Sebagaimana kita ketahui bahwa Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo telah mengumumkan Pindahnya Ibukota dari Kota Jakarta ke daerah Kalimantan Timur tepatnya di sebagian daerah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara pada tanggal 26 Agustus 2019.


Menurut Presiden ada beberapa alasan kenapa Ibukota harus pindah ke Kalimantan Timur:



Sebagai warga negara yang baik bukan bermaksud untuk sentimen tapi ingin memberikan argumen kepada pemerintah mengenai pindahnya ibukota.

Kenapa?

Menurut ane sebagai emak-emak yang miskin ilmu dan kajian, Masih banyak problematika masyarakat Indonesia yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Contohnya saja seperti pendidikan, pengangguran, lapangan lerja, kesehatan rakyat, konflik rasisme Papua juga masih banyak rentetan masalah lainnya.

Mari kita bahas satu persatu dibawah ini:




Selain daripada itu untuk memindahkan suatu Ibukota apakah faktor-faktor yang telah disebutkan Presiden pada hari pengumuman sudah sangat ideal?
Seperti tersedianya lahan milik negara yang berada di Kalimantan Timur.

Hal itu sangat ditakutkan akan merusak hutan yang berada di Kalimantan, kita tahu bahwa Kalimantan salah satu sumber dari paru-paru dunia, artinya jika ada pembebasan lahan lalu dijadikan gedung-gedung bertingkat sebagai pusat pemerintahan, apa jadinya? Tanah adat? ekosistem disana?

Jika dilihat dari atas hutan kalimantan sangat membentang hijau tapi jika ditelaah lebih jauh banyak area pertambangan di dalamnya.
Padahal dalam kasus kolam bekas pertambangan telah banyak memakan korban jiwa penduduk setempat, apakah hal itu menjadi takdir? Ataukah alam yang merusak alam itu sendiri? Entahlah.

Benarkah pindahnya ibukota tidak ditunggangi kepentingan?

Untuk menjadi suatu daerah yang akan menjadi pusat pemerintahan tentu akan memakan waktu lama dalam pembangunan infrastruktur yang ditafsirkan akan rampung pada tahun 2024. Dalam pembangunan tersebut siapa yang akan mengawasi jalannya pembangunan?

Masih ingatkah gansis dengan Proyek Hambalang?proyek yang dananya dimakan 'tikus-tikus' tidak bertanggungjawab.

Mau tidak mau pindahnya ibukota membutuhkan dana yang sangat besar, hal itu ditaksir sampai mencapai ratusan triliunan.

Darimana dana untuk membangun ibukota baru ?

Sumber dana untuk ibukota baru adalah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan sisanya dari Badan Usaha Milik Negara dan swasta.

Belum lama ini Chairman Railway Contruction Coorporation Limited, Chen Fenjian dari China menemui Menteri Luhut Binsar Panjaitan di kantornya.



Apakah hal tersebut merupakan sinyal dari negeri tirai bambu untuk andil dalam investasi swasta? Entahlah.

Dan terakhir adalah pemerataan pembangunan

Pemerataan pembangunan menurut ane tidak melulu harus pindah ibukota, tetapi bisa dengan mencari solusi dari sekian banyak masalah-masalah yang ada di daerah.

Sebagai rakyat biasa mau tidak mau dan suka tidak suka kita hanya bisa 'manut' saja pada pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Semoga hal ini bisa dikaji ulang oleh pemerintah dan DPR. Jangan sampai ketika pindah ibukota juga akan ikut berpindahnya masalah-masalah yang telah terjadi di Jakarta dan menimbulkan masalah baru yaitu kecemburuan sosial dari daerah yang lain.

Sekian thread ane kali ini, kaskuser bijak selalu ninggalin jejak. Kasih cendol, komen dan ratenya. Sekian dan terimakasih. Belajar bersama bisa.

#bbb


Penulis: mamaproduktif
Sumber: argumenpribadi
Referensi