- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kejutan Selepas Latihan Pramuka


TS
bianca79
Kejutan Selepas Latihan Pramuka

Aku duduk sendirian di tangga kecil depan pintu masuk sekolahku. Rasanya memang aku terlalu cepat datang kemari. Waktu masih menunjukkan pukul 15.00, dimana masih belum terlihat tanda-tanda orang lain yang hadir. Biasanya sih kami memang tidak pernah pulang dulu sebelumnya. Hari sabtu jadwal kami pulang sekolah adalah pukul 14.30. Dan jadwal latihan pramuka adalah pukul 16.00, jadi rasanya agak males kalau harus pulang dulu dan kembali lagi kesini. Biasanya kami sudah membawa baju seragam pramuka di tas, sehingga kami tidak harus pulang dulu. Lebih enak rasanya kalo menunggu di sekolah, sambil beristirahat dan jajan di kantin ataupun di depan gerbang sekolah yang biasanya ramai oleh pedagang.
Tapi sabtu ini agak berbeda. Pagi tadi kami pulang lebih awal. Para guru sedang mengadakan rapat di sekolah lain, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya sampai dengan jam 10 pagi. Dan pagi tadilah aku mendapatkan sesuatu hal yang sangat membuatku bergembira. Aku mendapatkan secarik kertas di laci mejaku, sesaat sebelum aku pulang. Saat aku meraba laci mejaku dimana biasanya aku menaruh beberapa buku dan alat tulis, tanpa sengaja kutemukan secarik kertas tersebut. Sebuah kertas kecil memang, tapi karena aku tau siapa penulisnya, jadi membuatku bisa berbinar berseri-seri sepanjang perjalananku pulang.
Dan karena hal itu juga yang membuatku jadi datang seawal ini. Entah kenapa aku sangat tidak sabar untuk segera datang latihan pramuka. Rasanya waktu bergerak sangat lama saat aku berada dirumah. Ingin rasanya segera tiba sore hari. Dan karena rasa tidak sabaranku itulah, akhirnya aku jadi berangkat terlalu awal begini. Yah, memang benar kata orang. Jatuh cinta bisa membuat segalanya jadi berbeda. Kupandang lagi secarik kertas kecil tersebut, yang bertuliskan : “Aku ingin bicara ya sehabis pramuka nanti. Aku tunggu di belakang kelas X7.”
Cukup lama aku memandang dan memainkan kertas tersebut. Kulipat, lalu kubuka lagi. Kemudian mulai kubaca lagi tulisan tersebut muali huruf per huruf. Begitu terus yang kulakukan berulang-ulang, hingga akhirnya beberapa teman-temanku mulai terlihat berdatangan. Kali ini kulipat kertas tersebut dan segera kumasukkan ke kantung seragam pramukaku.
***
Latihan pramuka kali ini berjalan seperti biasa. Sehabis upacara pembukaan latihan, kami semua belajar bersama mengenai berbagai macam simpul. Pembina kami memberikan contoh berbagai macam simpul tali yang pastinya akan sangat berguna nantinya jika kami berada di alam terbuka. Terlebih lagi, bulan depan akan diadakan kegiatan perkemahan sabtu minggu atau yang disebut dengan Persami. Aku sudah jauh membayangkan ke depan. Pikiranku sudah melangkah sangat jauh, dimana aku membayangkan dia akan memainkan sebuah lagu dengan gitar, diterangi oleh sinar api unggun yang romantis. Duh, aku bahkan jadi tersipu malu sendiri membayangkannya. Aku cukup asik dengan pikiranku, hingga aku harus tersentak karena kaget ketika kakak pembina memintaku maju ke depan untuk membantunya mencontohnya ikatan tali yang biasanya dipakai untuk memperkuat tenda.

Tak terasa kegiatan latihan pramuka sudah selesai. Kakak pembina mengisyaratkan untuk berkumpul dan bersiap melakukan upacara penutupan latihan untuk kali ini. Aku bergegas membereskan tali dan kumasukkan segera ke dalam tas ku. Lalu aku masuk ke dalam barisan reguku, sambil aku menolah ke arah kanan untuk berusaha mencuri pandang kepadanya. Hatiku tambah bergetar saat ini, deg-degan tidak karuan. Aku tidak konsen lagi mendengarkan ucapan kakak pembina saat menutup latihan. Aku justru sibuk membayangkan kata-kata apa yang akan dia ucapkan nanti. Apakah dia akan menyatakan cintanya kepadaku? Jawaban apa yang harus kukatakan? Apakah aku harus berpura-pura menolaknya dulu ya? Gengsi rasanya jika aku terlalu menunjukkan bahwa akupun juga sangat menyukainya.
Dan lamunanku langsung terbuyarkan dengan tepuk pramuka yang bergema di lapangan basket sekolahku. Tak lama kemudian, kami semua segera bergegas pulang setelah acara latihan selesai. Ada yang naik kendaraan pribadi, dan ada juga yang menunggu jemputan. Aku segera melangkahkan kakiku cepat-cepat, masuk ke dalam sekolah. Aku harus berjalan cepat agar tidak diketahui sahabat-sahabatku. Aku tidak mau mereka membuat kacau momen indah ini. Biarlah nanti malam aku menceritakannya kepada mereka, pikirku.
Aku mulai berjalan pelan setelah memasuki koridor, yang mulai terlihat agak gelap karena memang sudah pukul 17.30. Sebentar lagi pastinya magrib akan tiba. Kenapa ya Anton justru memilih jam segini? Kenapa sih tidak tadi sebelum pramuka aja, justru bisa lebih panjang kan waktu untuk ngobrolnya. Saat ini pastinya aku tidak bisa berlama-lama. Bunda akan mengomeliku biasanya jika aku belum ada dirumah saat jam 6 sore.
Tak lama kemudian aku sampai pada lorong dimana kelas X5, X6, dan X7 berada. Lorong ini sudah hampir gelap. Suasananya cukup temaram dimana hanya ada lampu kecil yang bergantung di depan pintu kelas X6. Kini aku sudah berada di depan kelas X7. Di samping kelas ada sebuah jalan kecil, yang menuntun ke bagian kamar mandi wanita yang berada di belakang kelas. Aku agak ragu-ragu. Apa iya Anton ada disitu. Kenapa Anton memilih disitu, dan jam segini pula. “Huh, nyebelin banget sih dia. Udah tau aku penakut!” Gumamku dari hati. Tapi segera kutepis berbagai pemikiran yang bergelayut di benakku. Kuberanikan diri untuk melangkah menuju jalan kecil tersebut. Dan tiba-tiba teriakan itu membuatku kaget
“Happy Birthday!!!”
Aku sampai terpekik agak kencang karena memang teriakan dari sahabat-sahabatku itu sangat mengagetkanku.
“Happy Bithday ya Erlin..” Nina langsung menarik tanganku, menjabatnya, dan kemudian memelukku dengan perasaan gembira. Disusul oleh keempat sahabatku lainnya yang bergantian menjabat tanganku.
“Udah yuk lanjutin diluar ya surprisenya, gelap nih disini!” Celetuk Zahra.
Ya memang ada benarnya juga, karena kondisi disitu sudah menjadi gelap. Hingga akhirnya kami bersama-sama menuju ke parkiran kendaraan disamping sekolah. Aku ga nyangka diberi kejutan seperti ini. Aku bahkan sampai heran, kok bisa ya aku lupa hari ulangtahunku sendiri. Tentunya aku sangat senang para sahabatku memberikan kejutan kepadaku. Ya meskipun ada perasaan kecewa dihatiku. Kupikir Anton akan menyatakan perasaannya kepadaku. Ternyata aku sedang dikerjain oleh teman-temanku ini.
“Sory yaa Erlin, itu yang nulis gue hehe. Elu pasti mikirnya dari Anton kan.. “ Rania meminta maaf kepadaku dengan nadanya yang menggodaku.
“Uhh sialan lu, awas ya gue bales besok!” Aku membalas godaannya tersebut. “Eh Ajeng mana ini?” Tambahku, yang baru tersadar di depanku hanya ada Rania, Zahra, Nina, dan Elisa.
“Iya tadi Ajeng nitip salam, batal ikutan karena udah dijemput papanya. Katanya ada acara keluarga mendadak gitu deh. Jadi langsung pulang tadi begitu latihan selesai” Kata Elisa, seperti biasa dengan nada centilnya.
Dan akupun mulai kebingungan sendiri. Karena saat di kamar tadi jelas kulihat ada lima sosok di hadapanku.
*TAMAT*
Cerpen Oleh Bianca79
Gambar Ilustrasi : satu


anasabila memberi reputasi
1
350
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan