Kaskus

Story

VitaArkanaAvatar border
TS
VitaArkana
PUISI UNTUK ANIN
PUISI UNTUK ANIN

PUISI UNTUK ANIN


PUISI UNTUK ANIN
Sumber : dokpri


Suasana kelas 7 sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri tampak ramai, riuh dan berisik. Bel masuk belum berbunyi, para murid masih asik bermain dan bersendau gurau di bangkunya masing-masing. Hingga bel berbunyi keras, tanda waktunya pelajaran di mulai.

"Pagi anak-anak!" sapa Yudha, seorang mahasiswa jurusan pendidikan dari sebuah universitas negeri yang sedang praktek mengajar di sekolah itu.

"Pagi, Pak Yudha!" Serentak murid-murid menjawab.

Calon guru muda itu lalu duduk di meja guru. Memimpin doa bersama, lalu menyuruh para murid untuk membuka buku pelajarannya.

Pelajaran pun dimulai, baru saja Yudha hendak menulis di papan tulis, tiba-tiba pintu kelas diketuk pelan, lalu muncul seorang murid perempuan dari balik pintu.

"Pagi ... Bapak!" Murid perempuan itu menyapa Yudha. Seketika seluruh kelas menoleh ke arah sumber suara.

"Anin, kenapa terlambat lagi? Ayo masuk, pelajaran sudah dimulai," kata Yudha pada murid perempuan yang bernama Anin tersebut.

Anin tak menjawab, hanya tersenyum manis pada guru ganteng itu. Kemudian Anin berjalan ke arah bangkunya sambil terus memandang dan melempar senyum pada Yudha.

"Kenapa, Nin?" Yudha heran melihat tingkah Anin.

"Gak apa-apa, Pak." jawab Anin simpel, lalu anak perempuan itu menyibakkan rambut panjang dan hitamnya bagaikan model di sebuah iklan shampo.

"Cieee ... cieeee ...." Terdengar suara beberapa orang siswa meledek Anin. Seketika ruang kelas menjadi riuh, murid-murid terlihat menertawakan tingkah Anin yang seperti itu. Yudha hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Anin.

Pelajaran pun berlangsung lancar, meski sesekali Yudha melihat Anin tampak memperhatikannya diam-diam. Bukannya memperhatikan pelajaran yang diterangkan, tetapi malah memperhatikan guru yang mengajar.

***

"Anak-anak, nanti sore kita akan mengadakan kemah untuk menyambut hari Pramuka, jadi hari ini pulang lebih cepat, ya." Yudha memberi informasi pada murid-muridnya sambil merapikan buku pelajaran di hadapannya.

"Jangan lupa bawa perlengkapan ibadah, mandi dan peralatan makan seperlunya. Cemilan juga jangan lupa." Yudha memberitahu apa saja yang harus dibawa untuk berkemah.

"Bawa diari boleh ga, Pak." Tiba-tiba Anin menyeletuk.

"Buat apa, Nin? Bawa aja alat tulis seperlunya," saran Yudha.

"Buat nulis curhatan, Pak," jawab Anin.

"Ga perlu, kan kita mau kemah bukan mau main." Yudha menegaskan kembali.

"Ya udah kalo ga boleh, curhat sama Bapak aja deh." Anin menjawab dengan centilnya.

"Ecieee ... cieeee ...." Kembali murid-murid serempak berkata sedikit meledek.

Kali ini Yudha salah tingkah menghadapi Anin. Ya, Anin adalah anak didiknya yang naksir sama Yudha.

Yudha tepok jidat, bisa-bisanya dia ditaksir oleh muridnya yang masih ingusan, gadis kecil yang baru beranjak remaja dan ABG labil.

Waktu kemah pun tiba, anak-anak berkumpul di lapangan, Yudha dan beberapa mahasiswa praktek lainnya beserta para guru turun ke lapangan. Membagi murid-murid menjadi beberapa regu, mengajar baris berbaris dan beberapa keterampilan lainnya.

Lalu sesudah itu, para murid masuk ke dalam kelas masing-masing untuk belajar materi kepramukaan. Kali ini Yudha mengajarkan materi tentang sandi Morse.

"Coba masing-masing praktekin sandi Morse," kata Yudha sesudah memberi contoh pada muridnya.

Anak-anak mulai berbisik satu sama lain, ada yang kebingungan, ada juga yang sudah bisa tapi takut dan malu untuk maju mempraktekkan di depan teman-temannya.

Tiba-tiba Anin mengangkat tangan, tanda sudah selesai. Lalu dia maju dan menulis sandi Morse di papan tulis.

'I LOVE U'

Seketika satu regu tertawa. Semua anak sudah tahu pada siapa kalimat itu ditujukan. Duh benar Anin naksir Yudha kelewatan. Beberapa rekan mahasiswa Yudha dan guru yang melihat kejadian tersebut berusaha menahan tawa, melihat Yudha dengan wajahnya yang merah padam.

Anin terlihat tersenyum memandang Yudha. Yudha mendengkus pelan dan menarik napas dalam-dalam. Lalu didekatinya Anin. Bagaimanapun juga dia adalah pengajar, calon guru tidak boleh baper ataupun emosi.

"Anin, I love u nya buat semua teman ya... Harus saling menyayangi antar temen," jelas Yudha.

"I-yaaaa, Pak," sahut Anin gugup.

Kegiatan pramuka dilanjutkan sampai malam. Malam ini ada acara jurit malam untuk pengambilan baret kenaikan tingkat. Selepas sholat isya anak-anak berkumpul di lapangan untuk menjalani acara jurit malam. Masing-masing anak akan berjalan seorang diri untuk mengetes keberanian. Kemudian kakak kelas akan memandu tiap anak untuk sampai pada tempat yang dituju, pastinya selama acara tersebut akan ada kejutan yang dialami peserta, seperti ditakut-takuti untuk mengetes keberanian.


Hingga saat itu jatah Anin untuk berjalan malam. Semua lancar Anin tampak berani berjalan seorang diri sampai saat kakak kelas yang berpura-pura menjadi hantu datang dan mengagetkan Anin. Sontak Anin berteriak kencang dan berlari, tetapi sungguh sial, dia tersandung tali sepatunya sendiri dan terjatuh. Anin menangis meraung-raung kesakitan, kakinya keseleo. Teman yang menakuti datang hendak menolong, lalu beberapa guru pun datang khawatir melihat Anin histeris.

Beberapa orang hendak menandu Anin untuk dibawa ke ruang kesehatan. Namun Anin menolak dan terus histeris. Semua yang ada disitu tampak khawatir, sampai Yudha datang dan menawarkan bantuan untuk menggendong Anin. Seketika Anin berhenti histeris dan menurut pada Yudha.

Rekan Yudha dan para guru kembali tersenyum-senyum melihat kejadian itu. Apalagi wajah Yudha yang terlihat menahan kesal. Untuk kesekian kalinya Anin cari perhatian di depan Yudha.

Yudha mengantar Anin ke ruang kesehatan untuk diobati kakinya yang keseleo.

Malam itu Anin menginap di ruang perawatan unit kesehatan sekolah. Anin terpaksa tidak meneruskan acara jurit malam dan renungan malam.

Keesokan harinya, anak-anak berkumpul di lapangan untuk berolahraga raga senam. Semua jajaran pengajar hadir disitu, termasuk Yudha.

Saat itu Yudha melihat Anin diantara barisan siswa perempuan. Yudha melongo dibuatnya. Barusan semalam keseleo pagi hari udah senam aja. Sungguh tak masuk akal.

"Anin, katanya keseleo, koq bisa senam?" tegur Yudha.

Anin terlihat kaget melihat Yudha tiba-tiba ada di hadapannya. Wajahnya memerah, hendak menjawab tapi mulutnya susah berkata-kata.

"Kamu jangan terus-terusan ngerjain Bapak," ucap Yudha kemudian.

"Maaf Pak, Anin udah sembuh berkat Bapak. Makasih udah perhatian sama Anin." Anin menjawab dengan entengnya.

What the...

Di luar ekspektasi Yudha, Anin kalem aja ditegur. Daripada berkepanjangan dan akan kena ledek lagi, Yudha memilih pergi dari hadapan Anin.

Kejadian demi kejadian dengan Anin membuat Yudha memutar otak. Bagaimana cara agar Anin tidak menggodanya lagi. Anin adalah anak didiknya, masih terlalu kecil untuk mengerti tentang perasaan.
Bisa jadi yang Anin alami adalah sebatas perasaan kagum.

Malam puncak acara perkemahan menyambut hari Pramuka pun tiba. Seluruh peserta kegiatan perkemahan berkumpul mengelilingi api unggun yang berada di tengah-tengah. Acara api unggun dimulai, upacara pembukaan, lagu-lagu perjuangan dinyatakan, dan sambutan serta berbagai tampilan dari murid-murid dihadirkan, mulai dari nyanyi, baca puisi sampai joged.

PUISI UNTUK ANIN
Sumber : dokpri


Acara puncak berupa pembacaan kesan dan pesan dalam bentuk puisi yang mengharu biru di laksanakan. Anin rupanya telah mempersiapkan sebuah puisi sebelumnya. Sebagai perwakilan dari murid-murid untuk para guru.

Anin maju dengan sangat percaya diri, lalu dia membacakan puisi dengan sangat baik dan menyentuh kalbu.



Terimakasih Guru

Jika malam berselimut bulan
Dan siang beratapkan mentari
Maka engkau laksana bumi
Setia menemani tak peduli siang ataupun malam

Lalu, saat tak tahu kemana kaki harus berpijak
Engkau tak lelah menuntun
Laksana tali temali yang tak putus dan terus menyambung

Seperti bumi tempat melangkah dan berjalan menuju asa
Tempat berpijak dan menapak menuju cita
Tak lekang oleh waktu membimbing
Menuntun dan memberi tanpa pamrih
Meski tertatih dan merangkak
Untuk kami para murid-muridmu

Terimakasih padamu dari kami
Sepercik embun yang ingin berdiri
Menjadi mentari yang menyinari di siang hari
Atau rembulan yang bercahaya dalam gelap malam
Selalu bermanfaat bagi sesama





Sesudah selesai, tepuk tangan bergemuruh menyambutnya. Anin lalu kembali ke barisan.

Kali ini giliran dari pihak guru untuk maju. Sekadar memberikan nasehat dan wejangan untuk anak didiknya sebagai calon penerus bangsa. Yudha pun maju, sengaja dia membawakan puisi untuk para murid.
Saat Yudha maju, banyak murid yang berbisik-bisik.

Yudha membacakan puisi tapi lebih seperti wejangan dan nasehat.



Nasehat Cinta

Untukmu para penerus kehidupan
Setitik nasehat dari kami

Setumpuk asa yang kami punya ada padamu
Sepercik cinta tulus itu kami sematkan di hatimu
Doa kami tak berhenti untuk kemajuanmu

Nak, sayang ini ada karena engkaulah penerus negeri ini
Kasih ini hanya padamu karena engkaulah harapan masa depan
Cinta ini ada untuk membimbingmu meraih masa depan cemerlang

Terus melangkah untuk maju
Kebajikan adalah pijakanmu
Kejujuran adalah tali kekangmu

Saat kau merasa putus asa, datanglah pada kami
Saat kau merasa lelah, berkeluh kesahlah pada kami
Saat kau terjatuh dan terinjak, yakinlah kami akan selalu menopangmu

Padamu kami titipkan, harap dan masa depan negeri ini
Tak perlu resah karena kita saling menguatkan
Tak perlu berprasangka karena niat kami tulus memberi ilmu
Ikhlas berbakti pada negara, untuk masa depan Indonesia

Seperti api unggun yang terus menyala, kobaran apinya terus membakar semangat untuk berkarya
Membangun jiwa muda menjadi berguna
Seperti Dasa Dharma Pramuka yang membahana
Menyongsong hari esok cerah nan jaya




Puisi itu seperti tertuju untuk Anin. Anin menunduk selama Yudha membacakan puisi. Puisi syahdu di malam dingin dan berangin, hanya api unggun sebagai penghangat dan petikan gitar sebagai pengiring puisi.

Sesudah Yudha selesai membaca puisi tepuk tangan bergemuruh menyambutnya. Anin masih tertunduk tampak beberapa bulir air mata menetes dari netranya. Anin baru menyadari perasaannya selama ini pada Yudha hanyalah kekaguman pada seorang guru. Perhatian Yudha juga hanya perhatian seorang guru pada muridnya.

Tamat
Diubah oleh VitaArkana 31-08-2019 06:43
agityunitaAvatar border
dandyy07Avatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan