

TS
KASKUS.KAPTEN
Indonesia vs Thailand dan Memori Gemuruh Tribune Senayan 22 Tahun Silam
Asisten pelatih timnas Thailand sekaligus legenda mereka, Totchtawan Sripan, sudah tak asing dengan atmosfer fanatik suporter timnas Indonesia. Ia mengutarakan kenangannya berlaga di depan hiruk pikuk puluhan ribu pendukung timnas Indonesia yang meneror mental musuh.
Tapi, Totchtawan dkk mampu mengatasi tekanan itu dan mengalahkan tuan rumah.
Momennya terjadi pada final SEA Games 1997 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, yang tak lain kini bernama Gelora Bung Karno.

Tepatnya pada 18 Oktober 1997, duel sengit Indonesia vs Thailand berakhir imbang 1-1 dalam waktu 120 menit.
Gol Tim Merah Putih dicetak oleh Kurniawan Dwi Yulianto, sedangkan Thailand dicetak oleh Chaichan Kiewsen. Laga mesti dilanjutkan ke babak adu penalti.
Dalam drama tos-tosan, Thailand mengutus 4 penendang yang semuanya sukses menunaikan tugas. Mereka adalah Kiatisuk Senamuang, Kritsada Piandit, Totchtawan, dan Dusit Chalermsan.
Sementara itu, dua algojo timnas Indonesia berhasil menjebol jala, yakni Aji Santoso dan Fakhri Husaini. Namun, pemain lagi, Ronny Wabia dan Uston Nawawi, gagal menggetarkan jala.
Akhirnya, Timnas Thailand unggul 4-2 dalam adu penalti, juara, dan terpiculah kemarahan suporter di tribun Stadion Senayan.
Totchtawan selaku pelaku sejarah 22 tahun lalu sadar betul bahwa timnya bisa saja menghadapi situasi serupa walau tak seberat 1997.
Malam ini, Selasa (10/9), timnas Indonesia menjamu Thailand di bawah dukungan publik SUGBK.

Totchtawan yang kini berada di bench untuk membantu tugas Akira Nishino mengingatkan anak buahnya agar tak terpengaruh dengan atmosfer tekanan publik tuan rumah.
"Saya pernah berada di sini dan tahu bagaimana rasanya bermain di depan pendukung fanatik lebih dari 80.000 orang," ujarnya.
"Saya mengatakan kepada pemain untuk mencoba mengabaikan apapun yang terjadi di tribune dan berkonsentrasi kepada apa yang terjadi di lapangan saja," tuturnya.
Tekanan yang diharapkan jelas bukan berupa kejadian-kejadian anarkistis, kericuhan, dan lain-lain.
Melainkan suporter Tim Garuda memberikan dukungan dengan gemuruh semangat ekstra buat Stefano Lilipaly cs agar meraih kemenangan perdana di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia setelah dipukul Malaysia 2-3 di laga pertama.



referensi: Bangkok Post
Berbagi informasi olahraga kamu di kapten.kaskus.id
Main Tebak Skor serta KASKUS FPL berhadiah utama dan bulanan
Follow akun Instagram @kapten.kaskus untuk mendapat infografis menarik seputar dunia olahraga
kapten.kaskus.id
Tapi, Totchtawan dkk mampu mengatasi tekanan itu dan mengalahkan tuan rumah.
Momennya terjadi pada final SEA Games 1997 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, yang tak lain kini bernama Gelora Bung Karno.
Tepatnya pada 18 Oktober 1997, duel sengit Indonesia vs Thailand berakhir imbang 1-1 dalam waktu 120 menit.
Gol Tim Merah Putih dicetak oleh Kurniawan Dwi Yulianto, sedangkan Thailand dicetak oleh Chaichan Kiewsen. Laga mesti dilanjutkan ke babak adu penalti.
Dalam drama tos-tosan, Thailand mengutus 4 penendang yang semuanya sukses menunaikan tugas. Mereka adalah Kiatisuk Senamuang, Kritsada Piandit, Totchtawan, dan Dusit Chalermsan.
Sementara itu, dua algojo timnas Indonesia berhasil menjebol jala, yakni Aji Santoso dan Fakhri Husaini. Namun, pemain lagi, Ronny Wabia dan Uston Nawawi, gagal menggetarkan jala.
Akhirnya, Timnas Thailand unggul 4-2 dalam adu penalti, juara, dan terpiculah kemarahan suporter di tribun Stadion Senayan.
Totchtawan selaku pelaku sejarah 22 tahun lalu sadar betul bahwa timnya bisa saja menghadapi situasi serupa walau tak seberat 1997.
Malam ini, Selasa (10/9), timnas Indonesia menjamu Thailand di bawah dukungan publik SUGBK.
Totchtawan yang kini berada di bench untuk membantu tugas Akira Nishino mengingatkan anak buahnya agar tak terpengaruh dengan atmosfer tekanan publik tuan rumah.
"Saya pernah berada di sini dan tahu bagaimana rasanya bermain di depan pendukung fanatik lebih dari 80.000 orang," ujarnya.
"Saya mengatakan kepada pemain untuk mencoba mengabaikan apapun yang terjadi di tribune dan berkonsentrasi kepada apa yang terjadi di lapangan saja," tuturnya.
Tekanan yang diharapkan jelas bukan berupa kejadian-kejadian anarkistis, kericuhan, dan lain-lain.
Melainkan suporter Tim Garuda memberikan dukungan dengan gemuruh semangat ekstra buat Stefano Lilipaly cs agar meraih kemenangan perdana di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia setelah dipukul Malaysia 2-3 di laga pertama.



referensi: Bangkok Post
Berbagi informasi olahraga kamu di kapten.kaskus.id
Main Tebak Skor serta KASKUS FPL berhadiah utama dan bulanan
Follow akun Instagram @kapten.kaskus untuk mendapat infografis menarik seputar dunia olahraga
kapten.kaskus.id
Diubah oleh KASKUS.KAPTEN 11-09-2019 16:51
0
423
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan