
KKN DESA KEBAYA BERCORAK CINTA
Sebelumnya di sini saya bukan mau cerita dari sisi horornya ya (mungkin lain kali), tapi sekarang saya mau cerita tentang pengalaman saya tinggal di desa yang mengenalkan budaya Indonesia kepada wisatawan mancanegara lewat kebaya.
Quote:
Sewaktu saya kuliah dulu saya mendapat tugas KKN di desa Kebaya (sebutan). Desa ini terkenal sebagai desa wisata budaya terutama budaya jawa, sehingga setiap tahunnya banyak wisatawan mancanegara berbondong-bondong ingin melihat dan mempelajari budaya jawa di desa itu.
Setelah sepuluh hari saya tinggal di desa itu memang cukup banyak wisatawan asing yang sengaja singgah untuk belajar budaya jawa. Mulai dari kesenian tari, musik, batik dan lain sebagainya.
Setelah dua minggu, datanglah rombongan mahasiswa dari jepang yang ingin tinggal di desa itu. Kami pun berkenalan dengan bahasa seadanya dan kami cukup akrab dengan beberapa di antara mereka.
Setelah menjelang siang mereka berkunjung ke rumah bapak dukuh tempat kami menginap dan mataku langsung tertuju pada gadis cantik jepang yang ternyata bernama Ai-Chan. Dia memiliki paras yang cantik dan imut khas orang asia, rambutnya pirang sebahu dan kulitnya putih bersih.
Pada awalnya Ai chan masih malu untuk ku ajak bermain menelusuri desa dan ia memilih main bersama temannya Jenny yang juga cantik tapi lebih tinggi dari Ai.
Sampai pada hari ketiga mereka tinggal di desa, akhirnya ia mau ku ajak untuk berkeliling. Kami berpegangan tangan menuju danau kecil, melempari batu pipih dan saling bercerita dengan bahasa seadanya. Walaupun begitu aku merasa sudah tumbuh benih-benih cinta.
Langit berganti mendung, sore itu mulai hujan. Aku berlari bersama Ai menuju Desa dan begitu sampai persimpangan Ai melepas tanganku dan berbisik.
"Sampai ketemu nanti malam" kata Ai.
Pada malam itu memang akan diadakan malam pertunjukan dan Ai akan menari menggunakan pakaian kebaya. Lalu aku pun mengangguk dan tersenyum melihat Ai yang sudah berlari menghindari hujan yang sejak tadi membasahi punggungnya.
Setelah maghrib, teman-teman jepang menuju rumah pak dukuh untuk fitting baju kebaya sebagai pertunjukan saat menari nanti. Aku melihat Ai sedikit tertawa saat didandani oleh si mba. Aku yakin ia sedikit mali karena memang make up untuk pertunjukan terlalu menor bagi orang jepang. Setelah memakai baju, dia menghampiriku dengan wajah gugup, mungkin ini baru pertama kali bagi dia. Aku menggenggam kedua tangannya dan menyemangatinya supaya dia tersenyum.
Aku hanya bisa memandanginya dengan bahagia karena malam itu dia cantik sekali. Aku tidak menyangka bahea orang jepang bisa jadi lebih cantik jika memakai kebaya.
Setelah melihat Ai chan, aku menjadi yakin bahwa kebaya bisa mendunia dan bisa dipakai oleh wanita dari mana pun asalnya. Ai chan membuktikan bahwa dengan memakai kebaya, kecantikan seorang wanita bisa naik berkali lipat.