Seperti diceritakan oleh Pram, tokoh utama dalam novel Bumi Manusia, Minke, adalah seorang pribumi yang mendapatkan nama julukannya dari seorang Belanda. Orang Belanda tersebut tidak lain adalah guru dari Minke sendiri. Dan agan tahu apa arti dari julukan tersebut: monyet.

Ane memang belum menemukan asal muasal dari istilah minke. Sebab ketika mencoba mencaritahu lewat kamus-kamus daring, minkebukanlah bahasa Belanda dari monyet. Tapi Soesilo Toer, adik kandung Pram membenarkan, bahwa makna dari istilah minke adalah ejekan rasis yang berarti monyet.

Begitu rasisnya Belanda terhadap pribumi, pada era kolonial mereka menyamakan kaum jajahannya dengan monyet bahkan anjing. Di depan pintu masuk Gedung Balai Pemuda Surabaya yang dulunya bernama De Simpangsche Societeit, semacam klab yang dipakai kaum kelas atas Belanda berdansa dansi, terpasang plakat bernada diskriminatif, “Verboden voor honden en inlander". Artinya kurang lebih "Anjing dan pribumi dilarang masuk".

Rasisme tidak bisa dilawan dengan rasisme. Jika korban diskriminasi rasial memusuhi etnis yang merendahkannya, maka mereka berubah menjadi pelaku rasisme pula. Akibatnya terjadi perseteruan tanpa akhir. Karena kedua belah pihak sama-sama dihinggapi perasaan lebih superior.

Korban rasisme tidak perlu mengacuhkan ejekan dari pihak-pihak yang merendahkan ras mereka. Pihak yang merasa lebih superior hanyalah oknum-oknum yang mainnya kurang jauh. Dan oknum yang merasa lebih superior akan memandang kaum yang mereka rendahkan dari sisi negatifnya saja. Mereka seakan tidak menemukansatu sisi baik pun dari etnis yang mereka anggap rendah tersebut.

Dalam ranah ilmu sosial rasadalah produk dari konstruksi sosial. Dengan kata lain ras merupakan praktik pengotak-kotakan yang diciptakan oleh manusia sendiri. Akan berbahaya jadinya bila pengotak-kotakkan tersebut ditunggangi oleh niat-niat buruk.

Isu rasis adalah isu yang paling mudah untuk dipolitisasi. Banyak kasus, seperti sentimen etnis misalnya yang biasa digunakan untuk menyingkirkan etnis tertentu. Ras yang merasa lebih superior juga kerap menggunakan isu rasial untuk melakukan praktik perbudakan.

Dalam roman Bumi Manusia, Pram menunjukkan cara sang tokoh utama bersikap kala dirinya menjadi korban diskriminasi rasial. Minke mencoba menyetarakan dirinya dengan kaum elit penjajah. Melawan tanpa merendahkan lawannya. Bukannya menuruti nafsu untuk menang dengan menggunakan "cara-cara binatang".

Dari sikapnya ini Minke justru mendapat simpati dari banyak orang. Dan meskipun pada akhir cerita Minke tidak mendapatkan keadilan yang menjadi haknya, paling tidak ia kalah sebagai manusia terhormat.