan tentang cinta suci, kasih sayang, dan kesetiaan? Masihkah ada seorang wanita yang menganggap bahwa semua hanya halusinasi dan fatamorgana?
Buang jauh-jauh pikiran itu, sebab Habibie telah membuktikan, bahwa kesetiaan itu nyata.
Sumber tulisan :
Hasil olah kata dan pemikiran TS sendiri.
Sumber gambar :
Milik pihak ketiga, diambil dari Google.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Diubah oleh i.am.legend. 15-09-2019 15:24




Gresta dan anasabila memberi reputasi
2
262
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan