Seorang kakak beradik saling ribut berebut sesuatu itu tentu sudah menjadi keakraban yang biasa dilakukan.
Sekejap ribut selanjutnya berbaikan, memang kakak adik itu jarang sekali ada yang akur setiap hari.

Ada saja yang direbutkan dan diributkan, bahkan hal sepele dari mainan, makanan atau kasih sayang juga bisa menjadi alasan adanya keributan kecil.

Agan and Sista pernah ribut dengan Kakak atau adik?
Tentu pernah ya, kecuali yang anak tunggal, karena pasti gak punya kakak dan adik.

Namun kejadian perkelahian kecil seperti inilah yang kadang menjadi hal yang dirindukan saat sudah jarang ketemu karena sudah berkeluarga atau sedang menempuh pendidikan di tempat yang jauh.
Dulu waktu Ane sekolah di luar daerah Ane, Ane gak kangen sama bapak atau ibuk, Ane malah kangennya sama adek sama kakak.

Nah, saat terjadi perselisihan kecil antara kakak dan adik seperti ini, kedua orang tua Agan bagaimana menyikapinya?
Dilerai, diadu atau dibiarkan?
Tentu setiap orang tua punya cara mendidik anak-anaknya.
Tapi bagaimana jika mendidiknya dengan kekerasan?
Tentu itu bukan sebuah kewajaran!

Banyak sekali kasus anak dianiaya orang tua karena masalah keci, tidak sekali dua kali hal ini terjadi, tapi berkali-kali.

Seperti kejadian mengenaskan yang terjadi di Palangkaraya ini, seorang bapak bernama Mardi (45) dengan sengaja melemparkan pisau pengupas jagung yang ia pegang ke anaknya bernama Eko (14).

Kronologi kejadiannya, semula Eko disuruh ibunya ke warung untuk membeli jajanan, Eko membeli susu kotak dan roti untuk dia dan adiknya.
Sesampai di rumah, Eko memberikan susu kotak untuk adiknya, dan roti dia pegang.
Namun adiknya merengek meminta roti tersebut, Eko tidak memberikan malah lari, adiknya pun mengejar.
Sebab jengkel Mardi bapak dari 2 anak tersebut yang sedang mengupas jagung melemparkan pisau ke arah Eko, dan apa yang terjadi?

Seketika pisau itu menancap di dada Eko, dia terjatuh dan kelojotan sampai akhirnya Mardi membawa Eko ke Rumah Sakit Kelampangan.
Namun naas, Eko meninggal dunia saat sampai di rumah sakit.

Mulanya keluarga menutupi penyebab kebenaran Eko tertusuk pisau, keluarga mengaku Eko terjatuh saat berlari dan menancap ke pisau yang ada di tanah.
Namun adik korban saat ditanyai polisi mengaku bapaknya yang menusuk sang Kakak.

Polisi pun mengambil tindakan untuk melakukan otopsi, dan memang benar hasil otopsi membuktikan bahwa pisau tersebut bukan menancap karena sangbkorban terjatuh.

Akhirnya Mardi mengakui bahwa ia telah melemparkan pisau ke Eko saat berlari rebutan roti, ia tidak menyangka pisau tersebut akan mengenai dan membunuh Eko.
Dia mengaku menyesal akan kejadian tersebut.
Kini Mardi harus menerima hukuman atas perbuatannya dengan dikenakan hukuman 20tahun penjara.
Mardi mendapatkan hukuman penjara di Polsek Palangka Raya.

GIF