Ketegangan berbau ras dan politik yang berujung pada kekerasan menyebabkan terjadinya protes di Papua. Koneksi internet di provinsi tersebut diputus sehingga terjadi ketidakjelasan informasi mengenai situasi disana. Kendati begitu, beberapa laporan mengklaim tentang banyaknya korban jiwa yang diakibatkan oleh ketegangan yang berlangsung antara masyarakat Papua dengan aparat tersebut.

Hal yang menjadi penyebab kuat protes tersebut adalah penahanan sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya. Berdasarkan laporan The Guardian, 43 mahasiswa Papua ditahan terkait perlakuan tak sesuai beberapa mahasiswa terhadap bendera Merah Putih. Penahanan tersebut membuat para mahasiswa Papua melakukan penutupan tempat tinggalnya dan tak mengizinkan siapapun memasukinya. Polisi lalu melempar gas air mata ke tempat tersebut dan meneriaki mahasiswa tersebut dengan beberapa nama hewan. Setelah kejadian tersebut, meletus sebuah aksi protes di ibukota provinsi Papua Barat, Manokwari. Protes di Manokwari tersebut memunculkan protes di bagian lain daerah Papua. Tak hanya itu, sebuah demonstrasi solidaritas terhadap masyarakat Papua juga dilakukan di Jakarta.

Kejadian yang dialami masyarakat Papua tersebut merupakan hal yang sangat memilukan. Usia Indonesia yang sudah 74 tahun bukan lagi usia dimana konflik rasial merupakan hal yang wajar. Usia Indonesia sekarang adalah usia sebuah negara yang sibuk dengan kemajuan dan persiapan-persiapan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang. Bangsa Indonesia seharusnya mencari cara agar negara ini tetap berseri dan perlahan mengatasi masalah yang sama-sama dihadapi, bukan malah saling mencaci. Bagaimanapun, saling menghargai adalah hal yang sangat berpengaruh. Seseorang yang menghargai dan dihargai akan sama-sama mendapat efek positif dari hal baik tersebut. Hal ini akan terjadi dalam bentuk siklus. Orang yang menghargai akan merasa telah memperlakukan seorang manusia sebagai manusia, dan orang yang dihargai akan mendapat efek positif karena telah dimanusiakan. Hal ini akan terjadi seterusnya dan seterusnya.

Kasus rasial terhadap masyarakat Papua telah mencederai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Ketegangan antara masyarakat Papua dengan beberapa pihak tersebut sama sekali tak mencerminkan kesatuan dalam keberagaman. Selain itu, hal tersebut juga mengingkari beberapa sila yang berfokus pada kemanusiaan, persatuan dan keadilan. Teriakan dan sebutan tak wajar dari beberapa oknum terhadap mahasiswa Papua sangat berlawanan dari makna sila kedua yang menekankan kemanusiaan dan adab. Tak hanya itu, perpecahan dan konflik yang disebabkan oleh perlakuan rasis tersebut juga menggerus persatuan Indonesia yang dicitacitakan dalam sila ketiga.

Indonesia mestinya bergerak kembali menuju kebhinekaan dalam arti sesungguhnya. Bangsa ini sebenarnya mempunyai tantangan yang lebih patut diprioritaskan, sepertihalnya kemajuan teknologi. Bukankah lebih mudah jika semua pihak bersama-sama memantaskan diri untuk dapat memenuhi tuntutan zaman? Jika di Indonesia masih terjadi konflik rasisme, negara ini akan tetap jalan di tempat.