- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berkomunitas, Siapa Takut? Komunitas Ala Ki Jagat Joss Gandoss


TS
ndutsetiawan
Berkomunitas, Siapa Takut? Komunitas Ala Ki Jagat Joss Gandoss

Quote:

ilustrasi diolah dari pintreresy.com
Aku adalah penyuka seni. Dari mulai seni gambar, seni musik, seni suara, dan seni sastra.
Dari jaman sekolah, semua hasrat seniku tersalur tapi hanya sebatas, tampil di majalah dinding sekolah. Apalagi waktu itu, aku itu termasuk anak yang pendiam bahkan sedikit tertutup.
Kirim puisi ke mading sekolah.
Kirim gambar kartun ke mading sekolah.
Kirim vinyet hanya ke mading sekolah.
Cuma itu saja, kebanyakan karyaku kunikmati sendiri, diam-diam.
Karena tidak kenal apa itu komunitas segala!
*
Sampai akhirnya masa sekolah, SMA selesai dan lulus.
Aku terpaksa harus memgembarake ibukota Jakarta. Belajar hidup mandiri dan kerja.
Di Jakarta lah aku mulai belajar mengenal apa artinya bersosialisasi. Berkumpul dan berinteraksi dengan pribadi-pribadi yang mempunyai minat, dan hobi yang sama.
Dengan ikut bergabung dalam komunitas ini, apa yang dulu menjadi hasrat terpendamku tersalurkan.
Mengubah diriku yang semula pendiam dan tertutup menjadi pribadi yang baru lebih menyenangkan dan terbuka.
Aku yang semula dikenal sebagai seniman jalanan terbentuk dalam wadah komunitas yang ternyata adalah helaian benang merahhasrat seniku sampai sekarang ini.
Yuk, ikuti ya! Ini adalah komunitas yang membentuk Ki Jagat Alit menjadi seperti ini.
1. Balai Seni Teater Titik

Awal kedatanganku ke Jakarta, aku bertemu teman yang mempunyai minat sama denganku. Yaitu seni. Diajaklah aku bergabung di sebuah sanggar di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Nama sanggar itu adalah Balai Seni Teater Titik.
Masuk terdaftar sebagai angkatan IV. Belajar teater, belajar vokal, belajar olah tubuh, berlatih emosi. Belajar puisi, belajar akting, belajar penulisan dan belajar penyutradaraan.
Bersama berjalannya waktu aku dipercaya sebagai pelatih teater angkatan berikutnya. Merangkap penulis naskah dan sutradara.
Sudah lumayan banyak aksi teater kami dipentaskan. Mulai operet di Gelangang Remaja Bulungan, Operet Anak Zaman di Balai Sidang, bahkan Operet Pahlawan di Surabaya.
Bahkan, teater kami dipercaya mengisi drama remaja di TVRI dan Program Pendidikan di TPI.
Sayang, sampai angkatan IX sanggar Balai Seni Teater Titik, bubar. Karena kesibukan pengurusnya masing-masing.
Dari sanggar ini, komunitas pertamaku adalah cikal bakal mengembangkan hasratku berkesenian yaitu menulis.
*
Waktu terus berlalu hasrat menulisku terus menggebu. Semua kutuangkan ke dalam buku harian. Yang setiap penuh aku ganti dengan yang baru.
Isinya puisi, keluh kesah dan curahan perasaan.
* *
Sampai akhirnya aku mengenal facebook. Berteman dengan orang yang berminat sama, aku memberanikan diri menulis sebait dua bait puisi di wallsendiri maupun grup fb yang kuikuti. Banyak komentar dan masukan yang kuterima yang semuanya tidak menyurutkan aku untuk terus menulis.
2. Group KOPI
Selanjutnya aku bergabung digrup menulis bernama Group Kopi, group whatapps yang merupakan tonggak sejarah penulisanku, meski ada komentar sumir dari hasil tulisanku, aku tetap menulis.
Group Kopi adalah komunitas para penulis yang bernaung di platform menulis digital Plukme.
Hasratku menulisku tersalur, dan sedikit demi sedikit aku memperbaiki cara menulisku. Banyak ilmu yang aku bisa sesap dari anak-anak muda yang sudah jago berkecimpung di dunia literasi.
Group Kopi semula adalah grup penulis puisi yang digawangi oleh Caroline Sambuga. Gadis muda yang produktif berpuisi dari Medan.
Namun berjalannya waktu Komunitas Kopi ini berkembang lebih jauh. Karena beranggotakan penulis yang mempunyai minat yang berbeda maka lahirlah istilah belajar dan berkarya yaitu
DWPF
( Daily Writing Plukme Friends )
( Daily Writing Plukme Friends )

gambar diolah dari plukme.com
Tugas harian yang mampu mengasah kemampuan menulis. Dari semula hanya mengenal menulis puisi berubah kemampuan untuk menguasai genre atau teknik menulis yang lain.
Meski dalam bentuk penyampaian materai dan permainan, tapi hasilnya luar biasa.
Tiap hari adalah jadwal menulis yang harus dipenuhi.
Dari menulis puisi, prosais, artikel, esai, opini. Berbagai genre, romantis, komedi, komedi romantis, horor, cerita anak, mitos, legenda, pariwisata, kuliner, semua dirangkum dalam daily writing ini.
Lahirlah permainan:
- TOD ( Ambil atau Tolak )
- As if ( Jika aku menjadi )
- Tantangan puisi 3 bahasa
- Tantangan 10 puisi.
Bahkan aku membuat tantangan sendiri, untuk mengasah semangat menulisku seperti :
- Tantangan 100 puisi
- Dan yang terakhir adalah tantangan 1000 artikel.
Sayang, baru 800 artikelan Plukme harus kollaps.
Bertebarlah akhirnya masing-masing mencari pengganti Plukme.
Dari Grup Kopi, aku mempunyai keberanian membuat e-book yang dipublish di Google Play Store salah satunya yaitu
Novelet Tertikam Sembilu ini.

gambar diolah dari Google Play Store
3. Group Pena Friend's

gambar diolah dari Whatapps
Meski Plukme mati suri, masing-masing penulis plukme masih menjalin silaturahmi, berbagi, sharing dan terbentuklah
Komunitas Pena Friendsini
Komunitas melalu grup whatapps ini ternyata telah menelurkan dua buku kumpulan puisi, sandikta, prosais dan cerpen.
Grup yang digawangi oleh Bunda Anis Hidayatieyang selalu menjembatani anggota grup untuk terus menulis dan merangkumnya kemudian dicetak menjadi buku.
Meski hanya menyumbang satu, dua artikel namun setidaknya menunjukan keeksisan penulis lintas daerah asal.

dokumen pribadi
Dari dua grup plukme inilah aku dikenal sebagai:
Pak De, JGK2M
Josss Gandosss Kotosss Kotosss Mbledosss

gambar diolah dari Plukme.com
Komunitas ini masih ada sampai sekarang.
4. Group Kompasiana DWF

gambar diolah dari Whatapps
Selanjutnya hasil bertebaran para penulis Plukme bergabunglah kedalam grup baru atau Komunitas Kompasiana DWPF juga.
Saling bersilaturahmi, saling berbagi tulisan, saling krisan, juga penyampain beberapa materi penulis.
Ini juga Bunda Anis Hidayati penggagasnya. Luar biasa.
Sampai sekarang juga masih aktif komunitas penulis dari Kompasiana.
5. Group Project Berbalas Puisi

gambar diolah dari Kompasiana.com
Ada sebagian bagi penulis puisi bergabung dalam Komunitas Project Berbalas Puisi.
Setiap hari atau setiap malam, para anggotanya selalu meluangkan waktu untuk berbalas puisi dan berbagi materi penulisan puisi.
Bahkan sudah berhasil membukukan puisi berbalas dalam sebuah buku, tinggal menunggu rilis saja.
Proyek keroyokan ini di beri judul :
Sebagai Perempuan Dari Dua Lelaki Kehilangan.

gambar dari Bunda Anis
7. Group Belajar Bersama Bisa

gambar diolah dari Whatapps
Dari bertemperasan para penulis Plukme ada yang nyangkut di Platform Digital Kaskus.
Sebenarnya aku sudah bergabung di Kaskus dari 21 April 2018 tapi belum tahu bagaimana cara menulis dan menjadi konten kreator di Kaskus.
Hingga pada tanggal 4 Maret 2019, aku mulai menulis satu puisi dan membuat satu video.
Hingga pada tanggal 4 Maret 2019, aku mulai menulis satu puisi dan membuat satu video.
Tentunya tidak lolos review di Kaskus.

dokumen pribadi
Secara belum tahu aturannya. Harus berapa karakter minimal sebuah trit. Terus mau apa dengan trit itu. Tidak mengerti sama sekali????
*
Untunglah aku diajak ama temen di salah satu grup diatas. Dikenalkan dengan grup BBB ( Belajar Bersama Bisa ) yang digawangi massuhu Bekti Cahyo Purnomo Seruyansyah.
Mentor yang luar biasa.
Tidak menyesal aku bergabung di komunitas BBB dan KKI dibawah naungan Platform Digital Kaskus.
Belajar buat artikel yang disebut Thread.
Mengenal Kaskus Kreator, bagaimana caranya memperolehnya.
Mengenal seluk beluk Forum di Kaskus, Mengumpulkan Koin, Ikut Even.
Pokoknya seru banget.
Pokoknya seru banget.
Belum lagi adanya pembekalan berupa tetek bengek cara menulis. Yang dengan sabar Massuhu Bekti dan para senior grup membantu anggota grup berkembang.
Alhamdulillah dari Komunitas kami ini, anggota BBB lalu lalang di Hot Thread Kaskus. Tidak sia-sia jika bergabung dengan Komunitas Dunia Mayayang memberikan dan mengasah kemampuan para anggotanya.

Meskipun belum masuk ke ranking user 10 besar.
Tapi, aku cukup bangga. Karena ranking, 1, 8 dan 9 adalah anggota grup BBB.
Sementara ini, aku baru masuk urutan 30, meskipun dulu pernah sampai urutan 13.
Tidak mengapa, aku aku akan terus berjuang.
Sementara ini, Kaskus telah memberikan penghargaan atas jerih payahku.
Lumayan.
Meski orang menganggap. Ah... itu biasa saja.
Tapi bagiku ini adalah penghargaan yang luar biasa untukku.


Bagaimana dengan dirimu?
Komunitas mana yang dirimu ikuti yang mampu memberikan dorongan dan motivasi untuk pencapaian yang lebih baik dari sebelumnya seperti diriku.
Komunitas mana yang dirimu ikuti yang mampu memberikan dorongan dan motivasi untuk pencapaian yang lebih baik dari sebelumnya seperti diriku.
Quote:
Setuju.
Selamat malam
--------------------------
JAGAT ALIT
atau
NDUT SETIAWAN
Diubah oleh ndutsetiawan 07-09-2019 15:08






Richy211 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.3K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan