- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Serba-Serbi Kalender Hijriah


TS
gilbertagung
Serba-Serbi Kalender Hijriah


Magrib tanggal 31 Agustus 2019 menandai pergantian tahun Hijriah dari 1440 ke 1441 Hijriah. Kalender Hijriah adalah salah satu kalender yang digunakan secara luas di Indonesia. Kalender ini digunakan sebagai patokan mengenai waktu penyelengaraan kegiatan ibadah dalam agama Islam seperti awal bulan puasa dan Idul Adha. Bagaimanakah sejarah dan serba-serbinya?
Klik gambar untuk menuju sumber gambar
Sejarah

Kawasan Timur Tengah, khususnya Semenanjung Arab, merupakan tempat dikembangkannya penanggalan Hijriah dan pendahulunya.
Meskipun identik dengan agama Islam, berbagai unsur dalam kalender hijriah telah terbentuk dan digunakan di jazirah Arab sebelum munculnya agama Islam. Sebagai contoh, bulan-bulan dalam kalender Hijriah yaitu Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadan, Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah, telah digunakan masyarakat Arab sejak masa pra-Islam. Bulan Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram merupakan bulan yang mana pertempuran dilarang untuk dilakukan.
Sistem penanggalan juga disebut dalam kitab suci Al-Quran, yaitu pada Surah Al-Taubah ayat 36 dan 37 yang juga melarang penyisipan bulan tambahan (interkalasi, disebut juga Nasī’) dalam kalender Hijriah. Sebelumnya, praktik menyisipkan bulan tambahan ini lazim dilakukan.
Penentuan Tahun 1 Hijriah

Sebuah poster untuk memperingati Tahun Baru 1440 Hijriah yang jatuh pada 11 September 2018. Tahun 1 Hijriah ditetapkan jatuh pada tahun 622 dan penentuan ini sendiri baru dilakukan pada tahun 638.
Penentuan tahun 1 Hijriah sendiri dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab pada tahun 638, 6 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Ini bermula ketika beliau didatangi oleh Maimun bin Mahran yang menyodorkan sebuah dokumen berisi tentang kesepakatan dua orang yang berlaku pada bulan Syaban. Umar lalu bertanya, “Syaban kapan? Tahun kemarin, tahun yang akan datang, atau tahun ini?”
Karena ketiadaan penomoran tahun yang menimbulkan kebingungan, Umar bin Khattab pun mengumpulkan sahabatnya untuk bermusyawarah mengenai penentuan tahun 1 Hijriah.
Ada beberapa usulan mengenai penentuan tersebut, antara lain mengikuti penomoran tahun Romawi dan Persia, tahun kelahiran Muhammad (570), tahun Muhammad wafat (632), dan tahun hijrah Muhammad dari Mekkah ke Madinah (622). Akhirnya, usulan terakhirlah yang ditetapkan sebagai tahun 1 Hijriah dengan pertimbangan bahwa momen hijrah ini merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan awal agama Islam. Tahun 638 yang sedang berjalan tersebut dinyatakan sebagai tahun 17 Hijriah dan tahun 622 sebagai tahun 1 Hijriah ditetapkan secara retrospektif. Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama, mempertahankan penetapan yang sudah berlangsung sebelumnya.
Dalam kalender Julian, 1 Muharram 1 Hijriah jatuh pada 16 Juli 622 meskipun sebenarnya peristiwa hijrah Muhammad terjadi pada September 622.
Dalam masa pra-Islam, sebuah tahun dinamai berdasarkan peristiwa penting yang terjadi pada tahun tersebut. Sebagai contoh, tahun 570 (tahun kelahiran Muhammad) disebut sebagai Tahun Gajahkarena pada tahun tersebut terjadi invasi terhadap kota Mekkah oleh pasukan bergajah pimpinan Abraha, penguasa Yaman yang kala itu merupakan bagian dari Kerajaan Aksum di wilayah Ethiopia sekarang. Namun, ada juga yang menyebut penyerangan ini dilakukan tahun 568 atau 569.
Untuk mengoversi tahun Hijriah ke Masehi, kalikan tahun Hijriah dengan 0,97 dan tambahkan 622. Contoh, tahun 1406 Hijriah.
1406 * 0,97 + 622 = 1363,82 + 622 = 1985,82
Kenyataannya, tahun 1406 Hijriah berlangsung mulai 16 September 1985 hingga 4 September 1986.
Hari dalam Kalender Hijriah

Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, mengumumkan hasil Sidang Isbat penentuan jatuhnya tanggal 1 Syawal 1440 Hijriah pada 3 Juni 2019 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta. Ini merupakan salah satu proses dari praktik rukyatul hilal untuk menentukan awal dari suatu bulan Hijriah.
1 Tahun Hijriah terdiri atas 354 (biasa) atau 355 (kabisat) hari. Ini disebabkan karena kalender Hijriah adalah kalender lunar yaitu kalender yang didasarkan pada pergerakan bulan. Berbeda dengan kalender Masehi yang merupakan kalender solar (berdasarkan pada pergerakan matahari) dan memiliki panjang tahun 365/366 hari. Perbedaan ini membuat tanggal dalam kalender Hijriah maju 10-12 hari per tahun bila dikonversi ke kalender Masehi. Sebagai contoh, 10 Dzulhijjah 1439 H jatuh pada 22 Agustus 2018 manakala 10 Dzulhijjah 1440 H jatuh pada 11 Agustus 2019 (maju 11 hari).
Ada 2 cara menghitung jumlah hari dalam satu bulan, yaitu secara matematis atau hisab dan observasi lapangan atau rukyatul hilal.
Secara hisab, jumlah hari dalam kalender Hijriah adalah sebagai berikut.
Muharram, Rabiul Awal, Jumadil Ula, Rajab, Ramadan, Dzulqaidah : 30 hari
Shafar, Rabiul Akhir, Jumadil Tsaniyah, Syaban, Syawal, Dzulhijjah : 29 hari
Dengan metode ini, dalam setiap 30 tahun Hijriah, terdapat 11 tahun kabisat (memiliki tanggal 30 Dzulhijjah), yaitu pada tahun yang bila dibagi 30, menghasilkan angka sisa berupa 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26, dan 29. Ini didasarkan pada perhitungan angka sisa dari jumlah hari pada tahun Hijriah. Panjang rata-rata 1 tahun Hijriah adalah 354 11/30 hari (sisa 11/30 hari). Ketika jumlah sisanya melebihi 15/30 (minimal 16/30), pada tahun tersebutlah disisipkan 30 Dzulhijjah. Jadi, tahun ke-2 yang memiliki akumulasi sisa 22/30 menjadi tahun kabisat dan akumulasi sisa dikurangi 30/30 menjadi -8/30 dan perhitungan dilanjutkan kembali. Ini pun membuat 30 tahun Hijriah secara matematis memiliki 10.631 hari.
Namun, perhitungan awal bulan Hijriah kebanyakan dilakukan dengan mengobservasi kemunculan bulan baru (hilal) yang dilakukan pada saat matahari terbenam pada tanggal 29 pada kalender Hijriah. Metode ini disebut rukyatul hilal. Setiap otoritas memiliki kriteria yang berbeda mengenai hilal yang dapat dilihat untuk menandai awal bulan Hijriah yang baru. Di Indonesia, kriterianya adalah ketinggian hilal minimal sebesar 2 derajat di atas cakrawala, elongasi (sudut kelengkungan) antara bulan dan matahari minimal sebesar 3 derajat, dan umur bulan saat matahari terbenam minimal adalah 8 jam dihitung dari saat Ijtimak (Konjungsi geosentris, saat bumi dan bulan berada pada garis bujur langit yang sama). Bila kriteria ini tak terpenuhi atau hilal tak dapat dilihat, hari yang dimulai pada saat matahari terbenam saat itu akan menjadi tanggal 30 dan bulan baru akan dimulai pada saat matahari terbenam keesokan harinya. Ini pun membuat panjang bulan menjadi tidak tetap antartahun. Bulan Ramadan bisa memiliki 30 hari pada tahun ini, 29 hari pada tahun berikutnya, dan 30 hari pada tahun berikutnya lagi. Jumlah hari dalam satu tahun Hijriah dapat mencapai 354 atau 355 hari.
Karena kriteria antarnegara bahkan antarorganisasi mengenai hilal dapat berbeda, seringkali terjadi perbedaan dalam penentuan jatuhnya hari-hari penting seperti awal bulan Ramadan. Kalender Hijriah hingga saat ini belum memiliki satu standar global yang baku meski upaya untuk menetapkan standar global ini sedang dilakukan.
Dalam kalender Hijriah, sebuah hari dimulai pada saat matahari terbenam di daerah tersebut atau pada saat Magrib. Karena waktu Magrib dapat bergeser sepanjang tahun, awal hari dalam kalender Hijriah dapat berubah. Pada bulan Februari, Magrib di Jakarta adalah pada sekitar pukul 18.20 WIB sementara pada bulan Agustus adalah pada sekitar pukul 17.50 WIB.
Hari-hari Penting
1 Muharram : Tahun Baru Hijriah
10 Muharram : Hari Asyura
12 Rabiul Awal : Maulid Nabi Muhammad SAW
27 Rajab : Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW
1 Ramadan : Awal Puasa
17 Ramadan : Nuzulul Quran
1 Syawal : Idul Fitri
10 Dzulhijjah : Idul Adha

Demikian thread dari saya kali ini. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.

Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X




comrade.frias memberi reputasi
1
1.2K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan