Kisah Mualaf di Manado Viral, Setelah Ucapkan 2 Kalimat Syahadat, Ia Meninggal 4 Jam Kemudian
Rabu, 28 Agustus 2019 09:06
Quote:

Kisah Mualaf Meninggal 4 Jam Setelah Syahadat - Tribunsumsel.com
TRIBUNSUMSEL.COM MANADO - Kisah Mualaf di Manado Viral, Setelah Ucapkan 2 Kalimat Syahadat, Ia Meninggal 4 Jam Kemudian Tak ada seorang pun manusia yang tahu akan datangnya ajal.
Termasuk satu kisah viral di Manado ini. Seperti yang dialami Ferdinan Sumarauw Daniel, warga Lingkungan VI, Kelurahan Banjer, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa ( 27/8/2019 ).
Dia meninggal dunia 4 jam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi mualaf.
Pedi sapaan akrabnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengakui keislamannya sekitar pukul 15.00 WITA, Senin (26/8). Dia dituntun Imam Masjid At Thohirin, Abdullah M Ismail.
Pedi pun mendapatkan nama islami, yaitu Hidayatullah Daniel. Ferdinan Sumarauw Daniel dituntun imam masjid untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Kejadian ini dibagikan oleh akun Instagram @yuni_Rusmini. Dalam postingannya Yuni menuliskan. Inalillahi wainailaihi rojiun.
Husnul khotimah saudara baru muslimku.
Begitu indah hari kematian mu...amin yarroballalamin
Usai mengakui keislamannya dan mendapatkan nama islami Hidayatullah.
4 jam kemudian dirinya meninggal dunia karena sakit asma yang dideritanya.
Diketahui, pria yang sudah yatim piatu ini meninggal dunia karena penyakit asma akut yang sejak sebulan lalu bertambah parah.
DIa meninggal setelah 4 jam menjadi mualaf, tepatnya sekitar pukul 19.30 WITA.
Tetangga Pedi, Madzabullah Ali, mengatakan keinginan Pedi masuk islam tiba-tiba diucapkannya beberapa pekan terakhir ini.
Tidak ada paksaan dari lingkungan ataupun keluarga pria yang pada 9 Oktober 2019 akan berusia 40 tahun ini.
Ferdinan Sumarauw Daniel berfoto bersama imam masjid dan keluarga usai mengucapkan dua kalimat syahadat.
Usai mengakui keislamannya dan mendapatkan nama islami Hidayatullah.
4 jam kemudian dirinya meninggal dunia karena sakit asma yang dideritanya. "Almarhum adalah seorang nasrani sejak kecil. Memang lingkungan di sini, rata-rata beragama muslim.
Tapi, tidak pernah ada paksaan karena memang di sini semua saling menghargai.
Hanya, baru-baru ini, almarhum mulai belajar Islam dan berkeinginan untuk masuk Islam," kata Madzabullah, Senin (26/8).
Madzabullah mengaku terharu saat mengetahui teman masa kecilnya tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hal yang sama juga dirasakannya, saat mendengar almarhum telah meninggal setelah 4 jam menjadi seorang mualaf.
"Mungkin ini yang dinamakan hidayah dan kebesaran dari Ilahi. Nama islami almarhum, Hidayatullah, mungkin pas untuk menceritakan proses dirinya menjadi mualaf," tutur Madzabullah.
Pada prosesi membaca dua kalimat syahadat, almarhum mengenakan pakaian serba putih. Sehari-hari, Pedi membantu tantenya membuat dan menjual jajanan kue.
Hidup mati jodoh rejeki Allah yg mengatur , alangkah mulianya meninggal dgn kebaikan.
(Tribunsumsel.com/M Agustria)
Editor: Kharisma Tri Saputra
-------------
It's true, someone's death indeed no one knows. Don't think this is a funny joke.