Jokowi mengatakan bahwa ibukota Indonesia yang baru tersebut akan dibangun di antara Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara. Orang nomor satu Indonesia tersebut juga menyebutkan bahwa pemindahan ibukota ke tempat yang berjarak lebih dari 1400 Km itu juga akan berdampak baik terhadap pemerataan penduduk dan pendapatan.
Sebuah perkembangan ekonomi di luar pulau Jawa akan terjadi seiring dengan dipindahkannya ibukota.

Pemindahan ibukota merupakan sebuah urgensi yang belum ditunjukkan oleh para presiden sebelumnya. Hal yang menjadi pertimbangan keputusan ini adalah kepadatan penduduk dan polusi udara Jakarta yang sudah mencapai tingkat yang tak wajar. Status Jakarta sebagai ibukota negara telah menarik 60% penduduk Indonesia ke pulau Jawa. Selain itu, bertambahnya puluhan ribu mobil di Jakarta setiap tahunnya berdampak berdampak buruk terhadap kualitas udara kota tersebut.

Pemerintah memang seharusnya melakukan tindakan cepat untuk mengatasi setiap permasalahan negeri ini, termasuk yang dialami Jakarta. Kemacetan Jakarta merupakan penyebab kerugian sebesar Rp 100 triliun setiap tahunnya. Hal ini sangat disayangkan karena jika kemacetan itu tak ada, maka kerugian tersebut juga tak akan muncul. Hal ini tentu berdampak baik bagi perekonomian. Selain kemacetan, tingkat polusi di Jakarta juga sudah parah. Kotornya udara kota ini sudah melebihi batasan standar kualitas udara WHO. Jakarta 4 kali lebih kotor dibandingkan dengan standar kualitas udara yang ditentukan oleh organisasi kesehatan PBB tersebut.

Pemindahan ibukota merupakan sebuah solusi yang berkontribusi dalam penyelesaian beberapa masalah yang dialami Jakarta, yaitu kepadatan penduduk dan polusi di Jakarta. Ikut pindahnya aparatur negara ke lokasi pusat birokrasi yang baru akan menjadi salah satu bentuk pemangkasan penduduk di Jakarta. Sedangkan untuk tempat tujuan pemindahan ibukota, hal ini juga merupakan berita baik. Dijadikannya tempat tersebut sebagai pusat pemerintahan akan meningkatkan aktifitas di daerah tersebut sehingga perekonomiannya juga jadi semakin hidup. Namun sangat diharapkan bahwa pemerintah menjadikan pengalaman kemacetan dan beberapa permasalahan serius di Jakarta sebagai pembelajaran untuk pembangunan pusat pemerintahan baru.

Kendati pemindahan ibukota ini dapat menjadi pengantar penyelesaian beberapa permasalahan, pemerintah juga perlu mempertimbangkan hal yang juga sama pentingnya. Percepatan penyelesaian masalah ibukota yang lama juga mesti dilakukan. Fungsinya sebagai pusat bisnis dan keuangan akan lebih optimal jika udara dan transportasinya nyaman.