- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank


TS
gilbertagung
Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank
Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank
Oleh: Wahyu Tri Rahmawati
Selasa, 03 September 2019 06:40 WIB

KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Senin (2/9) dini hari, para nasabah bank sudah mengantre panjang, jauh sebelum bank buka. Para nasabah ini menunggu untuk menarik dana setelah pemerintah Argentina memberlakukan kontrol modal yang membatasi pembelian dan transfer dolar sejak Minggu (1/9).
Terbiasa dengan kekacauan ekonomi yang telah menyebabkan pembatasan dalam mengakses tabungan mereka di masa lalu, warga Argentina memilih keluar dari bank. Warga menyimpan uang tunai mereka di rumah pada tanda-tanda pertama dari pembatasan mata uang.
“Ini adalah saat-saat terjadi banyak kejutan. Besok kami mungkin bangun dan melihat bahwa semuanya telah berubah, ”kata Catalina Pedace, seorang mahasiswa dan pekerja paruh waktu, ketika dia menunggu dalam antrean di luar sebuah bank di pusat kota Buenos Aires.
Pada krisis 1989-1990 dan 2001-2002, banyak warga Argentina tidak bisa mengambil uang di bank. Corralitos, istilah lokal yang mengacu pada pembatasan penarikan dana di bank terjadi dalam krisis sebelumnya.
Saat krisis 2001-2002, kerusuhan pecah, supermarket dijarah dan deposan yang marah merusak ATM bank.
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun lalu belum memicu hal serupa. Tapi, kondisi berbalik tajam setelah pemilihan utama 11 Agustus, ketika kandidat oposisi Alberto Fernandez mengalahkan Presiden Mauricio Macri dalam jajak pendapat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar. Asal tahu, Macri cenderung pro pasar. Kekalahan Macri memicu kekhawatiran akan kembalinya kebijakan intervensi.
Hasil utama memicu runtuhnya kepercayaan investor dan menyebabkan saham, obligasi dan mata uang peso jatuh. Nilai tukar peso turun hampir 25% sejak pemungutan suara lalu.
Bereaksi cepat, Macri mengumumkan perubahan jadwal pembayaran obligasi Argentina pada pekan lalu. Kemudian pada hari Minggu, dia memberikan otorisasi kontrol mata uang. Ini adalah perubahan mengejutkan dari pemimpin pro-bisnis yang sebelumnya berjanji untuk membalikkan kebijakan proteksionis pendahulunya, mantan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner, yang maju sebagai kandidat pasangan Alberto Fernandez.
Harga obligasi Argentina jatuh ke rekor terendah pada hari Senin. Nilai tukar peso resmi dan pasar gelap pun selisih jauh.
Kontrol modal yang dirilis dua hari lalu membatasi pembelian lebih dari US$ 10.000 sebulan, atau melakukan transfer melebihi jumlah itu per bulan. Tapi bank sentral mengungkapkan bahwa bank tidak membatasi penarikan uang dari rekening mereka.
"Ketidakstabilan dan kurangnya informasi menimbulkan ketakutan, dan saya pikir banyak dari kami bertindak karena rasa takut tidak tahu apa yang bisa terjadi," kata Pedace.
Pejabat bank yang diwawancarai Reuters menyatakan hal serupa. "Lonjakan antrean ini terjadi karena paket kebijakan yang telah terjadi dalam sistem keuangan," kata seorang perwakilan untuk bank besar Argentina kepada Reuters.
Di luar bank, nasabah mengeluh tentang antrean panjang. Selain itu ada masalah dengan sistem perbankan digital yang menyulitkan mereka melakukan beberapa transaksi online pada hari Senin.
“Semua sistem mati. Ada begitu banyak orang sehingga Anda tidak bisa lewat,” kata Pablo Ferro, seorang pengacara berusia 41 tahun.
Menurut data bank sentral, penarikan simpanan bahkan dimulai sebelum pemerintah mengumumkan kontrol mata uang. Simpanan bank dalam dolar turun menjadi US$ 31,55 miliar pada 27 Agustus, dibandingkan dengan $ 35,24 miliar sebelum pemilihan utama.
“Saya tidak punya simpanan dolar. Saya punya dolar yang tidak disimpan di bank, karena dua tahun lalu saya mulai merasakan situasi ini, ”kata Liliana Ibarra, 60, seorang pensiunan yang sudah menghadapi krisis berkali-kali.
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Sumber
Oleh: Wahyu Tri Rahmawati
Selasa, 03 September 2019 06:40 WIB

KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Senin (2/9) dini hari, para nasabah bank sudah mengantre panjang, jauh sebelum bank buka. Para nasabah ini menunggu untuk menarik dana setelah pemerintah Argentina memberlakukan kontrol modal yang membatasi pembelian dan transfer dolar sejak Minggu (1/9).
Terbiasa dengan kekacauan ekonomi yang telah menyebabkan pembatasan dalam mengakses tabungan mereka di masa lalu, warga Argentina memilih keluar dari bank. Warga menyimpan uang tunai mereka di rumah pada tanda-tanda pertama dari pembatasan mata uang.
“Ini adalah saat-saat terjadi banyak kejutan. Besok kami mungkin bangun dan melihat bahwa semuanya telah berubah, ”kata Catalina Pedace, seorang mahasiswa dan pekerja paruh waktu, ketika dia menunggu dalam antrean di luar sebuah bank di pusat kota Buenos Aires.
Pada krisis 1989-1990 dan 2001-2002, banyak warga Argentina tidak bisa mengambil uang di bank. Corralitos, istilah lokal yang mengacu pada pembatasan penarikan dana di bank terjadi dalam krisis sebelumnya.
Saat krisis 2001-2002, kerusuhan pecah, supermarket dijarah dan deposan yang marah merusak ATM bank.
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun lalu belum memicu hal serupa. Tapi, kondisi berbalik tajam setelah pemilihan utama 11 Agustus, ketika kandidat oposisi Alberto Fernandez mengalahkan Presiden Mauricio Macri dalam jajak pendapat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar. Asal tahu, Macri cenderung pro pasar. Kekalahan Macri memicu kekhawatiran akan kembalinya kebijakan intervensi.
Hasil utama memicu runtuhnya kepercayaan investor dan menyebabkan saham, obligasi dan mata uang peso jatuh. Nilai tukar peso turun hampir 25% sejak pemungutan suara lalu.
Bereaksi cepat, Macri mengumumkan perubahan jadwal pembayaran obligasi Argentina pada pekan lalu. Kemudian pada hari Minggu, dia memberikan otorisasi kontrol mata uang. Ini adalah perubahan mengejutkan dari pemimpin pro-bisnis yang sebelumnya berjanji untuk membalikkan kebijakan proteksionis pendahulunya, mantan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner, yang maju sebagai kandidat pasangan Alberto Fernandez.
Harga obligasi Argentina jatuh ke rekor terendah pada hari Senin. Nilai tukar peso resmi dan pasar gelap pun selisih jauh.
Kontrol modal yang dirilis dua hari lalu membatasi pembelian lebih dari US$ 10.000 sebulan, atau melakukan transfer melebihi jumlah itu per bulan. Tapi bank sentral mengungkapkan bahwa bank tidak membatasi penarikan uang dari rekening mereka.
"Ketidakstabilan dan kurangnya informasi menimbulkan ketakutan, dan saya pikir banyak dari kami bertindak karena rasa takut tidak tahu apa yang bisa terjadi," kata Pedace.
Pejabat bank yang diwawancarai Reuters menyatakan hal serupa. "Lonjakan antrean ini terjadi karena paket kebijakan yang telah terjadi dalam sistem keuangan," kata seorang perwakilan untuk bank besar Argentina kepada Reuters.
Di luar bank, nasabah mengeluh tentang antrean panjang. Selain itu ada masalah dengan sistem perbankan digital yang menyulitkan mereka melakukan beberapa transaksi online pada hari Senin.
“Semua sistem mati. Ada begitu banyak orang sehingga Anda tidak bisa lewat,” kata Pablo Ferro, seorang pengacara berusia 41 tahun.
Menurut data bank sentral, penarikan simpanan bahkan dimulai sebelum pemerintah mengumumkan kontrol mata uang. Simpanan bank dalam dolar turun menjadi US$ 31,55 miliar pada 27 Agustus, dibandingkan dengan $ 35,24 miliar sebelum pemilihan utama.
“Saya tidak punya simpanan dolar. Saya punya dolar yang tidak disimpan di bank, karena dua tahun lalu saya mulai merasakan situasi ini, ”kata Liliana Ibarra, 60, seorang pensiunan yang sudah menghadapi krisis berkali-kali.
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Sumber




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.2K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan