Di dunia ini apa sih yang kalian cari? Apakah sebuah sebutan untuk menjadi tenar? Apakah bongkahan kesuksesan yang paling di utamakan, ataukah berbagi ilmu pengetahuan kemudian belajar caranya memperbaiki kehidupan? Semuanya ingin hidup itu sempurna dan bahagia. Tetapi cara untuk membuat kebahagiaan itu ada adalah kesulitan yang tidak bisa diterjemahkan oleh waktu. Apalagi jika bentuknya kebahagiaan itu berstandar nominal. Maka kebahagiaan sejati itu tidak akan pernah ada.

Dan adakah perasaan yang lebih buruk dari perasaan yang tidak diterima? Bagaimana jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi sesuatu namun pada akhirnya tetap dipinggirkan? Hal inilah yang menjadi pemicu bahwa kebahagiaan itu berstandar dan hanya yang pintar sajalah yang bisa memperoleh segalanya. Padahal jika kita mau menyederhanakannya, masih banyak hal yang bisa dipelajari dari kehidupan.



Nenek yang setiap harinya kupanggil sebagai ibu selalu bilang kepadaku, bahwa hidup itu untuk berbahagia dan memperbaiki setiap kerusakan dari perjalanan, yang akan semakin sulit dari hari ke hari karena semakin banyaknya duri. Ya Delia berpikir bukan hidup namanya, jika tidak ada warna pelengkap dari sebuah kehidupan. Namun untuk itu semuanya, janganlah lupa kepada Allah, zat yang membuatmu tetap bernapas walau tidak sesempurna orang lain di penglihatan.

Jadi berbanggalah kepada dirimu, walau tidak ada seseorangpun yang menghargai. Sebab segelintir manusia hanya memandang betapa indahnya kekuasaan, betapa banyaknya kesalahan dan menghapus ribuan kebaikan yang pernah di berikan.





Dunia sudah semakin tua, tetapi apakah manusia juga semakin melupakan caranya berdialog dengan bahasa kasih?



Berikut ini ada beberapa tips untuk membuat hidup lebih penuh makna dan mencari sebuah keberkahan.

Pertama : mempelajari banyak hal yang menyangkut kehidupan.



Dunia ini sudah penuh dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Jadi sebaiknya kita mempelajari ketidak-masuk-akalan ini menjadi pelajaran, bahwa hidup ini tidak semudah yang kita pikirkan jika sebuah pedoman tidak kita miliki.

Dan apakah pedoman itu? Sebuah kitab suci yang akan membawa kita ke dalam klausa perbaikan. Sebab tanpa sebuah pedoman hidup, kita akan bertindak semaunya sendiri. Bahkan tidak mengenal lagi arti sebuah dosa.

Kedua : bertawakal.



Hidup pasti tidak semudah yang kita impikan. Dalam menjalani hidup kita akan bertemu dengan yang namanya masalah, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya.

Tetapi bukankah Allah tidak akan menguji manusia melebihi keterbatasannya? Maka selalu bertawakal. Karena dari sebuah tawakal akan memperoleh kemenangan di mana kita bisa begitu mudahnya melewati batasan kesulitan. Walau nantinya akan mengalami ujian-ujian yang akan datang dan mungkin akan lebih sulit dari sebelumnya.

Ketiga : banyak berdoa.

Doa adalah hal utama yang wajib ada. Karena dari sebuah kekuatan doa, yang dipenuhi keyakinan itulah kita akan mampu melewati segala macam masalah.

Keempat : jangan cepat merasa puas.

Kepuasan itu pada dasarnya adalah ujian manusia. Dari rasa puas timbul kesombongan yang akan membawa diri kepada sebuah kesesatan yang pada akhirnya terjatuh dengan cepat. Maka dari itu, jika mendapatkan hidayah sebaiknya bersyukur dan janganlah menjadi sebuah keangkuhan yang membawa diri kepada kerusakan hati. Sebab menjaga hati lebih sulit dari pada merusaknya.





Selamat pagi menjelang siang gan-sis!