Kaskus

Entertainment

AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Dulu, saya adalah seorang yang introvert, tertutup, anti komunitas. Saya lebih senang tinggal menyendiri, lebih konsentrasi dalam mengerjakan setiap pekerjaan.

Dengan cara demikian saya pikir saya akan bisa mencapai apa yang orang lain capai. Dan memang, saat itu saya bisa menghasilkan dua buah novel, dan puluhan judul cerpen.

Namun pada akhirnya saya merasa frustasi, karena tak satu pun karya saya itu pernah diterbitkan oleh koran lokal sekalipun, padahal saya rutin mengirimkannya setiap minggu.

Puncaknya, karya itu saya terbitkan sendiri secara indie. Dan lagi-lagi saya harus patah hati, sebab saya tak tahu ke mana harus menjual atau memasarkan karya saya tersebut.

Akhirnya saya membaca sebuah tulisan di sebuah koran lokal, tentang seorang penulis yang juga bekerja sebagai penjual buku. Di sana tercantum pula alamat tokonya. Maka saya pun nekat mendatanginya, dengan tujuan utama adalah ‘menitip novel’ di tokonya untuk dijual.

Emang sih, hasil penjualannya tidak seberapa, namun perkenalan saya dengan penulis dan penjual buku itu mulai mengubah pola hidup saya, dari introvert menjadi ekstrovert, dari anti komunitas menjadi rajin berburu komunitas, khususnya komunitas kepenulisan.

Penulis tersebut mengenalkan saya dengan beberapa penulis lainnya yang ada di Kalsel, termasuk di antaranya adalah Redaktur Kolom Sastra koran lokal. Setelah itu, saya mengirim cerpen pertama ke koran yang diempunya, dan langsung terbit pada minggu berikutnya.

Tentu saya sangat senang, apalagi cerpen saya itu terpilih untuk diikutkan dalam kegiatan ‘Aruh Sastra’ yang merupakan event tahunan rutin di Kalsel.

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Saya hadir dalam acara ‘Aruh Sastra’ tersebut untuk menerima hadiah uang tunai dan piala. Namun bukan itu yang membuat saya senang, melainkan karena saya bisa berkenalan dengan banyak penyair, seniman, sastrawan, dan budayawan se-Kalsel, yang tergabung dalam komunitas mereka masing-masing.

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Nah mulai saat itu saya mulai bergabung dengan beberapa komunitas, dan terkhusus komunitas Kindai Seni Kreatif, yang saya sendiri saat ini menjadi salah satu pengurusnya.

Dari komunitas inilah akhirnya saya mengenal dunia luar. Jadi, bukan hanya buku yang menjadi jendela dunia, melainkan juga komunitas. Karena komunitas, saya merasakan beberapa manfaatnya, yaitu di antaranya:


1. Bertemu Penulis Nasional

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku
Foto bersama Golagong

Di antara penulis nasional yang pernah saya temui karena komunitas adalah Golagong, sang pemilik Rumah Dunia. Saya bertemu beliau saat beliau diundang sebagai narasumber di Banjarmasin, dan beliau juga sempat berkunjung ke Kindai Seni Kreatif.

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Selain itu, ada pula penulis dan penyair Isbedy Stiawan ZS, dan beberapa penulis lainnya. Andai saya tidak bergabung dengan komunitas, tentu saya mustahil bisa bertemu mereka.

Bertemu penulis nasional, menjadi motivasi tersendiri untuk bisa sukses seperti mereka, serta bisa memperoleh berbagai ilmu dan pengalaman berharga.


2. Diundang Menghadiri Acara Literasi

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Sejak bergabung dengan komunitas, saya jadi sering diundang untuk menghadiri acara yang bertajuk literasi, baik yang diadakan oleh Balai Bahasa, Disdikbud, Kesbangpol, sekolah, atau lembaga dan komunitas lainnya.

Saya diundang tentu saja atas nama atau mewakili komunitas yang saya ikuti. Jadi, andai tak bergabung dengan komunitas, mustahil rasanya saya diundang. Dan setiap menghadiri undangan, bukan hanya mendapat helaian Sertifikat, tapi juga diberi lembaran uang yang lumayan. Ini yang bikin seru dan membuat saya demen. emoticon-Big Grin


3. Menjadi Juri Lomba

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku

Jika ada lomba di bidang seni semisal FLS2N, biasanya pihak sekolah atau panitia mencari dewan juri ke komunitas-komunitas yang sesuai dengan bidangnya.

Dan untuk FLS2N, komunitas kami sudah menjadi langganan untuk menjadi juri, dan saya salah satunya yang ditugaskan sesuai kompetensi saya.

Dengan demikian, andai saya tidak ikut komunitas, maka tidak mungkin ada yang tahu dan mau mengundang saya sebagai juri.


4. Punya Beragam Teman

Komunitas Sebagai Jendela Duniaku
Komunitas Sanggar Sesaji in action

Karena ikut komunitas, saya punya banyak teman dari berbagai profesi dan keahliannya. Sebab setiap komunitas biasanya mengundang komunitas lain jika mengadakan sebuah kegiatan.

Saya jadi kenal dan berteman dengan beberapa guru bidang seni dan sastra di banyak sekolah, para seniman di Taman Budaya, penulis dan redaktur koran lokal, serta pengurus dari komunitas lain, dan lain-lain.

Dari setiap teman saya bisa belajar banyak hal untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan.
****
Nah itulah beberapa manfaat dan keseruan dari komunitas yang saya rasakan.

Kesimpulannya, komunitas itu bagi saya benar-benar sebagai jendela dunia, yang membuat saya bisa dikenal dan mengenal orang lain, sehingga bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.(*) {No.444}
******
(Diolah sendiri)
Diubah oleh Aboeyy 08-09-2019 20:46
CahayahalimahAvatar border
anasabilaAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 5 lainnya memberi reputasi
6
535
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan