Jakartapada 17 Agustus 1945
Yogyakarta pada 4 Januari 1946
Bukittinggi pada 19 Desember 1948
Yogyakarta pada 6 Juli 1949

(Lalu setelahnya kembali lagi ke Jakarta)

Dan kini, 26 Agustus 2019, Presiden Jokowidodo resmi menunjuk Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sebagai Ibu kota yang baru menggantikan Jakarta yang banyak orang bilang sedang Sakit-sakitan.

Karna nyatanya, emang sulit buat menghilangkan imagesang pusat Negara pada Persija. Tim ini akan mendapat gelar atau julukan baru yang nantinya bakal berdampak pada euforia penonton layar kaca di seluruh Indonesia. Sulit memang, karna pada kenyataannya, pandangan pada Jakarta kota yang elit cukup tergambar pada pengelolaan Persija, mulai dari keuangan, stadion megah, bahkan suporternya yang begitu fanatik dan selalu membawakan koreografi apik.

Menurut sumber dari Kompas.comGedung-gedung pemerintahan yang ada di Jakarta nantinya akan dimanfaatkan sebagai Sekolah parlemen yang dimaksud tidak sekadar menjadi pusat pendidikan dan pelatihan pegawai, melainkan sekolah politik. Tujuannya untuk mempersiapkan orang-orang yang akan menjadi anggota parlemen atau yang sudah menjabat nantinya. Jadi gedungnya masih bisa dipakai kok. Dan tidak dialihkan ke pihak swasta.

Menurut saya sih begitu. Ketika Jakarta penuh sesak, permasalahan yang belum selesai, belum lagi isu Jakarta tenggelam yang semakin menjadi, membuat Jakarta bukanlah opsi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang kurang membawa bekalyang cukup. Yang hanya bermodalkan NEKAT. Karna mencari peruntungan di Ibu kota baru dan bersama membangunnya sedari awal kota itu muncul, jauh lebih menguntungkan daripada harus bersaing dengan mereka yang telah memiliki nama, tempat dan juga kualitas SDM nya. Peluang sukses di ibu kota baru pun cukup besar mengingat segala macam kegiatan pusat negara akan dilaksanakan di sana dan bukan tidak mungkin ekonominya akan turut berkembang sejalan dengan berjalannya pemerintah di Ibu kota baru tersebut.

“Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan terus dikembangkan menjadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan, pusat jasa berskala regional dan global,” kata eks Walikota Solo itu

Yang artinya Jakarta akan tetap menjadi Kota bisnis yang mirip sama New York Dan Sydney. Walaupun demikian, minat orang daerahke Jakarta mungkin akan menurun walaun tidak signifikan. Dan lagi arus urbanisasi telah di atur guna memperlancar pemindahan dan ekonomi Jakarta.

Masih lama, tapi waktunya cukup untuk berbenah dan berpikir ulang mengenai Jakarta yang semakin semrawut. Menjadi salahsatu alasan orang bakal pergi ke Kalimantan dan meninggalkan Jakarta.

Netizen: Ah mustahil tuh! Ada ada aja lu

Siapa bilang? Ketika hari perayaan contohnya Idul Fitri, Jakarta justru bisa sangat sepi karna banyak dari warga Jakarta pulang ke kampung halamannya. Bayangkan jika mereka harus pindah karna bergantung sama peraturan pemerintahan dan banyak yang memilih ke Kalimantan agar dekat dan mudah menjangkau pusat untuk keperluan kerjanya. Bisa aja loh