Investasi secara sederhana berarti tabur tuai. Jadi kita menabur, kemudian nanti pada waktu tertentu akan menuai. Kaitannya dengan diri kita, bukankah kita dituntut terus-menerus berkarya dalam hidup ini. Berarti kita harus mampu mencari benih-benih apa yang bisa kita tabur.

Setidaknya ada dua hal yang bisa kita tabur, yakni berkaitan dengan hardware dan software kita. Hardware itu menyangkut penampilan fisik kita, kesehatan fisik kita. Sementara yang menyangkut software itu meliputi investasi dalam alam pikiran kita. Kalau kedua investasi bisa kita lakukan pada dua perangkat inheren kita, karya yang lebih besar lagi akan bisa dihasilkan oleh tiap kita. Begitu pula sebaliknya.



Karya dalam hidup amat ditentukan oleh seberapa besar investasi yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Ini sebenarnya bukan pilihan, tidak bisa memilih untuk investasi lebih besar pada hardware daripada software. Besaran investasinya harus sama, seiring sejalan. Karena potensi keduanya sama besarnya dikaruniakan Tuhan kepada manusia.

Betapa Tuhan memberi otak dan akal untuk digunakan sebesar besarnya demi membangun kehidupan yang lebih baik. Otak manusia dibagi menjadi empat; yaitu otak kanan atas untuk eksplorasi dan kreatifitas. Otak kiri atas berkaitan dengan rasionalitas, eksakta, ketepatan. Otak kiri bawah mendorong kemampuan kita untuk bersaing, menuntaskan pekerjaan. Dan otak kanan bawah kita untuk mengurai nilai nilai dalam kehidupan, berinteraksi dengan orang lain.

Berinvestasi dalam hal knowledge tentu harus mampu merangsang kemampuan berpikir kita yang terbagi dalam empat zona tadi. Kemampuan berpikir itu akan mencapai maksimal bila hardware kita dalam kondisi yang prima. Kesehatan fisik dan penampilan harus senantiasa diimprove agar mampu mencapai keseimbangan hidup.



Coba perhatikan para seniman kini. Dulu seniman kerap menjadi contoh betapa investasi yang tidak menyeluruh akhirnya menggambarkan sosok seniman sebagai seorang yang pintar dan cerdas, tapi kumuh penampilan. Tapi kini sudah tidak demikian kesannya, para seniman sudah lebih aware dengan penampilan karena mereka juga harus berinteraksi dengan dunia di luar dirinya yang sangat menghargai penampilan. Seniman kini sudah lebih necis, dengan tetap membawa keunggulan knowledgenya.

Investasi yang seimbang pada kedua potensi diri itu akan membawa banyak keuntungan lain. Sebagai diri pribadi, kita akan mampu mengeksplorasi segenap kemampuan untuk diaktualisasikan dalam beragam karya pribadi. Selain itu, baik dalam organisasi/ perusahaan/ masyarakat, akan banyak manfaat yang bisa dibagi dengan sesama. Semakin banyak lingkungan yang mendapat manfaat dari keberadaan kita, tentu karir diri akan mengalir menuju hilir yang indah dan memuaskan.

Investasi diri tidaklah mengenal waktu dan keadaan. Jangan pernah merasa cukup dengan apa yang telah diraih tanpa mau mengupgrade diri. Dunia ini terus berkembang dengan sangat cepat. Ia akan meninggalkan mereka yang tidak mau melakukan perubahan ke arah lebih baik. Dunia akan memenggal tiap kesempatan yang tidak dimanfaatkan untuk pengembangan diri secara terus-menerus. Memang semua hal serba instan kini. Banyak hal bisa diraih dengan jalan pintas tanpa perlu bersusah-susah harus melakukan perubahan diri. Tapi bagi orang yang seperti ini, sesungguhnya ia meraih sesuatu yang tidak lebih baik dari biasanya. Apa yang bisa diraih dengan mudah, bukanlah sesuatu yang istimewa tapi hanyalah raihan dari itu ke itu tanpa peningkatan.



Tapi bagi mereka yang senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri, apa yang diraih semakin baik untuk hari-hari ke depannya. Dunia tidak lagi mencengkeramnya, tapi justru bisa mengelolanya dengan kemampuan dan kematangan diri.