Indonesia baru-baru ini kembali di sebut negara miskiner... anjayy jiwa miskin ane langsung bergetar serasa tarian ular. Seorang Pengusaha Taxi asal Malaysia berkicau bahwa Indonesia secara strata ekonomi masyarakatnya itu miskin, dampak dari kicauannya itu karena menyinggung kang ojol tak heran banyak drivernya marah-marah lalu protest ke kedubes Malaysia.

Nampaknya bos Big Blue Taxi Services asal Malaysia Shamsubahrin Ismail kurang puas karena ada video kedua yang membuatnya kini di demo, hmmmm... memang sih hadirnya ojol akan mengeruk keuntungan dari bos taxi dan itu hal yang wajar kalau periuk nasinya terancam. Wong ojol sama opang saja dulu sering adu fisik kok, bila periuk nasi terancam orang akan berubah jadi ganas dan itu sebuah fakta di lapangan. Dahulu taxi di Indonesia juga sering demo sebelum kerjasama dengan Gojek terutama Blue Bird.



Namun sebutan Indonesia negara miskin ? Kalau melihat secara individu sebenarnya ga miskin juga banyak yang kaya, belum lagi yang korupsi uang negara. Tumbuhnya pemilik kendaraan bermotor menandakan Indonesia rakyatnya komsumtif. Tapi kalau melihat perkembangan dari sabang hingga merauke berapa banyak pengangguran, berapa banyak orang yang hidupnya pas-pas an bahkan pergerakan bisnis hanya ada di beberapa titik wilayah saja terutama kota besar memang negara yang kaya sumber daya alamnya ini jauh ketinggalan dengan negara tetangga yang lebih kecil namun makmur warganya, seperti Brunai dan Singapura.



Loh.. berarti ada yang salah urus dong ?

Tepat, kebijakan pemerintah dalam menggenjot taraf hidup masyarakat dirasa sangat kurang, banyaknya uang yang beredar hanya untuk pemilihan langsung dinilai sebuah sistem demokrasi yang buruk. Pemerintah terlalu sibuk berpolitik untuk menguasai singgasana, begitu juga oposisi terlalu sibuk hanya untuk berkuasa hingga lupa masyarakat dibiarkan merana. Semua masyarakat akhirnya berharap dengan menjadi driver ojol yang notabene adalah pekerjaan yang tak membutuhkan skill pendidikan. Jadi untuk apa pendidikan tinggi-tinggi kalau hanya menjadi driver Ojol ?



Pendidikan di Indonesia tidak murah perlu biaya yang sangat tinggi, bayangkan bila di akumulasikan bisa puluhan juta hingga menggapai gelar sarjana lalu setelah lulus masih terlunta-lunta karena tak adanya lowongan bagi para pencari kerja. Andai mereka putar uang tersebut untuk berdagang selama masa pendidikan bukan tak mungkin akan mendapatkan profit yang lumayan.

Namun sayang gengsi dan gengsi masyarakat di lingkungannya berada menjadi kendala, biarpun susah yang penting Nyohor dengan kendaraan terbaru dan titel pendidikan tinggi itu sudah menjadi gaya hidup kita. Semoga pemerintah mengeluarkan kebijakan yang populer seperti menindak tegas tersangka koruptor hingga mengembalikan fungsi MPR untuk bermusyawarah dan mengambil keputusan yang bijak. Lalu tumbuhkan kembali pola pikir hidup sederhana kepada anak-anak Indonesia dengan cara banyak hal. Membuka lapangan pekerjaan dengan mendorong bisnis rakyat berkembang dengan sistem koperasi agar dapat membendung lintah darat yang menghisap uang rakyat. Masih banyak pekerjaan dari pemimpin negara ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Indonesia jangan ada lagi si kaya semakin kaya yang miskin tambah miskin.



Setidaknya bila kita marah harus menunjukkan pada dunia kalau mencari kerja di Indonesia itu mudah bahkan gaji buruh dan PRT di negara sendiri setara UMR, ane yakin ga ada deh tuh yang mau jadi TKI menjadi pekerja di tanah orang hanya untuk menjadi PRT hingga akhirnya warga negara Indonesia disebut miskiner oleh warga asing, kalau banyak PRT dari negara asing di Indonesia apa agan tak mencap negara tempat mereka lahir itu negara miskin ?

Hayolah sudah tak waktunya lagi menghabiskan energi untuk demo dan marah-marah saatnya kita ini berkarya, terlalu banyak demo juga tak bagus untuk pertumbuhan negara lihat kisruh papua demo pun menjadi bencana.. bener ga... monggo serupuutt dulu ah lurr..





c4punk@2019

Gambar google

Referensi Disini