Penghoby ayam petarung identik dengan penjudi. Persepsi itulah yang berkembang di masyarakat. Ada benarnya, tapi juga ada salahnya. Sebab tidak semua penghoby ayam petarung menurunkan ayamnya ke kalangan untuk diadu, kemudian memasang tarohan dengan menggunakan duit. Ada yang sekadar hoby, dia merawat ayam petarung, jika ada yang naksir, harga sesuai, diapun lalu menjualnya.



Tapi ada juga yang memang memelihara ayam petarung untuk dibawa kekalangan, untuk diadu. Dan biasanya, bila sudah dibawa ke kalangan, diadu, pasti ada tarohan di dalamnya. Ada judi di dalamnya.

Itu sebabnya adu ayam, atau yang lebih dikenal dengan sabung ayam tidak pernah mendapat restu. Jika ada kalangan, tempat untuk sabung ayam, masyarakat selalu melaporkannya ke polisi. Dan seperti ada jamuan pesta makan-makan, polisi pun pasti segera datang untuk mengobrak-abrik kalangan tersebut. Yang sempat lari selamat, yang ketangkap berarti apes.

Gw kadang-kadang juga pergi ke kalangan tempat sabung ayam. Tapi gw gak pernah nemuin penggerebekan. Gw punya ilmu. Namanya ilmu selisih. Pas penggerebekan, pas gw gak datang. Bisa juga, pas penggerbekan, pas gw pulang.



Pernah suatu hari, waktu itu hari Minggu, gw mau pergi ke kalangan tapi masih menunggu teman. ketika mau berangkat, tiba-tiba muncul dua teman, rumahnya di gang sebelah, mereka lewat depan rumah. Mereka singgah. Gw liat dua-duanya hanya menggunakan celana pendek, tangan kanan mereka menjinjing puntalan pakaian. Dua-duanya tanpa sendal.

"Di Simpang Limau ada penggerebekan," kata salah seorang dari mereka.

Dua orang teman tadi lalu menceritakan pengerebakan yang terjadi. Ketika mendengar suara tembakan, orang-orang yang ada di kalangan pada berhamburan, berlarian. Karena letaknya di bawah pohon, di tengah sawah, di kelilingi anak sungai, semua pada nyebur ke sungai. Yang gak sempat lari ketangkap, yang nekad nyembur ke anak sungai selamat.

Teman-teman gw tadi bercerita sambil tertawa. Bagi mereka, penggerebekan seperti itu sudah biasa. Lari tunggang langgang di sawah juga sudah sering. Sendal yang tertinggal gak terhitung lagi jumlah. Jika ada penggerebakan, lari, sendal pasti tertinggal.



Untung gw belum berangkat, pikir gw sambil tertawa.

Pernah juga, waktu itu gw ada di kalangan. Melihat ayam teman gw di adu, karena udah siang, gw pun pergi meninggalkan kalangan untuk menjemput anak gw pulang sekolah. Sorenya, temen gw nelpon. Di tempat Kamol (Kalangan yang lain) ada penggerebekan. Teman gw pikir gw ada sewaktu penggerebekan dan ikut kabur. Dia ingin dengar cerita dari gw. Gw jawab aja gw udah pulang.

Yah, untung gw udah pulang, pikir gw sambil tertawa.

Itu adalah sekilas info tentang komunitas penghoby ayam petarung. Komunitas yang selalu diobrak abrik polisi. Komunitas yang isinya orang-orang bandel. Orang-orang yang gak pernah jera walau sering diuber-uber, sering ditangkep.

Tapi ..... jangan di tiru, ya Gan. Bahaya banget. Bikin sengsara juga. Makanya gw cerita.




Komunitas beda dengan pertemanan biasa. Komunitas adalah teman yang mempunyai hoby yang sama. Itu sebabnya orang yang mempunyai hoby yang sama, biasanya lebih akrab. Hubungan bisa terus terjalin selama mereka masih sama-sama mempunyai hoby yang sama. Jika hoby mereka sudah beda, hubungan pertemannan mereka pun bisa menjadi renggang, karena topik yang mereka bicarakan tidak lagi sama.

1. Obat awet muda

Orang yang punya hoby, punya komunitas, hidupnya tidak akan pernah sepi. Teman-teman selalu datang untuk berbagi cerita. Atau bisa juga dia yang mendatangi teman-temannya yang sama hoby. Lalu saling bertukar informasi.

Orang yang hidupnya selalu gembira, tidak pernah merasa sepi, merasa sedih, tanpa disadarinya, walau pun usianya terus bertambah, tapi akan tampak seperti muda.

2. Mudah mencari teman baru

Orang yang punya hoby sama, walaupun baru kenal, pasti sudah bisa akrab. Pembicaan akan mudah nyambung.

Gw teringat dengan teman gw, sales asuransi. Dia pernah cerita, katanya, sebelum menawarkan produk, dia liat dulu sekeliling ruangan. Apa yang menjadi kegemeran calon nasabahnya. Jika di ruangan itu banyak lukisan, berarti calon nasabahnya hoby lukisan. Pembicaraan pun diawali dengan membicarakan lukisan. Seolah mempunyai hoby yang sama.

Biasanya, jika lawan bicara mempunyai hoby yang sama, maka pembicaraan pun akan lancar. Akan nyambung. Setelah itu baru ditawarkan produk. Dan kebanyakan berhasil. Nasabah dengan suka rela menerima produk yang ditawarkan.

3. Bisa jadi ajang buat cari duit

Kata orang banyak teman banyak rezeki. Kata-kata yang tidak salah. Manusia tidak mungkin hidup sendiri. Kita butuh orang lain. Kita butuh teman. Memindah lemari yang berat saja tidak mungkin sendiri, pasti butuh bantuan orang lain.

Teman yang banyak, terlebih teman yang mempunyai hoby yang sama, satu komunitas, lebih mudah untuk diajak bekerja sama. Baik dalam hal bantuan tenaga, atau pun dalam hal mencari duit.

Kita bisa bertukar pikiran untuk mencari pekerjaan, atau menjual barang dagangan yang bisa mendatangkan keuntungan, mendatangkaan duit.

Sendirian, tanpa teman, apa yang bisa dilakukan?

4. Menghilangkan stres

Rutinitas yang dikerjakan setiap hari, kadang membuat orang menjadi bosan. Menjadi stres. Banyak yang tergelincir ke jalan yang salah gara-gara stres. Obat yang paling murah, hanya dengan mempunyai hoby, mempunyai komunitas.

Quote:

Sampai jumpa di thread gw selanjutnya.
Salam, Terima kasih.