- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Nusantara, Bukanlah Jajaran Pulau Yang Disatukan Tanpa Makna


TS
mayyarossa
Nusantara, Bukanlah Jajaran Pulau Yang Disatukan Tanpa Makna

GanSist, jumpa lagi dengan ane, MayyaRossa. Kali ini ane mau bahas sedikit tentang rasisme.
Rasisme, hal yang mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Rasisme, sekarang bukan hanya menyerang ras yang berbeda saja, tapi di Indonesia sendiri mungkin sudah masuk ke ranah perbedaan suku, agama, serta budaya, bisa dibilang SARA lah ya. Tak usah jauh-jauh kembali ke jaman Hitler dengan NAZI-nya, tapi di Indonesia pun sering terjadi. Beda suku, berantem. Beda agama, saling hina. Beda budaya, saling caci. Yang belum lama tejadi adalah saudara-saudara kita di Papua beberapa waktu yang lalu.
Ane juga pernah ngalamin hal itu, GanSist. Dulu waktu kecil, kulit ane item keling. Ane jadi dijuluki "Cemani". Bahkan, ada yang manggil "Papua". Tapi sejak kecil, ane orang yang cuek bebek, GanSist, jadi apapun orang manggil ane, ane gak peduli. "Kalo gue sih asik-asik aje, asal lu kagak senggol gue," itu prinsip ane, GanSist.
Lain ane, lain adik ane, GanSist. Adik ane sendiri pernah dibully terkait rasisme, Gan. Sama seperti ane, dia berkulit hitam, maka sering dipanggil "Papua" sama teman-temannya. Efeknya, GanSist, dia pun jadi minder. Dia jadi pendiam. Tak banyak omong. Tapi masih sama kaya ane, tetap punya teman banyak.

Seiring berjalannya waktu, dia semakin berani dan tahan banting. Dia sadar, bahwa Papua masih Indonesia, GanSist. Dia tak merasa minder lagi karena berkulit hitam. Apalagi hanya dipanggil "Papua", nggak masalah.
GanSist, Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa. Tak perlu saling hina, karena tiap suku mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Tiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing yang mengayakan Indonesia.
Sebagai seorang "pekerja seni" ane mencoba memberi pengertian pada anak-anak untuk saling menyayangi dan menghargai teman-temannya, dan tidak bertindak rasis. Ane contohkan, dalam setiap pementasan, ane sisipkan tentang pergaulan antar suku, agama, status sosial yang berbeda, tak masalah.
Saat tujuh belasan kemarin, alhamdulillah ane masih dipercaya megang pementasan anak-anak. Ada salah satu adegan, anak-anak menari bersama dengan gerak tari dari beberapa suku yang berbeda. Dari situ mereka bisa ambil pelajaran dengan gembira.
Spoiler for Tarian Nusantara:
Masih ingat Bhinneka Tunggal Ika, 'kan? Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Mari, kita kembalikan kejayaan negeri kita seperti jaman Sriwijaya. Jangan pernah sia-siakan perjuangan Gajahmada dengan Sumpah Palapanya. Jangan pernah lupakan perjuangan pemuda-pemudi dari seluruh negeri pada tahun 1928 yang telah mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Spoiler for Puisi Untuk Negeri:
Jangan ada Rasis diantara kita. Mari terus bergandeng tangan, saling rangkul, saling menghargai, dan saling menyayangi, apa pun suku, agama, dan ras kita. Kita tanamkan dalam hati Bhinneka Tunggal Ika, demi Indonesia Jaya!
Terima kasih sudah mampir, Gan, Sist. Sampai jumpa di lain kesempatan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.
Jogjakarta, 10 September 2019.






YenieSue0101 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
572
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan