lembugantengAvatar border
TS
lembuganteng
Kebanggaanku atas HB IX dan Kraton Yogyakarta untuk Indonesia
Kebanggaanku atas HB IX dan Kraton Yogyakarta untuk Indonesia


Kebanggaanku atas HB IX dan Kraton Yogyakarta untuk Indonesia

sumber gambar

Dua minggu lalu gue berkunjung ke Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat gan. Apa sih itu Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat? Itu adalah satu-satunya (menurut gue sih, soalnya taunya gue cuma itu) Kraton dengan kekuasaan Monarki yang masih aktif dan diakui rakyatnya saat ini di Indonesia. Jadi, itu bukan sebuah musium tentang peninggalan-peninggalan barang-barang kuno namun benar-benar Anda akan disuguhkan bagaimana Kraton Ngayogyakarto itu berlangsung.

Dalam sejarahnya bersama Indonesia, Kraton Ngayogyakarto memiliki sejarah yang unik. Dahulu pada saat wilayah Indonesia (dahulu sebenarnya belum ada nama Indonesia) terjajah oleh Belanda (khususnya di tanah Jawa) ada satu tempat yang tidak pernah disentuh oleh Belanda yaitu Yogyakarta. Karena pada waktu itu Yogyakarta memiliki kerajaannya sendiri dan itu sangat kuat bagi secara kekuasaan, agama, politik dan budaya. Sering kali Belanda ingin menjajah Yogyakarta namun tetap saja karena kewibawaan dan aura sang Raja, Belanda enggan. Belanda hanya membuat sebuah perjanjian damai dengan Kraton Yogyakarta.

Pasca 17 Agustus 1945, setelah Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya atas pembacaan proklamasi dari Bung Karno dan Bung Hatta, Kraton Yogyakarta serta merta langsung berniat untuk masuk ke dalam Republik Indonesia. Kala itu menurut Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda wilayah yang berhak atas Republik Indonesia adalah bekas jajahan dari Belanda saja dan kita tahu bahwa Kraton Yogyakarta bukanlah bekas penjajahan dari Belanda. Namun dengan rendah hatinya Kraton Yogyakarta yang dipimpin oleh rajanya HB IX bersedia untuk masuk menjadi "bagian" dari Republik Indonesia kala itu.

Ternyata perjuangan tidak berhenti disitu saja. Pada tahun 1949, Belanda melancarkan agresi militernya ke pada Republik Indonesia. Tujuannya sudah jelas, ingin bisa menjajah Republik Indonesia lagi. Nampaknya pada waktu itu Belanda benar-benar menginginkan Indonesia lagi, maka dengan sekuat tenaga Belanda menggempur Indonesia hingga terjadi Bandung Lautan Api hingga  Jakarta berhasil diduduki oleh Belanda dimana Jakarta merupakan Ibu Kota pemerintahan pada waktu. Apakah Indonesia sudah jatuh?

Jawabannya adalah TIDAK. Dengan rendah hati lagi, Kraton Yogyakarta (HB IX) segera menghubungi Soekarno dan menawarkan bantuan berupa Ibu Kota Sementara. Beberapa gedung kraton dipinjamkan kemudian uang kraton beberapa golden (yang mana jika sekarang di-rupiah-kan pastinya bernilai sangat mahal). UGM yang berada di Bulak Sumur karena tidak mampu menampung cendekiawan-cendekiawan dari Jakarta-Jawa Barat oleh Kraton dipinjami Gedung untuk kegiatan belajar mengajar. Jadi, boleh dikatakan dahulu Kraton benar-benar menjadi orang tua asuh untuk Indonesia yang sedang tidak berdaya.

Di Kraton Yogyakarta para pemimpin-pemimpin negeri melakukan rapat-rapat strategi tentang agresi militer Belanda. Hingga sampailah pada kita bahwa Belanda dapat diusir pada waktu itu. Ketika Belanda sudah berhasil diusir dari Bumi Indonesia, bagaimana reaksi sang Raja? Apakah tetap menginginkan Yogyakarta (daerahnya) menjadi Ibu Kota Indonesia?

Jawabannya adalah TIDAK. Kira-kira seperti ini sabda sang Raja "Yogyakarta sudah tidak memiliki apa-apa lagi, silahkan pemerintahan dan urusuannya dikembalikan ke Indonesia (Jakarta)".

Itulah mengapa saya sangat bangga Indonesia memiliki Kraton. Kraton sebagai ibu yang mengasuh Indonesia secara ikhlas, sabar dan tawakal ketika Indosinesia sedang sakit dan tidak berdaya.

Sumber : sumber

0
134
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan